Jumat, 06 April 2012

Wajah Negeri Yang Berkarat

Wajah Negeri Yang Berkarat

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 10 Oktober 2010 pukul 12:08 ·
Wajah Negeri Yang Berkarat


Setiitk darah menggenangi  kelopak-kelopak bumi
mengguncangkan yin yang jagat raya
menggores waktu para pesohor negeri
menelan mentah-mentah akar-akar derita
kemudian memuntahkan tanpa sisa
Sementara kami hanya menjilati kakimu
bagai anjing penjaga rumah!

hei.... kau tahu negeri ini bukan rumah para penjagal!
kau suruh kami  berteriak-teriak tanpa aturan!
berapa kau bayar satu nafas dan darah kami?
bukankah gigitanmu membuat karat laut dan daratan
memuakkan..!

jiwa kami hanya seonggok sampah buatmu
hidup itu bukan nyanyian klarifikasi semata
lidahmu menggantung di wajah para satpol PP
merusak daya pikir rakyat
harta tarian iklan TV, bagai racun yang merasuk pelan-pelan

Aaarrrgghh....
mimpi itu masih panjang terselip
penuh liku dan dahaga yang menyusuri
tapi kau masih diam bagai orang mati
di pelataran kuburan tak bertuan!

jiwa kerdil melompat-lompat menghisap  uang rakyat
tertawa terbahak-bahak di balik tentaramu
bukankah kami masih punya hutang para nenek moyang
lalu, anak cucu kami mau makan apa?
tiap malam hanya rengekan anak yang terdengar

kau hanya memberi kami mimpi
dan ucapan formalitas terima kasih yang menyedihkan
sambil duduk di kursi nistamu
bagiku, kau hanyalah sampah yang berkarat dalam cacing-cacing kuburan!



Padepokan Halimun, 10 Oktober 2010


· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar