Sungguh,
Saat resah mempermainkan degup jantung
Air mata meruah seoanjang perjalanan
Membunuh terik mentari yang tak berdosa
Dan tubuh telanjangku,
Tak henti menafsirkan kematian, yang merangkul nafas
Iblis iblis berkerumun, menjamuri pikiran
Memlih arah yang kering kerontang
Memasuku pori pori kegalauan
Menikam doa doa ibu
Maka pulanglah,
Menelusuri raga yang terlahir
Untuk menyemai kebaikkan, menyebut namaNya
Menjaganya, lalu menjadikannya benih benih rindu
Karena ampunannya masih tegak berdiri
Memaku detak jantung, memaksaku bersujud
Mematahkan kesombongan sebesar gunung gunung
Sementara jiwaku menghutan gelap gulita
Menjelma ular, menjauhi cahaya yang purnama
Maka bacalah ayat aat suci
Untuk menumbuhkan ranting ranting qolbu
Mendesak nafsu, mengupas dengus dengus gerhana
Dan menyalakan ruh yang diam diam mencari sarang
Untuk dipanggil, memetik kejora
Atas namaNya
Padepokkan Halimun, 16 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar