Selasa, 03 April 2012

Membaca Hati

1.

Kita adalah bayang bayang malam, yang menyesakkan hujan
dan dadaku tak kan beranjak dari wajahmu, di sini menemani kenyataan yang berteka teki
oh, rasa ragu menelan kebisuan, terseok mencari kamu, kenangan kecilku
hanya sketsa rindu yang membenamkan kepala, untuk mengingat jejak yang telah hilang
nyanyian yang memanggil, terombang ambing di telinga
mungkin hanya puisimu, yang kucinta
dan kucium, untuk membuatmu lebih feminim
hingga musim berganti dan jatuh cinta padaku
kekasih, bersabarlah
karena aku tak akan meninggalkan semesta
sepertimu

2.

oh, tak ingin berpuisi. hanya ingin memandang fotomu, sampaiku tertidur.

3.

Membacamu

tak perlu puisi untuk mencintaimu. kita sepasang rindu yang ditulis malam, bersatu pada detik yang terhenti.mungkin perputaran nafas akan mengingatkan pada kerlip bintang di langit.sebab kata kata tak cukup membaca, hanya bujuk rayu yang tumbuh pada semilir angin.dan kau, masih menyerupa bunga yang mekar. pada bulan yang berpuisi,telah kutitipkan setangkai sajak yang pernah jatuh di jantungmu
...
...
...
purnama akan mati ketika menepi di bibirmu.


Padepokan halimun 25 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar