Jumat, 23 Maret 2012

Sepucuk Surat Sederhana

Sepucuk Surat Sederhana

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 30 Juni 2011 pukul 13:19 ·
Sepucuk Surat Sederhana


mimpiku tertidur dalam layang layang anakku
melewati atap rumah yang tertutup debu, seperti mataku yang tertutup bayangan malam
hanya untuk sebuah keyakinan kecil di serabut rambutku
o, aku berlari menjemput sepucut surat kelabu
yang akan ku bacakan di depan kutu kutu di tubuhku
setiap detik akan terdengar nafas yang meringkih
tak seorangpun yang menengok
karena angin berlalu secepat kedipan mata
mata kijang yang pernah aku bunuh bersama luruhnya daun daun cemara

mungkin aku hanyalah orang bodoh
yang ingin melukis bunga mawar yang tumbuh di langit
tempat nyawaku menggeser cahaya mentari
dan bumi akan berseru marah
"cepatlah kau menyingkir aku muak dengan bau kakimu!"

lalu, adakah yang mengatakan padaku tentang sebuah penantian
yang di mulai dengan lingkaran semu di ujung pelangi
membentuk bulatan kecapi di akhir denting dawainya?
aku hanya ingin pulang menjemput dadaku yang sesak
terkubur di kerak kerak terjal yang berkaca

ku katakan padamu sekali lagi,
saat kau mencabut pedang yang berlumuran darah  dari jantungku
hidup itu berjalan antara ada dan tiada
hanya satu kebenaran di antara jutaan kesalahan
dan pedang yang tercabut, menarik doa doa anakku
yang biasa ku tangisi tiap rembulan mulai menarik kelambunya

hanya kau dan aku
bukan untuk siapa siapa;
karena Tuhan itu sangat  tahu siapa aku dan kau


Padepokan Halimun, 30 Juni 2011
· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar