Jumat, 30 Maret 2012

Ketika Angin jatuh Cinta Kepada Awan

Ketika Angin jatuh Cinta Kepada Awan

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 4 April 2011 pukul 22:33 ·
Ketika Angin jatuh Cinta Kepada Awan
: Nu Arur (Awan Angin )

1.

ketika angin jatuh cinta kepada awan
cincin matahari mengunci komet-komet merah
merah yang panas, menghancurkan rumah kura-kura
rumah yang desirannya menjadi mulut kabut
meniup, menggugurkan bunga-bunga  yang berkabung
karena masa itu sajak-sajak masih kosong
sekosong singgasana cintamu saat ini
tertidur dalam cahaya lampu jin
diterangi lentera-lentera yang merayap dan
bergoyang-goyang di padang sahara

kemudian angin menyelusup ke dalam mimpimu
berbicara kepadanya
dengan sekuntum pertanyaan cinta
sebuah cinta yang terluka
teriris sembilu pedih
yang dijilati dari ujung belati
darahnya membanjiri hati

hati yang menggigil dan
batuk-batuk kecil
membangunkan mimpimu yang terbang melayang-layang
diambil diam-diam oleh awan
awan yang memanjatkan doa-doa
mengoyak desau angin
yang selalu berubah arah
menuju kuil-kuil tua
yang  menyatukan langit dan bumi

aku mendengar isak yang tertahan
dan lenguh yang dalam
saat puisimu melintas  di depan mata
para cupid membakar panah-panah asmara
menjadi api abadi
menerangi sekelumit rindu
yang terpendam jauh di dalam tanah

daun-daun berguguran
ranting-ranting menangis
akar pohon semakin kuat menancap di dada
dan para lebah akan mengunci diri
saat musim dingin tiba
mendengarkan kumbang-kumbang bernyanyi
menanti madu yang mempunyai kelopak mawar
dan bermahkota peri-peri kecil
yang tertawa riang  gembira
mereka akan memilih satu bunga impian
diantara jutaan bunga dan
akan diberikan untukmu
sebagai pemutus mata rantai  benalu
yang ada di dalam persimpangan puisimu
selama berabad-abad
di genggam angin timur

cinta cinta oh cinta
itulah penghubung hati
yang telah tertutup
karena kata itu pernah kau ucapkan
diisikan lagu-lagu sendu
yang akan meledakkan lautan
kepada seorang belahan jiwa
yang periang
dan malu-malu kucing

cintamu ada di tangan Tuhan
dilindungi partikel-partikel  proton
berlompatan, bertabrakkan di atas bintang-bintang
lalu membentuk sayap-sayap malaikat
yang turun ke bumi sebagai gerimis
membasahi anggur  para pecinta
yang di  mabuk asmara
menggetarkan ribuan kesunyian

ikan-ikan berenang di telaga awan
ikan yang mempunyai sisik naga
yang berbentuk diagram
akan terbaca sama
dari posisi manapun kau membacanya
karena cintamu adalah simbol awan angin
yin yang
yang akan selalu merayu dewi laut
si penguasa samudera
menyatukan dan memancarkan cahaya
tak akan lenyap sampai kiamat datang esok hari

ketika angin jatuh cinta kepada awan
hujan akan mengungkap pelanginya ke seluruh dunia
pada saat ruh mempunyai kekuatan cinta
untuk mengatakan ke pada kekasih
melepaskan getar-getar rindu
memandang teduh wajahnya
menyentuh dan meraba air matanya yang membeku
terbungkus kantung-kantung salju kutub utara

syairmu berbentuk simetris galileo
yang menjadi mitos cinta yang tercipta
sebagai cermin di jantung rembulan

awan akan kembali ke pada angin
setelah kematian mendung yang terakhir
yang membawa sketsa malam
menculik anak-anak air
yang berjatuhan di atlantis
meninggakan catatan-catatan firman Illahi

burung-burung phoenix membawa kisah ruang dan waktu
mengubah hidup pada sebuah mata air
mata air yang bercerita tentang sekumpulan semut
yang berjalan beriringan di lapangan dan goa-goa
suaranya memantul ke semua penjuru arah
tidak akan tersesat
dalam lingkaran teka-teki
melampaui hukum gravitas newton
yang membujuk tikus-tikus berlarian di atas embun

udara akan membaca pikiranmu
melebihi  semua takdir alam
memberikan pesan kesetiap lubang-lubang ular
menyerahkan semua pada hiruk pikuk
peredaran planet-planet jagat raya
saat memilh angsa sebagai teman
untuk ditukar dengan gelas-gelas kristal
karena ruh suci akan berbicara
melalui rumput yang patah
dan selalu memanggil namamu bersama-sama

saat angin jatuh cinta ke pada awan
tidak ada siang dan malam
langit mulai keriput dan genit
yang berputar-putar dalam kotak pandora
dengan huruf-huruf yang mulai sakit
ingin terus  diawasi, ditengok dan dibaca
karena awan angin selalu menulis jurnal
dengan lemah lembut


2.

sisa-sisa partikel Tuhan masih tersimpan dalam perjalan cahaya
mengganjal bagai kumbang yang berdenyut di kepala
kabut menyelimuti suara yang berhamburan di kesunyian
tanah, terasa lembab merintih
api, menyala dan menjerit lantang
air, mengalir bersama rintik hujan
dan kau angin , masih tetap seperti dulu
membawa kabar dari jauh yang melelahkan
desir berdesir di ujung keringat
samar dan  menyilaukan

pada awalnya kau adalah angin
yang menghibur kesedihan cinta
dengan luka-luka yang tertawa ketika kau sapa
tapi aku lebih suka menyebutmu udara
karena hatimu mudah kubaca
dari posisi manapun

ketika angin jatuh cinta kepada awan
dia akan membawa awan
kemanapun dia pergi
menghiasi dengan  puisi cinta
dan kata-kata spritual
yang selalu menyebut namaNya
saat angin  menyetubuhi awan
awan akan melahirkan hujan
dengan anak-anak air yang berjatuhan di bumi
memberikan cahaya bagi semua insan

tapi ingatan selalu terjepit dalam ruang dan waktu
peta yang menunjukkan bayanganmu
ketika berembus dan  berlalu
memberikan garis merah pada pintu-pintu retak
saat kau tersekap, tersiksa dan terkapar
dalam penjara bastille
ketika terjadi revolusi perancis
tanpa bisa menemukan jalan keluar
berputar-putar dalam sel
lalu meledak
musnah


3.

aku tidak tahu
kenapa kau terlihat akrab di hatiku
apa mungkin karena kau adalah malam
yang menjadi tirai tempat tidurku?
ataukah busa-busa yang menjadi bantal gulingku
yang sering kupeluk
ketika suara jangkrik mulai bernyanyi?

tapi yang pasti
puisi-puisi cintamu mengingatkanku pada seorang wanita
wanita yang dulu pernah mengaduk-aduk hatiku
seperti saus tomat dan kecap
senyumnya sering mengecup bibirku
dan kerling matanya  bagai mutiara seribu bulan

ah, debu-debu cinta itu ternyata masih menempel
di mantel panjangku rupanya


Padepokan Halimun, 04 April 2011
· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar