Rabu, 14 Maret 2012

Hujan Pertama Di Sebuah Hati, Apakah Kau Masih Ingat, Sayang?

Hujan Pertama Di Sebuah Hati, Apakah Kau Masih Ingat, Sayang?

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 17 Agustus 2011 pukul 21:01 ·
Hujan Pertama Di Sebuah Hati, Apakah Kau Masih Ingat, Sayang?

1.

rintik hujan pertama, jatuh perlahan di pipi
mengecupi pelangi yang membasahi bayanganmu
hingga rinduku luluh sampai akhir dunia
dan setetes mendung mengguyur kemaraumu
melarutkan surat surat cintaku
pada ribuan kertas kosong
sekosong jiwaku yang runtuh terisak

hujan pertama malam ini, sayang
dermagaku hening, merindukan dirimu
kenangan yang kutimbun hanya lambaianmu
senyuman dan kecupan bibirmu
dan kata kata merdu menggores kalbu
masih kusimpan di dalam hati
untuk kekasih sejatiku
yang melankolis

kunang kunang lampu kota berterbangan tanpa cahaya
bermain main di dedaunan berembun biru
dan langit puisiku semakin kelam
menjadi kurban sang waktu dan usia

duhai kekasihku, aku masih duduk di sini
menantimu melipat air mata
dengan asmara menggebu
dan wajah cintaku masih bersinar, tak akan memudar
sejak kau tinggalkan dermaga ini:
selalu tak kutemukan dirimu yang lain

aku hanya bisa memetik sunyi, merangkainya
menjadi gelembung gelembung udara
diam diam, mengantar desir rinduku ke langit

angin kutub yang dingin, meniup dahan dan ranting
meliuk lelah, membungkuk, merintih
memanggil musim gugur mendekat, tak berhenti walau sekejap
pagi selalu menyusul siang dan saat itu akan datang:
bunga bunga awan berguguran, menancap ke jantungku

sayang, maafkan aku
pagi ini ada setangkai mawar
mekar menggoda hati, tumbuh di ruang berkaca
durinya tajam menggores kenangan
kenangan tentang janji mendalam
dan sumpah kasih setia
membuat lukaku berdarah, bertabur kembang kematian
jika kucoba untuk ingkar

sejak pagi mendung menggayuti matahari
seperti memayungi bukit bukit gersang
yang bertahun tahun, tak setetes pun hujan
membakar celah celah nafas
dan pikiranku masih berdalih,
bermain main di bayang bayang ruang hampa
sehampa makna setia yang sudah mati
apakah itu sebuah kesia siaan?
Aku tidak tahu, sayang
karena aku masih di sini
mencintaimu

2.

ketika aku mencintaimu
dunia seakan berhenti
dan cahaya rembulan menetes perlahan
memecah hatimu
hati yang membuat hidupku berantakan
bagai jutaan serpihan debu
                           a                                                              a
                   l                  y                  n                       l                   y
          e                                    a                 g                                            a                    g
m                                                                                                                          n
mengabarkan pada angin
untuk memanen rindu di bola matamu

mungkin aku terlalu yakin
kau ditakdirkan hanya untuku
harta terbesar yang tak bisa kugenggam
tapi tersimpan di hati yang bercahaya
dan aku ingin menua
menghabiskan sisa usiaku
mendekapmu pada jalan setapak di bibirmu

dan puluhan anak panah cinta sang cupid
menancapi jantungku, bagai hasrat tsunami
yang membawa mantera pemikat
oohh “milikilah aku” selamanya

tapi sayangku,
kau belum memahami lekak liku hatiku
ada ribuan madu dan racun di botol anggurku
anggur merah menyala, meletup letup
yang berujung pada tanda tanya:
karena cintaku tidak selalu
secerah matahari pagi


Padepokan Halimun, 17  Agustus 2011
· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar