Senin, 02 April 2012

Catatan Kecil


Malam menjadi cerita luka dan kehilangan, yang digantung tanpa ikatan. Hanya sepi yang menggenggam sebuah isyarat, tiap detik merayu ragaku. Melantakkan penjara yang menyumbat keinginan. Kemudian malam akan berganti keriangan, membangunkan hati yang mengutuk hujan menjadi api. Menjilat searah jarum jam yang lupa bisu tak pernah membatu kata kata. Kulihat di matamu, kesepian adalah nafasmu, menjadi abu abu di bibir jiwa, yang telah bosan mengulang bujuk rayu di ranjang ranjang yang bernyanyi lirih. Tanpa ada rasa malu malu untuk menerjemahkan desah prasasti yang nmenemu arti. Hinga huruf huruf merekah di pagi hari, dan kelopaknya menebarkan rahasia kecupan bibirmu.


Padepokkan Halimun, 27 November 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar