PUISI INI DIIKUTKAN DALAM ANTOLOGI PUISI: KASIH- TANAH, AIR, UDARA
PUISI INI DI IKUTKAN DALAM ANTOLOGI PUISI: KASIH TANAH AIR DAN UDARA
[hasil dari buku ini akan di sumbangkan kepada para korban bencana alam di seluruh tanah air]
Salam Dari Ibuku Yang Masih Tradisional
1.
Awan Panas
: Merapi
Angin sore mengendus-ngendus
berkejaran di bawah langit, yang bercerita tentang awan
yang membawa sayap dari tiang-tiang mentari
menerbangkan debu panas dan dedaunan
yang berwarna kuning kecoklatan
bunga-bunga kamboja mulai rontok
jatuh berguguran di batu nisan
sebagian melayang-layang dengan gusar
dan hanyut menempel di gundukan tanah
lahar merapi berdendang, seperti genderang perang
yang rindu pada suara-suara tak bertuan
bagai dentuman palu godam
yang siap meremukan kepala
dan awan-awan panas yang membakar malam
membuka pori-pori kulit bercampur belerang
air mata yang menetes, tunduk pada tanah
kaki dan tangan berdoa di tengah getaran yang di tikam malam
awan panas menjerat sukma
memabukkan nafas yang diam-diam beranjak pergi
nyawa yang bertandang saat mentari terbit,
mulai tampak punggung di kala senja
dengan mengucap salam santun
bagaikan debu yang menyelinap di daun pisang
tersebar tertiup angin
dan menari-nari di pelupuk mata
bola api yang menyala terus mengutuk
membakar hati yang hitam pekat
hangus penuh luka dan bernanah
awan panas bergeser membakar,
membara di tubuh tanah asal
bergoyang ke kiri dan kanan
berputar menjilati sawah ladang
kemudian menerjang, menghanguskan ilalang
yang tertidur dan tumbuh di kali kuning dan gempol
tarian kematian berjatuhan di sudut-sudut ruang yang terpejam
membakar sarang langit-langit kamar
dan kelambu foto pengantin
yang tergantung di dinding rumah
tapi di sini, Allah mengirimkan rahmatNya
bagai tarian para bidadari surga
yang di bawa oleh anak-anak angin
mereka menyiram bumi dengan kesejukkan
menyuburkan tanaman yang terlelap
sampai di ujung-ujung kaki
untuk semua makhlukNya
yang sering bertanya dan pulang
2.
Tarian Anakanak Air
:Mentawai
mentawai di kala pagi,
anak- anak ikan berlompatan
menjemput mimpi-mimpi alam
membasuh hidup sejuta warna
sinar mentari berkejaran dengan embun yang menetes
membuai rindu yang menatap pilu
warna pelangi masih semburat lembut
menawan kisah cinta dua dunia
yang datang bagai munculnya sekuntum bunga
di tepian pantai yang memutih
mentawai di kala siang,
melepas harapan yang penah terkubur
jiwa-jiwa penuh daki berlalu lalang
terdiam, ketika ombak seperti membeku
di sudut-sudut ruang gelisah
angin hitam membawa kabar tentang gelombang
tertawa di liang lahat
penuh tombak-tombak pencabut nyawa
merindukan nyawa anak manusia
yang akan dijadikan pengantinnya
mentawai di kala malam,
tubuh-tubuh rapuh bergentayangan di tepi pantai
ketika gelombang pasang datang membawa janji
dengan salam hangat dari ibu
merindukan anaknya yang lupa akan rumahNya
tiap detik waktu yang berjalan
anak-anak air berlarian membawa ruh rindu
bercerita tentang dongeng anak manusia
yang menjaga alam dengan rasa sayang
3.
Air Perawan Di Bukit Gundul
:Wasior
angin malam masih terlelap
dalam kehangatan bunga tidur
ketika langit menjadi hitam pekat
air!air!
air bah yang masih perawan
dengan kolong-kolong yang menganga
berkejaran dari atas bukit-bukit gundul
melewati angin yang bermain-main di ujung malam
seperti wabah penyakit
diantara gerisik kampung ilalang
menghampar di bawah tangisan wasior
air bah itu berlarian merunduk-runduk
menikmati nyawa-nyawa bumi
menangis ke seluruh alam
penjuru lekuk bukit menyapa duka nestapa
yang terserak di antara rimbunnya kematian
dan geleparan tubuh-tubuh kaku yang memucat
Andrie Enrique Ayyas Camarena
Lahir di Solo, 2 September 1976
Padepokan Halimun, 28 November 2010
[hasil dari buku ini akan di sumbangkan kepada para korban bencana alam di seluruh tanah air]
Salam Dari Ibuku Yang Masih Tradisional
1.
Awan Panas
: Merapi
Angin sore mengendus-ngendus
berkejaran di bawah langit, yang bercerita tentang awan
yang membawa sayap dari tiang-tiang mentari
menerbangkan debu panas dan dedaunan
yang berwarna kuning kecoklatan
bunga-bunga kamboja mulai rontok
jatuh berguguran di batu nisan
sebagian melayang-layang dengan gusar
dan hanyut menempel di gundukan tanah
lahar merapi berdendang, seperti genderang perang
yang rindu pada suara-suara tak bertuan
bagai dentuman palu godam
yang siap meremukan kepala
dan awan-awan panas yang membakar malam
membuka pori-pori kulit bercampur belerang
air mata yang menetes, tunduk pada tanah
kaki dan tangan berdoa di tengah getaran yang di tikam malam
awan panas menjerat sukma
memabukkan nafas yang diam-diam beranjak pergi
nyawa yang bertandang saat mentari terbit,
mulai tampak punggung di kala senja
dengan mengucap salam santun
bagaikan debu yang menyelinap di daun pisang
tersebar tertiup angin
dan menari-nari di pelupuk mata
bola api yang menyala terus mengutuk
membakar hati yang hitam pekat
hangus penuh luka dan bernanah
awan panas bergeser membakar,
membara di tubuh tanah asal
bergoyang ke kiri dan kanan
berputar menjilati sawah ladang
kemudian menerjang, menghanguskan ilalang
yang tertidur dan tumbuh di kali kuning dan gempol
tarian kematian berjatuhan di sudut-sudut ruang yang terpejam
membakar sarang langit-langit kamar
dan kelambu foto pengantin
yang tergantung di dinding rumah
tapi di sini, Allah mengirimkan rahmatNya
bagai tarian para bidadari surga
yang di bawa oleh anak-anak angin
mereka menyiram bumi dengan kesejukkan
menyuburkan tanaman yang terlelap
sampai di ujung-ujung kaki
untuk semua makhlukNya
yang sering bertanya dan pulang
2.
Tarian Anakanak Air
:Mentawai
mentawai di kala pagi,
anak- anak ikan berlompatan
menjemput mimpi-mimpi alam
membasuh hidup sejuta warna
sinar mentari berkejaran dengan embun yang menetes
membuai rindu yang menatap pilu
warna pelangi masih semburat lembut
menawan kisah cinta dua dunia
yang datang bagai munculnya sekuntum bunga
di tepian pantai yang memutih
mentawai di kala siang,
melepas harapan yang penah terkubur
jiwa-jiwa penuh daki berlalu lalang
terdiam, ketika ombak seperti membeku
di sudut-sudut ruang gelisah
angin hitam membawa kabar tentang gelombang
tertawa di liang lahat
penuh tombak-tombak pencabut nyawa
merindukan nyawa anak manusia
yang akan dijadikan pengantinnya
mentawai di kala malam,
tubuh-tubuh rapuh bergentayangan di tepi pantai
ketika gelombang pasang datang membawa janji
dengan salam hangat dari ibu
merindukan anaknya yang lupa akan rumahNya
tiap detik waktu yang berjalan
anak-anak air berlarian membawa ruh rindu
bercerita tentang dongeng anak manusia
yang menjaga alam dengan rasa sayang
3.
Air Perawan Di Bukit Gundul
:Wasior
angin malam masih terlelap
dalam kehangatan bunga tidur
ketika langit menjadi hitam pekat
air!air!
air bah yang masih perawan
dengan kolong-kolong yang menganga
berkejaran dari atas bukit-bukit gundul
melewati angin yang bermain-main di ujung malam
seperti wabah penyakit
diantara gerisik kampung ilalang
menghampar di bawah tangisan wasior
air bah itu berlarian merunduk-runduk
menikmati nyawa-nyawa bumi
menangis ke seluruh alam
penjuru lekuk bukit menyapa duka nestapa
yang terserak di antara rimbunnya kematian
dan geleparan tubuh-tubuh kaku yang memucat
Andrie Enrique Ayyas Camarena
Lahir di Solo, 2 September 1976
Padepokan Halimun, 28 November 2010
- Elly Dharmawanti ayyas..aq butuh konsentrasi penuh baca puisinya..knp tulisannya smua dirangkai jd satu??sengajakah??atau ada pemaknaan lainnya??
- Andrie Enrique Ayyas Camarena @Elly :hehehehe, sebenarnya ada 3 puisi sis
awan panas, mentawai dan wasior
sengaja ku jadikan satu, karena aturannya begitu dari panitia,,hehehe
terima kasih udah hadir
salam hangat sis - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Dian :hehehehe, kau tahu itu sis
puisi ini tentang bencana di indonesia,
jadi aku berusaha meneduhkannya dengan kalimat pembuka sekaligus judul buat semuanya.
terima kasih sis
salam hangat ya - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Aras, Dian, Ummi Hasfa, Hasfa Publisher, Helena, Rita, Zai, GG, Niyan, Bujank, Ammar, Kelana : terima kaish ya
jempol yangindah
salam hangat dan hormatku untukmu - Delbin Clyte Untuk ibu pertiwi. Very nice, bro! :)
- Ezzyla FiTiga puisi dengan tema yg sama dengan gaya khas brother sangat mengena dihati
bener2 membuat terenyuh karena duka itu masih terasa
Dan Sang ibu masih berduka sampai sekarang melihat anak2 negeri masih menangis
Duka mereka duka qt jua
...Lihat Selengkapnya - Olan Sanseviera Puisi yang lembut cirikhasmu, kemungkinan menerobos pintu seleksi tanpa kesulitan.
Semoga doaku untukmu
Salamhangat - Reski Kuantan wah, penggambaran yang bagus...
hem..
moga lolos..
salam hangatku - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Clyte :hehehe, semua untuk ibu pertiwi brader
terima kasih
salam hangat ya - Andrie Enrique Ayyas Camarena@Zy ;terima kasih zy
semoga doa kita semua bisa membuat bumi kita menjadi lebih indah dan mengurangi segala bencana, amien
duka itu masih terasa, karena bencana tiap saat terjadi.
inikah wajah negeri kita?
...Lihat Selengkapnya - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Olan :hehehehe, insyaallah kita semua bisa brader.
semoga kita semua bisa lolos pintu seleksi, amien
kau juga lembut brader, aku menyukai gaya puisimu
salam hangat ya - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Reski :amien saudaraku
semoga kau juga ya..amien
salam hangat dariku - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Aan :terima kasih brader.
semoga bermanfaat bagi kita semua,amien
salam hangat ya - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Aan, Bidadari hati, Pujangga, Afrillia, Ranu, Zy, Clyte :terima kasih ya
jempol yang indah
salam hangat dan hormatku untukmu. - Ramlan Elektronik mas Andrie ini semangat menulisnya luar biasa. saya kagum sekali. semoga lolos seleksi puisinya mas. saya suka yang bagian mentawai itu. salam hangat, mas. :)
- Ksatria Obong bergelora memintal dalam gulungan-gulungan airmata
sambung bersambung keangkuhan purba manusia
hingga akhirnya di ujung telunjuklah Tuhan
dipanggili hanya sebagai kambing hitam
mantab banget mas, pengetukan yang luar biasa
kiranya tercapai pada tujunya yah - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Arther :hehehehe, terima kasih bro.
baru tahap belajar nih
aku malah lebih kagum sama notemu
semoga kau lolos seleksi saudaraku,amien
salam hangat dan hormatku untukmu - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Khaga :amien brader
pintalan manusia purba terus berputar di lembaran hidup manusia rupanya,hehehehe
salam hangat ya - Ksatria Obong yup, sehangat secangkir kopiku juga salamku untukmu brada
hehehe - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Khaga :hahahaha, secangkir kopi penghangat jiwa saudaraku.
salam malam menjelang tengah malam..hehehe - Indra NingListiani gak mau banyak komrnt ah.
pokoke kereeeeeeeeeen.......
3 jempol aja ya....... yg satu buat simpenan..hehe
salam malam panas. - Reno Rahardja bila para senior sudah mengasah pena, walah.....!dunia semakin cerah. doa-doa buncah dalam tadah...sukses, Mas...!
- Tirai Keranda Salju sebenarnya ada pertanyaan di bait pertama, agak bingung menyambungnya,,, maaf
- Andrie Enrique Ayyas Camarena @Indra :hehehee, makasih Mbak,
jempolnya buat para peri ya?hehehehe
salam hangat ya - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Reno :wah, belum senior nih brader..hehehe
salam hangat bro - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Salju :hehehehe, terima kasih sis.
tolong di koreksi untuk perbaikan
aku suka ini sis,
terima kasih ya
salam hangat ya - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Matahari :hehehe, sama-sama kawan
terima kasih udah hadir
salam hangat ya - Tirai Keranda Salju TST aja ya andrie,,, hehe,,, jangan bosan aku gelitik
- Andrie Enrique Ayyas Camarena @Salju ;hehehehe, gelitikanmu bikin gairahku meledak-ledak sis,,hehehe
mantab sis - Aras Sandi semoga pilunya kisah terselimuti hangat dekapmu dan uluranmu mas...
salam hormat dan kasihku - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Aras :hehehehe, terima kasih mas
kisah pilu yang dapat diambil hikmahnya untuk semua orang, amien
salam hangat dan hormatku untukmu - Muhammad Yazid Musyafa entah, namun aku lebih suka menyebut wasior, mantawai & merapi sebagai rahmatNya, mas :)
kelak semoga aku juga tak usah teriakkan 'bah!' :)
salam hangat... - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Yazid :kau benar brader.
kenapa aku membuka kalimat dengan salam dari ibu yang tradisional, biar dapat rahmat..hahahaha
kau selalu tahu bro..
asar ninja..!hahahaha - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha, awas kau..!
kau sudah mencuri ideku..hahahaha - Andrie Enrique Ayyas Camarena Bro off dulu ya..
capek nih ngejar-ngejar ninja wae.hahahaha - Si Mene Wes Tobat gambaran wajah pilu yang terlukis dalam untai kata luruhkan ego dan keangkuhan jiwa..
terimakasih atas taggnya,
Salam santun dari Si Fakir Kata.. - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Si mene Ketehe :hehehehe, sama-sama brader
mari bersulang,hahaha
tooss...
salam hangat ya - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Ra :terima kasih sis
aku banyak belajar darimu,hehehehe
kau mantab
salam hangat ya - Hadi Cahcilik Sucipto mantaf mas...mantaf alaihim banget...
aku sangat suka... - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Hadi :hehehehe, terima kasih mas hadi
salam hangat ya - Lumput Keling Elka duh. aku terlambat hadir mas andrie,
aku turut mengamini doa kawan-kawan diatas,
moga masuk seleksi, lolos. amin:)
nb: aku suka puisinya. - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Lumput :amien Mas
tolong doakan juga teman-teman kita yang juga mengirimkan karyanya
semoga mereka semua juga lolos ya, amien
salam hangat mas - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Hening :hehehehehe, terima kasih bro
kau juga hebat salute
salam hangat ya - Andrie Enrique Ayyas Camarena @Kang Arief :matur suwun sanget Mas
mugi-mugi jenengan lan kulowarga sehat sedoyo,amien
salam hangat Mas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar