Jumat, 06 April 2012

Senja Kematian

Senja Kematian

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 11 Oktober 2010 pukul 22:38 ·
Senja Kematian


masih seperti dulu
burung-burung camar berkoak-koak di ujung lautan
Ombak-ombak  bergemuruh menari-nari di bawah kereta istana  Ratu Selatan
misteri desah nafasmu masih  terpaku dan berlalu
Ketika waktu membeku di antara rumput-rumput yang bergoyang
kata-kataku masih kelu beterbangan di atas geraian rambutmu
seperti goyangan zig zag kupu-kupu hitam

batu-batu karang masih tegar berdiri
menutup plateu pintu hatimu
membias siluet warna jingga adamu
jejak-jejak kisah yang tertinggal di pasir-pasir putih
masih tertancap mengaliri darah rembulan yang meintih pilu

langit senja berubah-ubah merah
berputar putar bagai jilatan api iblis
mengurai cerita yang hilang di telan waktu
menghapus  bayangan malam temaram
bersama nyanyian kelam yang mulai redup
ditingkahi bayangan ribuan kelelawar di langit

rasa itu telah mati
membawa satu belenggu dusta dan derita
tersembunyi di jantung hutan rimba
menembus  palung-palung dasar samudera
membakar  kawah-kawah gunung api

tubuhku semakin rapuh
tulang-tulangku hancur tertiup angin kebencian
warnaku semakin pudar
meleburkan rasa cinta yang menjauh
sampai kematian menjemputku



Padepokan Halimun, 11 Oktober 2010




· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar