Selasa, 03 April 2012

Histologi Cinta 3

Histologi Cinta 3

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 27 September 2010 pukul 22:52 ·
Histologi Cinta 3

Sukabumi, 25 September 2001
Secarik Cinta Yang tertinggal

Aku ingat, kemarin ku anggap diriku orang yang paling bahagia sedunia, segalaksi jagat raya dan diantara semua mahkluk ciptaan Tuhan. Belum pernah kurasakan bunga dan rerumputan seharum ini dan mentari di langit biru terasa lebih hangat cahayanya, yang merasuki jantungku. kau menerima cintaku..!!!!!!

Cinta...! aku sangat  bahagia dan dadaku serasa meledak ketika aku bisa mencium kening dan bibirmu. kalau saja perasaan ini bisa ku alami sepanjang waktu. Ah, aku tak rela hari ini cepat berakhir. Apel ke rumahmu. aku malah ingin cepat pulang lebih awal dengan alasan tak enak badan, tapi sebenarnya hatiku berdebar-debar memikirkan hal itu. Aku tak enak hati jika mengatakan itu padanya, diary, karena aku  tak yakin bakal betah di hatinya.

Oh Tuhan, tolong aku untuk menyesuaikan diri agar bisa diteima dan bisa masuk serta tidak menjadi beban hidupku. Dulu kupikir aku tidak akan membeli diary baru setelah kamu penuh dengan tulisanku. Tapi kini rasanya tidak, orang harus mampu membahas masalah dan pikirannya dengan orang lain. Bukan dengan bagian dari dirinya, seperti halnya kau dan kamu. tapi kayaknya aku  lebih suka membeli diary baru..hehehehe..

kasih, imaji yang kau berikan membuatku terus terbang ke awan-awan putih. menandai pelangi jiwaku yang kau sentuh dengan cintamu.  cintaku bukanlah selendang sutra yang mudah robek oleh sekedar hasutan yang tak bermakna. tapi cintaku bertaut bagai bintang dan langit yang terus menyatu.

sayang, bagiku kau bagaikan dewi cinta yang menyihirku perlahan-lahan dalam ruang dan waktu. Kau memainkan cintamu dengan dua tangan yang membius jiwaku. Tangan yang satu dengan cinta sucimu sedangkan tangan sebelah dengan jeratan asmara yang membuatku gila. Semua berjalan seperti yang kau inginkan dan menandai rasa cintaku yang tertulis di ruangan hatimu



Solo, 15 September 2009

Ilustrasi Cinta

Ilustrasi cintamu sudah menjadi bagian vital hidupku. tanpa cintamu hidupku terasa hambar. Suasana hatiku sulit terbangun dan adegan di tiap babakku terasa berat. Lewat peran dan tatanan cintamu, hidupku menjadi lebih hidup dan bernyawa.

Aku tahu tiap pernikahan punya masalah, tapi badai pasti berlalu. dan itu tertancap kuatdi benakku. Tak aneh kalau gambaran hatiku berwarna hijau pupus sederhana yang selalu ingin berlari riang gembira menembus padang rumput dan pepohonan. 4 tahun pernikahan memang waktu yang baru dan sedikit bagi kita untuk jauh melangkah. kau sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari denyut nadiku.

Ilustrasi cintamu memang telah mengurangi beban adegan tiap detik hidupku dan bukan hiasan semata.Cintamu yang hidup telah membentukmu sendiri dan ini bukan untukku sendiri. Dirimu bukan lukisan yang membisu tanpa arti. tapi aku lebih suka dirimu yang bagai gambar tanpa dialog yang mebuat taksiran hidupku lebih jelas dengan ilustrasi cintamu.

Cintamu seperti lagu yang bertema kuat, lengkap dengan melodi dan liriknya. Aku bisa menyimak pecahan lagu cintamu yang mengambil bagian seperti string gitar atau piano yang menjadi ilustrasi cintamu sendiri, serta penuh hiasan dan tulisan partitur yang terekam.

Nyaman sekali ilustrasi musik cintamu saat ini yang kadang-kadang penuh nada-nada cemburu meski rekaman cemburumu bisa sampai 5 - 6 jam. memang mahal dan penuh resiko.hal itu tidak bisa di putar ulang dari awal dan di rewind.

Aku paling suka dengan ilustrasi cintamu yang memadukan musik jawa sunda, tradisional minang, talempong dengan orkestra 16 biola di tiap adegan kita. Tapi konsep cintamu yang berkonsep hening lebih memabukkanku.

Pada akhirnya, aku ingin lebih bisa menghargai dan memperhatikan musik cintamu yang terus memancar di gairah jiwamu. yang merupakan nyawa dari cinta yang kau berikan padaku.


Padepokan Halimun, 27 September 2010

· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar