Jumat, 06 April 2012

Bunga Kesunyian

Bunga Kesunyian

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 9 November 2010 pukul 21:16 ·
Bunga Kesunyian

kasih, lukaku tertunduk layu tanpa lipstik di bibir cintaku. Jika kenangan itu mulai menyentuh pintu hatimu, angin rinduku yang berlalu akan bertiup tanpamu. Menari di kesunyian kisah cinta, yang kau bawa dengan sekeping belaian malam. Mungkin hati ini akan mencari bunga pengganti di tetesan air hujan yang membasahi cahaya rembulan. Di ujung malam-malam yang pernah kita lalui, pernahkah kau merajutnya kembali untuk kita?

selembar nafas ini akan membunuh rasa yang tertinggal di irama-irama ruang kosong, hanya untuk menanti rindu yang telah mati. Semua hanya bayang-bayang ranting kenangan yang berguguran di tiap nada-nada yang kau buat di daun-daun pohon plum. Dulu, ketika detak  jantungku menemukan bunga cintamu, kau mengikat janji-janji dengan tali simpul hati di ruang rindu.Sekarang, jalinan kisah cinta itu hanya sebagai hiasan retak yang terhubung dengan  benang putus.

Lalu apakah arti hakekat rindu ini bagimu? semua hanya elegi yang memudar warnanya di larik-larik pelangi di langit hampa.
Pengakuan dari mulut rahasiamu, menjerat rasa sakit kebohonganmu. Seperti bunga lily, cinta yang tumbuh di dataran berbatu bagai luka bernanah di teriknya mentari. Mungkin rasa cintaku akan mati di telan pusaran waktu, tapi tiap detik seraut wajahmu  selalu terbayang di pelupuk mataku.

Pertanyaan Lisa
"Lihat, nek!Lihat, nek! Lisa punya pita! Lisa punya pita!" Seorang perempuan tua muncul bergegas, dan si kecil cantik dari negeri dongeng itu menyorongkan bagian belakang kepalanya."Lisa manis ya nek?Lisa manis ya, Nek? begitu kata Bibie Ira."
"ya, y. Lisa manis." perempuan tua yang di panggil nenek mengacak-acak rambut cucunya." tetapi lisa telah melupakan sesuatu Lisa belum makan siang, bukan?"
"Sudah, nek. Sudah. Di rumah Bibie Ira." Kepala lincah si bocah berpaling." Ya kan, bie?"
Bibie Ira tersenyum, lantas mengangguk ke arah si nenek."ya,bu. Kebetulan tadi aku masak serundeng. Lisa tampak amat berselera."
"Selalu saja numpang makan di rumah Bibie Ira." Si nenek menggeleng-gelengkan kepalanya."kenapa, heh?"
"enak, nek. masakan Bibie Ira enak?"
"Masakan nenek tidak enak?"
Si bocah terdiam, lalu menggeleng."masakan Bibie Ira lebih enak."
Si nenek tertawa. Disusul ketawa Ira. Menertawakan kepolosan tentu.
"Apa yang Lisa ucapkan kepada Bibie ira?" lanjut si nenek.
"terima kasih. Lisa mengucapkan terima kasih."
"Untuk pita ini?"
"Juga terima kasih."Jemari mungil si bocah bergerak ke arah kepala.
"Lisa manis ya, nek? Lisa maniiissss...."Dan tanpa aba-aba ia bergerak masuk ke rumah, mendahului si nenek dan Bibie Ira.
Begitu Lisa lenyap di balik pintu, si nenek berujar - nyaris berbisik.
"kamu sudah mengambil uang kiriman

Padepokan Halimun, 09 November 2010

· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar