Rabu, 04 April 2012

Puisi Mati

Puisi Mati

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 4 Desember 2010 pukul 16:53 ·
 
Puisi Mati

tak ada yang berubah, kecuali dirimu
dan aku masih mengamati dan menikmati kincir-kincir waktu
pohon kapuk merengkahkan buahnya tanpa aturan musim
angin masih rindu menerbangkan serat-serat mimpi
di setiap bibir-bibir tanah, masih mengalir angan yang tertekuk

dalam air mata dan mimpi yang tercampak
kau masih terus memburu  nafasku
hanya sesekali   jemari tanganmu menguntai nisanku
waktu secarik kata-kata  rapuh  kau lempar ke mataku

hidup yang kau tawarkan ke jantungku pagi ini
terlalu keras untuk kuteguk bersama sekerat  embun pagi

waktu aku jatuh cinta padamu
kusimpan dukaku di tengah rimba
dan kukubur semua kata-kata dan puisi indah di samudera
cukup dengan pandangan mataku,
maka kau akan jatuh dalam pelukanku
cukup diriku yang kuberikan untukmu

karena pada akhirnya akan kembali sunyi seperti dulu
lapuk di makan belatung yang tersisa

tapi nafas rinduku masih setia menjagamu
ketika cinta menjadi kematianku

Padepokan Halimun, 4 Desember 2010
· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar