Rabu, 04 April 2012

Narasiku

Narasiku

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 6 Desember 2010 pukul 20:25 ·
 
Narasiku

dadaku serasa ada yang hilang, membakar
tercabut dan tercampak dengan kejam
bongkahan hatiku  terkoyak,  berdarah
teraniaya dan terbuang di satu titik nyawa

dadaku  complong, ku kirim ke pada tulang rusuk
aku merasa kehilangan, hanya sunyi adam
mata  menerawang, betapa misterius
lengang dan sunyi yang di patahkan Tuhan
ku ingin masuk ke ceruk tanah yang dalam
pengap dan menyesakkan nafas
mendengar genta kematian yang memekakkan telinga

langit tampak muram
halimun putih terbentang pekat menutupi kekuatan matahari
daya kosmis terperangkap di genggaman jariku
dan bumi  kembali tertidur  dalam pelukan temaram

alam suram menjadi bayang-bayang kelam yang memantul pada wajahku
kabut menjebak nafasku yang tersaruk-saruk
kaok burung gagak merobek kesenyapan malam
hitam menenggelamkan bayangan
suara tenggelam dalam sunyi
dan semua gerakan seperti
tak menyentuh apa-apa

tapi kau wanita!
beningnya matamu membutakan hidupku
karena luka atau karena langit
yang menyiram dengan kehangatan cahaya

mungin aku begitu dekat padamu
sebagaimana maut bagi nafas kita
mungkin aku punya arti  bagimu
pamitlah sebelum pergi, agar aku
tak mencari, agar aku tahu ke mana
harus mengikuti, beritahu aku
bila kau lelap, supaya cintaku padamu
tidak menjadi sia-sia


Padepokan Halimun, 6 Desember 2010

· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar