Jumat, 06 April 2012

Nyanyian Dedaunan

Nyanyian Dedaunan

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 18 November 2010 pukul 20:16 ·
 
Nyanyian Dedaunan

malam ini akan kubisikkan pada bungabunga rindu
dan daundaun yang berguguran,
ketika bercanda dengan angin
sesekali tertawa renyah
di atas janjijanji dan simbol ikatan

kuseru namamu dalam galau cinta,
wahai dara bermata bening
bak bintang kejora
yang senyumnya
menggetarkan sukma
yang lambaian tangannya
menjadi peneduh jiwa

pernyataan cintaku tak tergantung musim
tak mekar di bawah cahaya mentari pagi
tangkaimu tak tumbuh ditaman istana
dan kelopakmu tak terjajah lagi

ketika musim hujan menggelar mendung
kau masih mendekap mawar merah
hujanpun bernyanyi merdu
dan burungburung kecil mewarnai angkasa
saat valentine mulai basah

cintaku bersenandung di bukitbukit
mengalun jauh ke sungaisungai
di langit, lagulagu itu bersatu di larik pelangi
ketika pintu langit terbuka,
satu burung kecil membuka telinganya
dibiarkan lagulagu itu memenuhi hati
dan keluar lagi dengan paruh mungilnya

aku duduk bersandar di pohon tua
sambil melepas lelah di tengah symponi panjang
kala kabut tebal masih pekat membutakan mata
dengan nafas yang berirama di setiap detak jantung

bagai tembang pagi di dedaunan yang berbisik asyik,
di cumbu angin rindu


* 1 dari 10 antologi puisiku
tapi kayaknya tidak masuk tema,
mohon saran dan kritikannya

sahabat silahkan masuk
pintuku tak ada sekat

Padepokan Halimun, 18 November 2010




· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar