Selasa, 03 April 2012

Cerita Dari Ruang Yang Tersembunyi

Cerita Dari Ruang Yang Tersembunyi

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 22 Januari 2011 pukul 20:44 ·
 
Cerita Dari Ruang Yang Tersembunyi

cinta. seperti bulubulu manekin dari burung malam. malam yang dingin memetik cahaya lampu jalanan. di mana tersembunyi kupukupu yang terbang di jalan setapak. ia tak pernah mengerti kapan musim semi mulai tumbuh akarnya. akar yang kelihatan sayu matanya ketika menyanyikan tarian mentari. lalu harihari mulai berganti di bawah jam tidur cinderella, yang tersimpan di kotak musik anakanak. suaranya tertutup sayap yang menangis di depan pintu hati. nafasku mulai menghitung bungabunga yang jatuh  waktu makan malam. aneh, waktu yang memanjang mematukan paruhnya di sofa beludru, yang biasa kita duduki ketika subuh mulai beranjak membenci cahaya.


nikmatilah menuju penjara dan aku
menuju udara yang bebas
ada yang beda ketika matamu tajam menembus jantungku
sedikit berair,  seruan si pemilik mimpi di pelupuk senja
mengikat dunia rindu di ruangan cahaya
menggetarkan hatiku

gemetar darah cintamu mengalir deras
sementara hatiku seperti orang gila
darah yang menetes di dahi adalah jalan terjal
seperti pertapa gila tertawa di papan catur

sabetan pedang cintamu di mulut iblis
seperti tukang jagal penebus nyawaku
mata pisau perawan bagai perak yang bersinar di uratku
dengan pelepahpelepah  takdir yang memisahkan jarak dan waktu
saat pagi semakin bening di paras wajahmu

cintaku membutakan ribuan mil suara yang ku tinggal di belakangku
kematian cintaku tak lebih penting daripada matinya seekor anjing
tergeletak di bawah cerita para orang tua
yang kupunguti dari rempahrempah roti  burung merpati
cinta kita sudah tua, yang terikat  oleh takdir

tapi aku masih ingin menggenggam hatimu
dengan senyuman yang kusembunyikan di balik pintu awan
saat bibirku menyapa bulubulu  lehermu

Padepokan Halimun, 22 Januari 2011

· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar