Selasa, 03 April 2012

Histologi Cinta 1

Histologi Cinta

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 24 September 2010 pukul 22:43 ·
 
Histologi Cinta

Juwita dan Pondok halimun, 12 Juni 2001

Di bawah guyuran air hujan yang hangat, di jalan yang telah kau tulis di lembaran masa lalumu. Waktu pertama kali ku melihat dirimu dalam balutan asmara. Ku mendongak dan terkejut, seorang wanita cantik berkulit putih berdiri di balkon tahtamu nan juwita. ”Seorang wanita sintal, cantik dan pucat,”desisku.lalu kita berkenalan, kaulah yustiku.

Ketika kita duduk berhadapan, dalam hitungan menit, ku tidak bisa menahan diriku, hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya.
"ceritakankanlah tentang keluargamu,”pintaku. kutahu, ucapan itu membuatmu merasa hanyalah kaulah yang aku perhatikan dalam ketulusanku. lalu kau bercerita tentang dirimu,  perpisahan ayah ibumu, juga tentang derita serta penyakit yang dialami saudaramu.

Kau menyimpan banyak pikiran dan tak ada yang bisa diajak bicara. kau menumpahkan seluruh cerita tentang keluarga, kesedihan dan kekhawatiranmu. Aku hanya mendengarkanmu dengan sungguh-sungguh tanpa pernah mengatakan tak perlu merasa begitu. Hanya sesekali aku menyarankan cara-cara untuk mengatasi perasaanmu. kau begitu terpesona,”bagaimana aku bisa tahu apa yang harus diucapkan, yang membuatmu merasa tenang?”
Kita mengobrol hingga jam tiga pagi,aku pikir,”kau benar-benar polos.”

Mungkin untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun kau baru bisa bertemu seseorang yang dapat membuatmu gembira. Meski yang masuk keperut kita hanya kopi sejak pukul 6 pagi. kau tetap tersenyum yang selalu membuatku berdebar-debar.
Aku pikir,” jika aku tidak bisa menjadi suamimu, mungkin aku tidak bisa menjadi temanmu.”……………………………………

Gumelar, 24 September 2010

Pusaran hangat cintamu meluluhkan hatiku. ketika cinta kau jadikan bahasa yang membuatku terdiam penuh rindu. Bahasa cinta yang kau sentuhkan di keningku adalah caramu tuk mengerti dunia yang telah kutulis di lekuk bibirmu. kulihat hatimu sungguh indah di antara para wanita pemilik hati nan lembut. tapi ada beberapa retakan hati yang tersirat dalam rinduku.”………Sifat-sifatmu yang kusukai dalam dirimu sekaligus membuatku cemburu, yaitu komitmenmu yang penuh tanggung jawab kepada kaum miskin, jadwalmu yang tak terbatas dan kasih sayangmu yang sangat besar kepada sesamamu.”

“Sebagai suamimu, aku akan menempatkan kebutuhan-kebutuhan emosionalku sendiri di tengah jalan dan menghalangi visimu yang penting….”

Aku hanya ingin kau tahu, betapa aku sangat mencintaimu. kasih, kau adalah bagian dari histologiku yang tak tergantikan…………………………..


Nb :Kehangatan kemanusiaan berjuta-juta kali lebih indah dari sekedar sembilu cinta yang melukakan.


Padepokan Halimun, 24 September 2010



· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar