Jumat, 06 April 2012

Senandung Seruling Hamisi Di waktu Senja Saat Burung-Burung Bernyanyi Di Pohon kamboja

Senandung Seruling Hamisi Di waktu Senja Saat Burung-Burung Bernyanyi Di Pohon kamboja

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 15 September 2010 pukul 15:31 ·
Senandung Seruling Hamisi Di waktu Senja
Saat Burung-Burung Bernyanyi Di Pohon kamboja

Aku bertanya pada Tuan Takur, kakekku
"kenapa burung-burung itu terbang ke atas sana?"
Tuan Takur hanya tersenyum padaku,
Lalu aku bertanya lagi,
"kenapa burung-burung itu bisa lepas dari sangkarnya?"
"Bukankah sangkar burungnya sangat indah dan terbuat dari emas?"
Tapi Tuan Takur hanya menjawab,
"Sudah kau beri makan burungmu Nak?"
He..he..he..he..sudah Kek, kataku."

Duhai burung-burung hatiku,
Dzikir dan obat hatiku apakah bisa menenangkanmu?
Apakah sangkar emas ini bisa menutup hijabmu pada pemilikMu?
Burung-burung hatiku selalu bersenandung rindu,
Memintaku menjaga hatiku yang kelam dan retak
Jangan sampai iblis duduk di hati dan menjadi sahabatku
Bukankah kau sudah mencium bau bunga kamboja?

Kuingin suara lantunan seruling hamisi menemani di tiap helai nafasku
Sampai warna langit merah senja seperti jilatan api di kampung halaman
Ketika iblis memandang hitamnya hatiku,
Aku merasa ada badai di tubuhku
Kedua telapak tanganku berkeringat,
Begitu juga dengan kulit kepala dan tengkukku
Seperti masuk ke tenggorokan iblis

Tiba-tiba ruangan hatiku merasa hening
Pola-pola aneh berubah-ubah di langit senja
Berubah-ubah jadi warna-warna dan berputar-putar
Semburat-semburat raksasa merah,biru, dan kuning

Setelah melewati saat-saat yang seolah-olah tiada akhir,
Aku merasa mulai turun dari perasaan melayang itu
Dan burung itu mulai lepas terbang ke atas
Meninggalkan sangkarnya yang merintih sedih
Di bawah keharuman bunga kamboja nan rindang
Dan pesta iblispun mulai berakhir
Di sambut pesta para malikat yang tertawa kegirangan
Saat burung-burung itu terbang diantara surga dan neraka  

Kurindu lantunan seruling hamisi yang selalu berbisik lembut di hatiku di waktu senja
Sungguh mendebarkan dan menenangkan burung -burung hatiku
Membuatku terbang melayang bagai kapas menari diantara angin-angin surga
Serta membawaku seperti menaiki bintang jatuh di galaksi Bima sakti
Serulingku, Ingin kujadikan kau sebagai kekasihku


Jika kau rindu padaNya,
Bawalah jiwamu menuju keindahanNya,
Dan pastikan jiwamu lebih sampai dulu daripada tubuh fisikmu
Jangan kau hijab semua dengan ilmu dan kesombonganmu

Ya Rabb, aku hanya bisa menujumu 1 langkah,
Tapi kau memberiku 1000 langkah untuk menujuMu
Duhai Penguasa langit dan Bumi,
Di sini aku hanya menanti panggilanMu bersama burung hatiku
Dengan kepakan sayap-sayap kecilnya
Yang selalu bernyanyi di batang-batang pohon kamboja

Nb :
1. Seruling : agama
2. Hamisi : 5 kebaikan ( 5 rukun Islam ), kata Hamisi kuambil dari catatan sahabatku, Husni Hamisi,"menulis Arti Sebuah Nama Bagiku".(terima kasih sahabat)

3. Burung : Ruh
4. Sangkar Burung: Tubuh Manusia
5. Bunga Kamboja: kematian atau kuburan.


Sahabat, silahkan masuk
Pintu hatiku tiada sekat untuk kalian
mohon saran dan kritikannya


Padepokan Halimun, 14 September 2010







· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar