Jumat, 06 April 2012

Bahasa Nafasku

Bahasa Nafasku...

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 23 Agustus 2010 pukul 21:49 ·
Bahasa Nafasku...

Kulihat alam semesta terus bergerak dan berputar menuju titik kehancuran
Begitu juga nafasku yang terus bergerak, bertakbir dan tidak terpengaruh putaran waktu jagat raya
ujung nafasku bukanlah nafas & wujud nafasku terasa sayup-sayup
kuhanya menghadap pada sesuatu yang tak terbatas dalam kalimat Syahadat
dalam diam, tak terlihat apapun
Kulihat nafas dan jiwaku berangkat dan terus mengucapkan salam
Kuhadapkan wajahku ke wajahMu, pencipta langit dan bumi
Yang Maha Luas tak terbatas dan jiwaku juga menginginkan itu
Jiwaku lari pada Yang tak terbatas dan Maha Luas dan tidak membatasi pada tulisan

Ku pahat peta perjalanan spiritual
Kutarik garis lurus pada kompas dan navigasi
kutenangkan hati dan pikiranku dengan nasehat dan obat hati
Dengarkan...dengarkan dengan seksama.....
Sedih dan senang bukan perasaan huruf-huruf
Bahasa bukan kata-kata dan suara...
Kuhanya ingin bahasa ilham dan hidayah

Tunggu dulu....
Bersihkan hatimu maka hidayah Allah akan bisa menggetarkan hatimu
Lidahku terus bergetar dalam quantum learning untuk mencerdaskan otakku
Bacalah Al Qur'an yang mempunyai nada yang sama dan tak terputus untuk hatimu
Jiwaku terus bergerak dan kuarahkan...
Satu ketenangan mengalir yang bukan bahasa dan tulisan

Kujadikan nafasku seperti anak yang baru lahir dari rahim ibu
Melukis nuansa nafas dan pencerahan untuk kesadaran hakiki
Kiblat nafasku menyambut kehadiran Illahi Rabbi
Akhirnya aku menemukan nafasku yang sebenarnya
Aku merasa ada sesuatu di nafasku...
Hhhhmmm..kuingin nafasku tak pernah mati
Hingga atmosfer ketenangan dan kedamaian terasa menyentuh kalbuku

Ketika Malaikat Pencabut Nyawa Para Anak Adam menjemputku, ruhku terus meronta dan bergolak
Kulihat nafasku tersenyum dan berkata ruhku, " tenanglah kawan, kau tidak akan mati, aku akan terus menemanimu sampai kapanpun, sama seperti ketika Allah meniupkanku ke dalam tubuh kita pertama waktu di rahim ibu."
Nafas yang sama ketika di perut dan ayunan ibuku
Kuingin menemukan khusnul khotimah sebagai titik akhir perjalanan ini
kutahu tidak bisa terus lari menjauh
Aku tidak takut mati, hingga ku bisa menyebut AsmaMu dengan tenang dan penuh cinta


NB : para sahabatku, silahkan masuk...
Pintu tidak tersekat oleh jumlah tag...
semoga kalian bisa menikmati sajianku ini...

Padepokan Halimun, 23 Agustus 2010
· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar