Jumat, 30 Maret 2012

Jejak-Jejak Para Bedebah

Jejak-Jejak Para Bedebah

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 31 Maret 2011 pukul 23:28 ·
Jejak-Jejak Para Bedebah

1.

dengan tidak mengurangi rasa hormat
hei, penguasa yang terhormat
prreetttt....

turunlah dari mimbar
kau pasti menemukan rakyat yang menderita
menjadi korban ketamakkan
mencekik anak-anak kami

mengikuti jejak selongsongan peluru para koruptor
yang ditembakkan pada saat konstitusi tak bersenjata
tanpa bisa menggerakkan kaki dan tangan
di depan pidato politikmu  di tv dan radio
terpublikasi menjadi suara tuan raja

masa lalu akan memburu janji-janji kosong
yang kau ingkari
itulah dirimu, pembohong
kau akan selalu menjadi pembohong!
rasanya kuingin menembak kepalamu
meremukkan otak dan
meledakkannya di telapak kaki demonstran

dendam-dendam terbakar api
tak bisa berpikir jernih
yang mengalir di aliran darah
darah yang membunuh pijar-pijar cahaya
karena dosa adalah sarapan pagi
dari cucuran keringat jelata

cacing-cacing di ususku mengatakan,
kau adalah teroris kelas kakap
tukang merekayasa
penipu ulung
lebih berbahaya dari  noordien m top

tidak tegas, plin plan
penuh retorika
membingungkan!
lalu bagaimana kau bisa mengurus negara?
negara bukan selebaran kertas putih
yang bisa kau tulis seenak perutmu sendiri
dengan ribuan undang-undang di semua bidang:
pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, agama dan pajak
tapi semuanya hilang
raib begitu saja

tiap helai nafasmu
seperti penjara yang menguntit detak jantung
menangkap, memborgol
kemudian mengeksekusi anak cucu

hatimu tak akan mau menemani
karena dusta masih hidup
dusta yang menjadi kekasih pujaan
kekasihmu akan mati di negeri ini
dibunuh pemimpin revolusioner
bermata rembulan dari terbitnya mentari

ini bukan ancaman
ataupun untuk melaknat
ini adalah suara hati
yang terekam di urat nadi
menyatu, lalu menjadi pedoman
yang terbaik
dan terburuk



2.

dengan tidak mengurangi rasa hormat
hei, anggota dewan yang terhormat

di mana nurani
saat kalian rapat
ngurusin rakyat
cuma datang, duduk
pura-pura ngasih pendapat
interupsi
lalu tidur
dan bilang setuju

debat di ruang sidang hanya parodi
lawakkan garing yang memuakkan
seperti menggantung leher di belahan dunia lain
sampai jeritan melolong
menggelepar-gelepar
lalu terkapar

study banding hanya muslihat
untuk menguras APBN
yang ingin kau curi
demi urusan perut dan kemaluan

korupsi dan kemiskinan
hanyalah bagian terkecil
dari semrawutnya negeri bedebah
sejarah akan menulis dan mencatat
sampai besok pagi kiamat akan datang
mengunci mulut-mulut bau tengik
yang  sering menyadap
mengebiri uang rakyat

kalian hanya memberi kami hutang
hutang dan hutang yang bertambah
sampai anak cucu kelaparan

hei, dengarkan suara Tuhan
bukan tuhan kalian
yang memberi banyak fasilitas semu:
rumah dinas, apartemen, mobil mewah, kartu kredit, gundik
dan rahasia kotormu
karena nafas-nafas akan musnah
tercekik mati
menjadi bangkai
huuueekkk..cuuuiihh..!


3.

penguasa bedebah
pemimpin korup
pelayan para pengusaha pengemplang pajak
yang mempunyai banyak nama
juga kaki tangan
mematikan suara rakyat
suara yang tenggelam
setelah terjungkal dari jembatan pembredelan nurani

antek-antekmu sangat arogan
glamor, menindas harga diri
sulit dilawan
TNI  polri dan parpol kawakkan
hanyalah alat pemuas kekuasaan

satpol pp, si preman bayaran
gerombolan orang gila
yang suka main kekerasan
kepada pedagang  kecil yang terpinggirkan

undang-undang,
membuat kami tak  bisa bersuara
menyuarakan hak rakyat
sebab kami tak bisa menyebut namamu
yang tinggi tak tersentuh hukum
ketika kami teriakkan di jalanan dan
di telepon
karena takut di sadap
lalu di tangkap

para intel mengikuti mata-mata
mengintai gerak-gerik para opposan
mematikan demonstran
di manapun  berada
tinggal klik
langsung eksekusi
bunuh
mati!


Padepokan Halimun, 31 maret 2011

· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar