Rabu, 04 April 2012

Semua Hanya Suara Tak Bertepi

Semua Hanya Suara Tak Bertepi

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 4 Januari 2011 pukul 14:47 ·
Semua Hanya Suara Tak Bertepi

1.
matamu adalah cinta yang tertinggal di ranting pohon
yang membawaku ke ujung angin yang berhembus
hati yang mengapung di sungai keruh
menghanyutkan sampah daun kering

demi gelombanggelombang laut di perairan sunyi
demi hati yang tergetar dalam pangkuan rindu
sukmaku tertambat tarian burung pelatuk
ketika suara lebah berdering seharian
seperti pelaut dengan aksen dingin

gitaris bertato sayap iblis
menulis nadanada aliran air yang berlompatan
aku melihat  ratuku bangun di tengah malam
saat hatiku terpenjara bersama pelacur

kau tidak berubah,
hanya kau wanita yang bisa di hina dengan jari
hatiku terbungkus kain kafan
dan terhuyunghuyung di gamelan api

tetapi, burung merak masih tetap terbang ke  tenggara
terdiam di pusat air terjun
menarinari di tengah hujan

sepasang mata iblis mengorek luka
tertawa terkekeh dan menanti selembar nyawaku
aku tak lagi ada sayang,
karena aku hanya sebuah bingkai retak
di tanah basah  yang teronggok sepi
saat semua menjadi gila

senyummu mulai lapuk di makan usia
neraka bertulang keropos
matamu semakin sunyi
tertutup kabut beku

aku adalah mimpi yang tertindas
sehitam bumi yang telah mati
bayangmu tertutup ilalang
tempat aku meringkuk dalam sunyi

karang tak bertepi dalam jiwa
cintaku pada pemutar hatimu mulai mengeras
ketika kau mendapatkan kelembutan hatiku
yang memberi denyutan pada jantung hidupmu


2.
aku masih menantimu
dengan waktu yang berbungabunga
suara yang kau tiupkan di hatiku
membuatku gila dengan waktu yang berjalan sangat lambat

aku masih di sini sayang,
saat nafas terakhirku menyebut namamu

aku semakin gila dalam pusaran cintamu
hari demi hari hanya hiasan tiada henti
bagaimana aku harus mengambil tempat di sisimu?
jika pandangan matamu selalu membuatku tertunduk malu


Padepokan Halimun, 4 Januari 2011
· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar