Puisi Ibu ( Bagian 5 )
oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 8 Juli 2011 pukul 15:57 ·
Puisi Ibu ( Bagian 5 )
Penjara Yang Menangis Dalam Puisiku
Ke penjara di Shanghai, Markas Kepolisian Pemerintahan Jepang Di Cina, sang Letkol membawa Ay Lan. Mobil mereka melewati gerbang hitam yang dihiasi lukisan dinding. Pada salah satu lukisan yang berlapis emas terpampang gambar Kaisar Jepang yang seakan sedang mengawasi gambar kerumunan orang yang bekerja di ladang, pabrik, dan kantor.
Mobil itu berhenti di depan sebuah bangunan besar beratap tinggi dengan jendela kecil di tengah. Ay Lan memasuki gedung dengan nafas sesak. Matanya menangkap poster gambar matahari yang terbit di belakang kursi singgasana Kaisar Jepang. Di bawah kursi singgasana itu bertuliskan,"Orang yang tidak bekerja maka ia tidak akan makan."
Rasanya, poster dan tulisan itu tidak tepat untuk kondisinya pada saat ini. yang ada di pikiran dan hati Ay Lan hanyalah sepotong doa,'Ya Tuhan, Lindungilah Fai dan Liem Swie Sian, bawalah hamba pulang pada mereka."
Di sepanjang jalan ia melihat ruang ruang yang dihuni sejumlah lelaki dengan baju terkoyak koyak, dengan percikan darah di mana mana. Tangan mereka diikat di belakang. beberapa bagian tubuh mereka biru memar, ada pula sisa darah kering yang membekas. Ay Lan tak tahan lagi. Tubuhnya gemetar, ia menangis ketakutan. bau darah mengikat urat nadinya, kepalanya bagai dibenturkan ke tembok yang berlumut. Sepi merejam, hanya desir angin busuk, rasa takut membungkus otaknya.
Di depan sebuah ruangan, tubuhnya di dorong masuk. begitu keras hentakan itu, sampai sepatunya terlepas. lantai ruangan itu dingin,sedingin tatapan mata lelaki yang berdiri di belakang meja. Lelaki itu masih muda, tetapi seluruh rambutnya telah memutih.
"beraninya engkau mengkhianati pemerintah Jepang! Selebaran yang dicetak di perusahaanmu akan meracuni masyarakat,"bentak lelaki itu.
Ay Lan bingung. Tak sekali pun ia pernah mencetak selebaran yang isinya mengkritik pemerintah Jepang. Selama ini, ia demikian hati hati dalam menerima pesanan. ia tahu, tindakan seperti itu hanya akan sangat membahayakan diri dan keluarganya. Ay Lan sudah sejak lama memutuskan untuk tidak tersangkut paut dengan hal sekecil apapun dengan pemerintahan Jepang.
lelaki muda itu tidak memberi kesempatan Ay Lan untuk bertanya. malah ia segera memerinthakan anak buahnya untuk membawa Ay Lan ke sel penjara. Namun, Ay Lan nekad, karena ia tahu masyarakat Cina sangat bangga dengan hubungan keluarga.
"Ayahku David Jun Tse, suatu kali nanti kamu pasti ditanyai, apakah pernah menangkapku, karena ayahku kenal baik dengan banyak kalangan atas. jadi, izinlan aku menelponnya."
kesempatan satu satunya itu dimanfaatkan dengan baiuk oleh Ay Lan. sayangnya, dering telepon di rumha ayahnya tak mendapat jawaban. Dengan seringai kemenangan lelaki itu merebut gagang telepon lalu menjambak rambutnya Ay Lan.
"jangan main main denganku wanita sundal!"
Dengan satu kibasan kepala pula, ia memerintahkan anak buahnya untuk menyingkirkan Ay Lan. mereka membawa Ay Lan ke sel nomor 50.
Di depan pintu sel, Ay Lan menatap lekat nomor 50. Angka itu merupakan pertanda buruk bagi keluarga besarnya. Ibunya meninggal pada usia 50 tahun, di kamar nomor 50 suaminya yang sekarat di tembak tentara jepang meninggal, lalu kakek dari ayahnya pun tewas di bunuh apada usia 50 tahun. Kini sel nomor 50 telah menyambut kedatangannya.
Ibu Puisiku Lebih Cantik Daripada Cleopatra
Sore itu, sehabis pulang berbelanja bahan makanan untuk kateringnya, Soraya melihat seorang laki laki berdiri di pintu rumahnya. Dia seperti menunggu seseorang."Oh, kau Jos,"desis Soraya terkejut setelah mengetahui siapa laki laki itu.
Soraya dan Dr Jose hanya saling memandang beberapa saat, tanpa ada sepatah kata pun yang terucap.
"Eh, mari silahkan masuk."
"Oh, iya,"kata Dr Jose gugup.
"kau masih cantik seperti dulu Mei Lan. Ya Tuhan, kenapa jantungku selalau berdegup kencang jika menatapmu,"kata Dr Jose dalam hati. Dr Jose sering memanggil Soraya dengan Mei Lan, itu nama kecilnya dulu.
"Silahkan duduk."
"Oh, iya, terima kasih."
"Suaramu masih merdu Mey Lan," Kata Dr Jose lagi dalam hati. Cinta itu seperti burung burung yang terbang bebas di langit biru dan angin akan menentukan kapan burung itu akan hinggap pada ranting ranting pohon. daun daun akan menghijau pada bunga bunga yang mewangi di sayap sayap waktu.
Sebelum bertemu Mey Lan, Dr Jose adalah sosok laki laki playboy. Bersenang senang dengan banyak perempuan. Dia memang mempunyai banyak pacar, tapi dia juga seorang laki laki pecinta deni sastra, sejarah dan musik meski kuliah di fakultas kedokteran. Semua berawal dari bunga tidur. Dr Jose pernah bermimpi melihat seorang gadis belia yang cantik dengan rambut yang lebat di sebuah taman. Dr Jose segera tertambat hatinya, melihat senyumnya yang memabukan. baru saja ia ingin menghampirinya, gadis itu tiba tiba menghilang dari pandangan matanya. Dr Jose terduduk lemas, ia merasa ada bagian dari dirinya yang hilang.
Impian itu memenjarakan hatinya. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa gadis cantik itu hanya sekedar impian. Setiap hari Dr Jose selalu berpikir, alangkah bahagianya bila ia bisa memiliki gadis impian tersebut. Perkara rindu dendam ini membuat dia jatuh sakit yang tak dapat terobati oleh dokter mana pun.
Soraya, ibuku lahir dengan nama kecil Mey Lan Wang Ch'iang. pada malam kelahirannya, nenekku Liem Swie Sian melihat sekumpulan bintang bintang yang menyala terang di atas rumahnya. Nenekku juga melihat seberkas sinar keemasan memancar dari langit dan untuk beberapa saat menyinari perutnya. Pertanda alam ini lalu ditafsirkan kakek dan neneku sebagi nasib baik yang senantiasa menaungi kehidupan putrinya.
Mey lan tumbuh sebagai gadis belia nan rupawan. gerak geriknya anggun menawan, wajahnya merah jambu bak mawar merah muda. teristimewa paduan alis matanya yang menyerupai bulan sabit, dan sepasang mata yang bersinar seperti bintang kejora. Mungkin burung burung dan ikan ikan akan menyembunyikan diri karena iri melihat kecantikan Mey Lan, yang disempurnakan dengan kecerdasan otak serta kelembutan hatinya.
Dr Jose bertemu Soraya pertama kali di bangku kuliah. Soraya di mata Dr Jose memang wanita yang cantik dan manis. cara dia menoleh, senyum dan tertawanya yang selalu lepas tanpa beban, membuatnya Dr Jose cinta mati padanya. Cinta buta yang sulit membedakan antara rasa juice jeruk dan anggur.
Puisiku Terlahir dari Kutukkan Api Neraka
Setiap malam Dr Rizal lebih banyak mengasingkan diri dalam kamar. Itu memang salah satu gejala dari Skizofrenia. Dia memang tak punya alasan untuk meninggalkan kamar. dalam kepalanya ada bermacam macam karakter yang membuatnya sangat sibuk. Bolak balik di dua dunia, dan dia semakin terjerembab lebih dalam ke "neraka", tempat suara suara itu mengambil alih kekuasaan atas dirinya. Seminggu ini dia ketakutan untuk pergi ke luar rumah hanya untuk sekedar mengambil surat kabar karena paranoianya. Jantungnya berdegup kencang dan keringat mengucur di wajahnya saat memikirkan bahwa dia harus berjalan ke luar pintu depan. Dia hanya mengintip dari balik tirai kamar, dengan obsesif mengawasi mobil mobil dan orang orang yang lewat.
Pembantunya pun tidak tahu apa yang sedang di derita tuannya. Dr Rizal takut orang orang akan memergokinya ketika berbicara denga suara suaranya, yang semakin sering terjadi. Membaca dan menulis tetap menjadi aktivitas satu satunya dalam hidupnya. Agar bisa membebaskan dari suara suara itu. Jika dia pusatkan perhatian pada cerita yang sedang dia baca atau entri entri yang dia tulis dalam buku hariannya. Konsentrasi itu akan menurunkan volume suara suara itu dan sekali kali bahkan dapat membungkam mereka.
"Hei Rizal, selamat malam."
tiba tiba ada suara yang serak, berat dan kasar tiba tiba muncul di kepalanya. Suara itu beda dari biasanya. Dr Rizal tiba tiba terdiam dan mukanya pucat sekali.
"kau datang lagi?" desis Dr Rizal.
"Ha..ha..ha..ha..ha..ha, pergilah jalan jalan Rizal. carilah bangunan yang tepat untuk melompat. Kamu punya waktu dan kesempatan." suara itu terus menguntitnya.
Bola mata Dr Rizal tiba tiba menjadi merah dan giginya mulai tumbuh taring. Lalu Dr Rizal melompat ke luar jendela kamarnya. Berlarian menuju kawasan jalan raya. Dia benar benar bingung dan ketakutan,orang orang yang berlalu lalang semua pada menatap dirinya, dia kemudian berlari mencari tempat berlindung. Suara suara orang di jalanan semakin berdengung di otaknya,diikuti suara suara yang ada di kepalanya.
"Nerakaku semakin bergolak, Rizal mengira bisa terbebas dari kami."
mereka mengejek,"kamu tak akan pernah terbebas dari kami. tak ada ampunan," kata satu suara.
"Tak ada pembebasan,"tambah yang lain.
"Tak ada keringanan atas dosa dosamu,"tegas suara ke tiga.
Tiba tiba orang orang di jalanan membengkak jumlahnya, semua menatapnya dengan pandangan menghina, marah, dan benci.
"Musuh musuhmu ada di mana mana. Di sekelilingmu. Mereka tahu kamu dikutuk di neraka. Pergilah, lakukan perintah mereka. Mati!"
Sambil terhuyung huyung, Dr Rizal berlari meninggalkan jalanan menuju taman kota.
"Ayo Rizal, cari gedung yang tinggi, naiklah ke atapnya. Cepat. waktunya semakin sedikit,"kata suara itu lagi.
Dr Rizal berlari lagi menuju gedung bekas mall yang dulu pernah terbakar waktu kerusuhan bulan Mei. Suasana gelap gulita, dia berlari masuk langsung naik lewat tangga menuju lantai paling atas. Dengan nafas terengah engah dia sampai di lantai paling atas. lantai lima.
"Lihat semua orang itu. Mereka ke sini untuk mendorongmu jatuh jika kamu tak melakukannya sendiri. Pengecut. Lakukan sekarang!"
Tapi Dr Rizal hanya mematung, kakinya sulit berjalan lagi, wajahnya semakinpucat dan air matanya bercucuran. Dia tersungkur jatuh.
"Ayo cepat bangun. Jangan tidur di situ. Kenapa, kamu takut ?"
"Iiii..iyaa, desis Dr Rizal.
"Ha..ha..ha..ha..ha..ha, Aku akan membebaskanmu jika kamu mau menyerahkan tubuh dan pikiranmu padaku."
Suara itu semakin keras dan memekakan gendang telinganya. Dr Rizal tubuhnya semakin tergetar. Dia ketakutan.
"Ba..baik aku serahkan tubuh dan pikiranku,"rintih Dr Rizal.
"Ha..ha.,.ha...ha...ha..Bagus!" dan suara itu semakin aneh terdengar.
"Aaarrgghhhhhh....!"
Dr Rizal menjerit keras memecah keheningan malam. Bulan yang purnama memberikan cahaya pada sesosok tubuh yang berubah menjadi monster di puncak gedung bekas Mall malam itu.
Nyanyian Malam Puisiku
Pukul 01.00 malam. pak Ali, sopir sekaligus pemilik taksi, tentu tak menyadari nyawanya sedang di ujung tanduk. jarang jarang jam segini dia masih berada di belakang kemudi. Biasanya dia sudah pulang ke rumahnya di Perum Pondok Asri. namun entah mengapa, malam itu dia masih ingin berputar putar mencari penumpang. Hatinya begitu gembira, ketika melihat tiga pemuda melambaikan tangan, menyetop taksinya.
Meski sudah berusia 60 tahun, lelaki berambut pendek ini masih kelihatan energik, seridaknya jika dibandingkan dengan orang tua seusianya. Dengan tenang, Pak Ali membuka pintu depan, mempersilahkan penumpang nomor satu masuk. Penumpang nomor dua dan nomor tiga duduk di kursi belakang. Penumpang nomor satu dengan dingin berkata," kantor Mapolres di rute 10!"
Tak sediktpun terbersit kecurigaan dalam dirinya. ya, siapa curiga, jika penumpangnya bertujuan ke kantor polisi? kalau bukan penegak hukum, pasti korban kejahatan yang hendak melaporkan kemalangannya. Pak Ali yang sudah hafal kawasan itu, segera meluncur melewati Jln. Jend Ahmad Yani lalu ke Jlan. jend Urip Sumoharjo.
Saat mendekati kantor Mapolres, penumpang nomor satu meminta Pak Ali belok ke kiri, ke arah gerbang belakang kantor mapolres yang selalu gelap gulita. Pak Ali mulai menduga duga, hendak ke mana sebenarnya tujuan ke tiga penumpanganya. akhirnya, ketika taksi hampir sampai ke gerbang belakang Mapolres, penumpang nomor satu menukas cepat.
"Berhenti!"
Pak Ali pun menginjak pedal rem. Saat itulah, tiba tiba penumpang nomor dua menempelkan pisau ke leher pak Ali.
Lelaki tua itu dapat melihat kilatan dan merasakan dinginya senjata tajam, yang seperti pengiris daging dan sayuran. Setelah itu, penumpang nomor satu menutup mulut Pak Ali dengan kain. sambil memamerkan senjata pencungkil es.
"Jangan coba coba melawan atau membuat gaduh,"katanya sambil mengambil tali lalu mengkat tangan Pak Ali.
sampai di sini, Pak Ali mulai sadar, penumpangnya bukan manusia baik baik. ia juga mulai punya firasat, sesuatu yang buruk bakal menimpanya. Sejurus kemudian, penumpang nomor tiga turun dari mobil, berjalan ke depan kendaraan. Kemudian membuka pintu mobil di kemudi, tempat Pak Ali disandera.
"Turun!"
Pak Ali merasa, ini baru awal dari perlakuan buruk yang bakal segera diterimanya. Instingnya berkata, meski menuruti semua perintah mereka, belum tentu ia akan dilepas begitu saja.
Akhirnya dia memutuskan memberikan perlawanan. namun, gerakan spontanya tak banyak menolong. Penumpang nomor satu mendorongnya. Sedangkan penumpang nomor tiga mempermainkan badan Pak Ali dengan lututnya.
"Breeppp."
Sesuatu yang mengerikan terjadi. penumpang nomor dua menusukkan pisau ke perut sang sopir malang itu. Pak Ali tersungkur di selokan, sembari merintih menahan sakit.
Penumpang nomor tiga segera duduk di depan kemudi. Taksi baru saja hendak tancap gas, ketika penumpang yang sudah dikuasai nafsu setan itu melihat tubuh Pak Ali merangkak naik dari selokan.
"Dia masih hidup,"teriak salah satu penumpang.
Penumpang nomor satu dan nomor dua spontan turun dari mobil, lalu tanpa ba-bi-bu menghunjamkan pencungkil es dan pisau dapur ke leher Pak Ali.
Dalam tempo sekejap, Pak Ali terguling kembali masuk got, tapi tubuhnya tampak masih bergerak gerak. tanpa membuang waktu, penumpang nomor satu dan penumpang nomor dua menghampiri lelaki yang sedang meregang nyawa itu. Secara bersamaan mereka menusukkan pisau dan pencungkil es ke daerah vital sopir malang itu.
"Breeeppp."
kali ini Pak Ali tak lagi bergerak.
Ketiga penumpang itu tidak menyadari, bahwa sepasang mata yang merah menyala mengamati perbuatan mereka dari atas gedung bekas Mall. Sepasang mata monster yang dapat menembus kegelapan malam sampai ribuan kilometer. Malam itu suara begitu senyap, seperti paus paus biru yang berenang dalam buaian alunan musik mozart, berputar putar mengitari orkestra sunyi di bawah cahaya rembulan.
Bersambung........
Padepokan Halimun, 08 Juli 2011
Penjara Yang Menangis Dalam Puisiku
Ke penjara di Shanghai, Markas Kepolisian Pemerintahan Jepang Di Cina, sang Letkol membawa Ay Lan. Mobil mereka melewati gerbang hitam yang dihiasi lukisan dinding. Pada salah satu lukisan yang berlapis emas terpampang gambar Kaisar Jepang yang seakan sedang mengawasi gambar kerumunan orang yang bekerja di ladang, pabrik, dan kantor.
Mobil itu berhenti di depan sebuah bangunan besar beratap tinggi dengan jendela kecil di tengah. Ay Lan memasuki gedung dengan nafas sesak. Matanya menangkap poster gambar matahari yang terbit di belakang kursi singgasana Kaisar Jepang. Di bawah kursi singgasana itu bertuliskan,"Orang yang tidak bekerja maka ia tidak akan makan."
Rasanya, poster dan tulisan itu tidak tepat untuk kondisinya pada saat ini. yang ada di pikiran dan hati Ay Lan hanyalah sepotong doa,'Ya Tuhan, Lindungilah Fai dan Liem Swie Sian, bawalah hamba pulang pada mereka."
Di sepanjang jalan ia melihat ruang ruang yang dihuni sejumlah lelaki dengan baju terkoyak koyak, dengan percikan darah di mana mana. Tangan mereka diikat di belakang. beberapa bagian tubuh mereka biru memar, ada pula sisa darah kering yang membekas. Ay Lan tak tahan lagi. Tubuhnya gemetar, ia menangis ketakutan. bau darah mengikat urat nadinya, kepalanya bagai dibenturkan ke tembok yang berlumut. Sepi merejam, hanya desir angin busuk, rasa takut membungkus otaknya.
Di depan sebuah ruangan, tubuhnya di dorong masuk. begitu keras hentakan itu, sampai sepatunya terlepas. lantai ruangan itu dingin,sedingin tatapan mata lelaki yang berdiri di belakang meja. Lelaki itu masih muda, tetapi seluruh rambutnya telah memutih.
"beraninya engkau mengkhianati pemerintah Jepang! Selebaran yang dicetak di perusahaanmu akan meracuni masyarakat,"bentak lelaki itu.
Ay Lan bingung. Tak sekali pun ia pernah mencetak selebaran yang isinya mengkritik pemerintah Jepang. Selama ini, ia demikian hati hati dalam menerima pesanan. ia tahu, tindakan seperti itu hanya akan sangat membahayakan diri dan keluarganya. Ay Lan sudah sejak lama memutuskan untuk tidak tersangkut paut dengan hal sekecil apapun dengan pemerintahan Jepang.
lelaki muda itu tidak memberi kesempatan Ay Lan untuk bertanya. malah ia segera memerinthakan anak buahnya untuk membawa Ay Lan ke sel penjara. Namun, Ay Lan nekad, karena ia tahu masyarakat Cina sangat bangga dengan hubungan keluarga.
"Ayahku David Jun Tse, suatu kali nanti kamu pasti ditanyai, apakah pernah menangkapku, karena ayahku kenal baik dengan banyak kalangan atas. jadi, izinlan aku menelponnya."
kesempatan satu satunya itu dimanfaatkan dengan baiuk oleh Ay Lan. sayangnya, dering telepon di rumha ayahnya tak mendapat jawaban. Dengan seringai kemenangan lelaki itu merebut gagang telepon lalu menjambak rambutnya Ay Lan.
"jangan main main denganku wanita sundal!"
Dengan satu kibasan kepala pula, ia memerintahkan anak buahnya untuk menyingkirkan Ay Lan. mereka membawa Ay Lan ke sel nomor 50.
Di depan pintu sel, Ay Lan menatap lekat nomor 50. Angka itu merupakan pertanda buruk bagi keluarga besarnya. Ibunya meninggal pada usia 50 tahun, di kamar nomor 50 suaminya yang sekarat di tembak tentara jepang meninggal, lalu kakek dari ayahnya pun tewas di bunuh apada usia 50 tahun. Kini sel nomor 50 telah menyambut kedatangannya.
Ibu Puisiku Lebih Cantik Daripada Cleopatra
Sore itu, sehabis pulang berbelanja bahan makanan untuk kateringnya, Soraya melihat seorang laki laki berdiri di pintu rumahnya. Dia seperti menunggu seseorang."Oh, kau Jos,"desis Soraya terkejut setelah mengetahui siapa laki laki itu.
Soraya dan Dr Jose hanya saling memandang beberapa saat, tanpa ada sepatah kata pun yang terucap.
"Eh, mari silahkan masuk."
"Oh, iya,"kata Dr Jose gugup.
"kau masih cantik seperti dulu Mei Lan. Ya Tuhan, kenapa jantungku selalau berdegup kencang jika menatapmu,"kata Dr Jose dalam hati. Dr Jose sering memanggil Soraya dengan Mei Lan, itu nama kecilnya dulu.
"Silahkan duduk."
"Oh, iya, terima kasih."
"Suaramu masih merdu Mey Lan," Kata Dr Jose lagi dalam hati. Cinta itu seperti burung burung yang terbang bebas di langit biru dan angin akan menentukan kapan burung itu akan hinggap pada ranting ranting pohon. daun daun akan menghijau pada bunga bunga yang mewangi di sayap sayap waktu.
Sebelum bertemu Mey Lan, Dr Jose adalah sosok laki laki playboy. Bersenang senang dengan banyak perempuan. Dia memang mempunyai banyak pacar, tapi dia juga seorang laki laki pecinta deni sastra, sejarah dan musik meski kuliah di fakultas kedokteran. Semua berawal dari bunga tidur. Dr Jose pernah bermimpi melihat seorang gadis belia yang cantik dengan rambut yang lebat di sebuah taman. Dr Jose segera tertambat hatinya, melihat senyumnya yang memabukan. baru saja ia ingin menghampirinya, gadis itu tiba tiba menghilang dari pandangan matanya. Dr Jose terduduk lemas, ia merasa ada bagian dari dirinya yang hilang.
Impian itu memenjarakan hatinya. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa gadis cantik itu hanya sekedar impian. Setiap hari Dr Jose selalu berpikir, alangkah bahagianya bila ia bisa memiliki gadis impian tersebut. Perkara rindu dendam ini membuat dia jatuh sakit yang tak dapat terobati oleh dokter mana pun.
Soraya, ibuku lahir dengan nama kecil Mey Lan Wang Ch'iang. pada malam kelahirannya, nenekku Liem Swie Sian melihat sekumpulan bintang bintang yang menyala terang di atas rumahnya. Nenekku juga melihat seberkas sinar keemasan memancar dari langit dan untuk beberapa saat menyinari perutnya. Pertanda alam ini lalu ditafsirkan kakek dan neneku sebagi nasib baik yang senantiasa menaungi kehidupan putrinya.
Mey lan tumbuh sebagai gadis belia nan rupawan. gerak geriknya anggun menawan, wajahnya merah jambu bak mawar merah muda. teristimewa paduan alis matanya yang menyerupai bulan sabit, dan sepasang mata yang bersinar seperti bintang kejora. Mungkin burung burung dan ikan ikan akan menyembunyikan diri karena iri melihat kecantikan Mey Lan, yang disempurnakan dengan kecerdasan otak serta kelembutan hatinya.
Dr Jose bertemu Soraya pertama kali di bangku kuliah. Soraya di mata Dr Jose memang wanita yang cantik dan manis. cara dia menoleh, senyum dan tertawanya yang selalu lepas tanpa beban, membuatnya Dr Jose cinta mati padanya. Cinta buta yang sulit membedakan antara rasa juice jeruk dan anggur.
Puisiku Terlahir dari Kutukkan Api Neraka
Setiap malam Dr Rizal lebih banyak mengasingkan diri dalam kamar. Itu memang salah satu gejala dari Skizofrenia. Dia memang tak punya alasan untuk meninggalkan kamar. dalam kepalanya ada bermacam macam karakter yang membuatnya sangat sibuk. Bolak balik di dua dunia, dan dia semakin terjerembab lebih dalam ke "neraka", tempat suara suara itu mengambil alih kekuasaan atas dirinya. Seminggu ini dia ketakutan untuk pergi ke luar rumah hanya untuk sekedar mengambil surat kabar karena paranoianya. Jantungnya berdegup kencang dan keringat mengucur di wajahnya saat memikirkan bahwa dia harus berjalan ke luar pintu depan. Dia hanya mengintip dari balik tirai kamar, dengan obsesif mengawasi mobil mobil dan orang orang yang lewat.
Pembantunya pun tidak tahu apa yang sedang di derita tuannya. Dr Rizal takut orang orang akan memergokinya ketika berbicara denga suara suaranya, yang semakin sering terjadi. Membaca dan menulis tetap menjadi aktivitas satu satunya dalam hidupnya. Agar bisa membebaskan dari suara suara itu. Jika dia pusatkan perhatian pada cerita yang sedang dia baca atau entri entri yang dia tulis dalam buku hariannya. Konsentrasi itu akan menurunkan volume suara suara itu dan sekali kali bahkan dapat membungkam mereka.
"Hei Rizal, selamat malam."
tiba tiba ada suara yang serak, berat dan kasar tiba tiba muncul di kepalanya. Suara itu beda dari biasanya. Dr Rizal tiba tiba terdiam dan mukanya pucat sekali.
"kau datang lagi?" desis Dr Rizal.
"Ha..ha..ha..ha..ha..ha, pergilah jalan jalan Rizal. carilah bangunan yang tepat untuk melompat. Kamu punya waktu dan kesempatan." suara itu terus menguntitnya.
Bola mata Dr Rizal tiba tiba menjadi merah dan giginya mulai tumbuh taring. Lalu Dr Rizal melompat ke luar jendela kamarnya. Berlarian menuju kawasan jalan raya. Dia benar benar bingung dan ketakutan,orang orang yang berlalu lalang semua pada menatap dirinya, dia kemudian berlari mencari tempat berlindung. Suara suara orang di jalanan semakin berdengung di otaknya,diikuti suara suara yang ada di kepalanya.
"Nerakaku semakin bergolak, Rizal mengira bisa terbebas dari kami."
mereka mengejek,"kamu tak akan pernah terbebas dari kami. tak ada ampunan," kata satu suara.
"Tak ada pembebasan,"tambah yang lain.
"Tak ada keringanan atas dosa dosamu,"tegas suara ke tiga.
Tiba tiba orang orang di jalanan membengkak jumlahnya, semua menatapnya dengan pandangan menghina, marah, dan benci.
"Musuh musuhmu ada di mana mana. Di sekelilingmu. Mereka tahu kamu dikutuk di neraka. Pergilah, lakukan perintah mereka. Mati!"
Sambil terhuyung huyung, Dr Rizal berlari meninggalkan jalanan menuju taman kota.
"Ayo Rizal, cari gedung yang tinggi, naiklah ke atapnya. Cepat. waktunya semakin sedikit,"kata suara itu lagi.
Dr Rizal berlari lagi menuju gedung bekas mall yang dulu pernah terbakar waktu kerusuhan bulan Mei. Suasana gelap gulita, dia berlari masuk langsung naik lewat tangga menuju lantai paling atas. Dengan nafas terengah engah dia sampai di lantai paling atas. lantai lima.
"Lihat semua orang itu. Mereka ke sini untuk mendorongmu jatuh jika kamu tak melakukannya sendiri. Pengecut. Lakukan sekarang!"
Tapi Dr Rizal hanya mematung, kakinya sulit berjalan lagi, wajahnya semakinpucat dan air matanya bercucuran. Dia tersungkur jatuh.
"Ayo cepat bangun. Jangan tidur di situ. Kenapa, kamu takut ?"
"Iiii..iyaa, desis Dr Rizal.
"Ha..ha..ha..ha..ha..ha, Aku akan membebaskanmu jika kamu mau menyerahkan tubuh dan pikiranmu padaku."
Suara itu semakin keras dan memekakan gendang telinganya. Dr Rizal tubuhnya semakin tergetar. Dia ketakutan.
"Ba..baik aku serahkan tubuh dan pikiranku,"rintih Dr Rizal.
"Ha..ha.,.ha...ha...ha..Bagus!" dan suara itu semakin aneh terdengar.
"Aaarrgghhhhhh....!"
Dr Rizal menjerit keras memecah keheningan malam. Bulan yang purnama memberikan cahaya pada sesosok tubuh yang berubah menjadi monster di puncak gedung bekas Mall malam itu.
Nyanyian Malam Puisiku
Pukul 01.00 malam. pak Ali, sopir sekaligus pemilik taksi, tentu tak menyadari nyawanya sedang di ujung tanduk. jarang jarang jam segini dia masih berada di belakang kemudi. Biasanya dia sudah pulang ke rumahnya di Perum Pondok Asri. namun entah mengapa, malam itu dia masih ingin berputar putar mencari penumpang. Hatinya begitu gembira, ketika melihat tiga pemuda melambaikan tangan, menyetop taksinya.
Meski sudah berusia 60 tahun, lelaki berambut pendek ini masih kelihatan energik, seridaknya jika dibandingkan dengan orang tua seusianya. Dengan tenang, Pak Ali membuka pintu depan, mempersilahkan penumpang nomor satu masuk. Penumpang nomor dua dan nomor tiga duduk di kursi belakang. Penumpang nomor satu dengan dingin berkata," kantor Mapolres di rute 10!"
Tak sediktpun terbersit kecurigaan dalam dirinya. ya, siapa curiga, jika penumpangnya bertujuan ke kantor polisi? kalau bukan penegak hukum, pasti korban kejahatan yang hendak melaporkan kemalangannya. Pak Ali yang sudah hafal kawasan itu, segera meluncur melewati Jln. Jend Ahmad Yani lalu ke Jlan. jend Urip Sumoharjo.
Saat mendekati kantor Mapolres, penumpang nomor satu meminta Pak Ali belok ke kiri, ke arah gerbang belakang kantor mapolres yang selalu gelap gulita. Pak Ali mulai menduga duga, hendak ke mana sebenarnya tujuan ke tiga penumpanganya. akhirnya, ketika taksi hampir sampai ke gerbang belakang Mapolres, penumpang nomor satu menukas cepat.
"Berhenti!"
Pak Ali pun menginjak pedal rem. Saat itulah, tiba tiba penumpang nomor dua menempelkan pisau ke leher pak Ali.
Lelaki tua itu dapat melihat kilatan dan merasakan dinginya senjata tajam, yang seperti pengiris daging dan sayuran. Setelah itu, penumpang nomor satu menutup mulut Pak Ali dengan kain. sambil memamerkan senjata pencungkil es.
"Jangan coba coba melawan atau membuat gaduh,"katanya sambil mengambil tali lalu mengkat tangan Pak Ali.
sampai di sini, Pak Ali mulai sadar, penumpangnya bukan manusia baik baik. ia juga mulai punya firasat, sesuatu yang buruk bakal menimpanya. Sejurus kemudian, penumpang nomor tiga turun dari mobil, berjalan ke depan kendaraan. Kemudian membuka pintu mobil di kemudi, tempat Pak Ali disandera.
"Turun!"
Pak Ali merasa, ini baru awal dari perlakuan buruk yang bakal segera diterimanya. Instingnya berkata, meski menuruti semua perintah mereka, belum tentu ia akan dilepas begitu saja.
Akhirnya dia memutuskan memberikan perlawanan. namun, gerakan spontanya tak banyak menolong. Penumpang nomor satu mendorongnya. Sedangkan penumpang nomor tiga mempermainkan badan Pak Ali dengan lututnya.
"Breeppp."
Sesuatu yang mengerikan terjadi. penumpang nomor dua menusukkan pisau ke perut sang sopir malang itu. Pak Ali tersungkur di selokan, sembari merintih menahan sakit.
Penumpang nomor tiga segera duduk di depan kemudi. Taksi baru saja hendak tancap gas, ketika penumpang yang sudah dikuasai nafsu setan itu melihat tubuh Pak Ali merangkak naik dari selokan.
"Dia masih hidup,"teriak salah satu penumpang.
Penumpang nomor satu dan nomor dua spontan turun dari mobil, lalu tanpa ba-bi-bu menghunjamkan pencungkil es dan pisau dapur ke leher Pak Ali.
Dalam tempo sekejap, Pak Ali terguling kembali masuk got, tapi tubuhnya tampak masih bergerak gerak. tanpa membuang waktu, penumpang nomor satu dan penumpang nomor dua menghampiri lelaki yang sedang meregang nyawa itu. Secara bersamaan mereka menusukkan pisau dan pencungkil es ke daerah vital sopir malang itu.
"Breeeppp."
kali ini Pak Ali tak lagi bergerak.
Ketiga penumpang itu tidak menyadari, bahwa sepasang mata yang merah menyala mengamati perbuatan mereka dari atas gedung bekas Mall. Sepasang mata monster yang dapat menembus kegelapan malam sampai ribuan kilometer. Malam itu suara begitu senyap, seperti paus paus biru yang berenang dalam buaian alunan musik mozart, berputar putar mengitari orkestra sunyi di bawah cahaya rembulan.
Bersambung........
Padepokan Halimun, 08 Juli 2011
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahahas
nanti kalo udah mau mati mas Nu Arur
kkwkwkwkwkwkwkwkw - Andrie Enrique Ayyas Camarena eh, sis Tat Twam Asi
bener nih di baca
hiks
biasanya langsung di tinggal tidur
qiqiqiqii - Andrie Enrique Ayyas Camarena hus..hus..sana jangan tidur di sini
hus..jauh jauh geh sana
zzzz...zzz..zzzzzzzz... - Dwight Lee baca dong, tapi nanti menjelang tidur yaaak, biar temaniku dalam mimpi...halaahhh....:)))
- Andrie Enrique Ayyas Camarena gubrakss..!!!
hahahahahahaha
ya udah nanti aku titip bantal guling buat tidur juga ya sis Tat Twam Asi
hahahahaha
zzzzzzzzzzzzzzzz.zzzzzzzzzzzzzzz.....zzzzzzzzzzzzzz - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
bentar lihat situasinya dulu sis Tat Twam Asi
*celingak celinguk..hhmmm..aman
qiqiqiqiqi
yuks... - Dwight Lee brangkaatt....jangan lupa bawa helm, nah loh....qiqiqiqiq*nyungsep dalam selimut* :D
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
eh, bentar helmku kemarin ilang di curi maling sis Tat Twam Asi
gimana ya?
hiks..
serbu....*ikut nyungsep ke dalam selimut.. - Dwight Lee hadoowwh, dia bneran ikutan nyungsep, gimana niy....*mendadak gemeter* wkkwwkwkw
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
eits, bentar sis Tat Twam Asi
ini kan selimut nenek yang ilang kemarin, kamu ambil ya?
qiqiqiqiqiqi
ah, biarin dah
aku juga gemeteran nih
nggak kkuaatt.. - Dee Wijayanti haaddoooohhh.....lg seru bacanya dicut lg ....beghhh.....
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
bentar sis Dee Wijayanti
soalnya guntingnya tajam banget nih
eh, beneran dibaca nih?
qiqiqiqiqi - Dee Wijayanti Asli brad aq baca tahu gak seeh....dr yg 1 ampe skrg tuh...seru tahuu...
- Andrie Enrique Ayyas Camarena waaaahhh, aku jadi terharu sis Dee Wijayanti
hiks...
ada saran nggak sis?
qiqiqiqiqi - Dee Wijayanti di bikin novel aj brad..hehehe.....aahhh aq penasaran neh akhir critanya sumpeeehhhh...
- Andrie Enrique Ayyas Camarena waah,kalo dobikin novel berarti panjang ya sis Dee Wijayanti
bersambung terus ya?
qiqiqiqiqi
bener sis, kamu penasaran ya?
qiqiqiqiqi - Dee Wijayanti Iiichh jgn yg bersambung2 donk...satu novel aj ...ASLIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIII PENASARAAAAAAAAAAAANNNNNNN NNNNNNNNN TAHUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU UUU......>>>>>>>>>>>>>> - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahahahahaha
kwkwkwkwkwkwkw
iya..iya..sis Dee Wijayanti
sabar ya..sini atuh
duduk dulu, kita ngopi bareng dulu yuks
sambil ngobrol ngobrol dulu
qiqiqiqiqi - Dee Wijayanti Keselll iichhh sama sibrad ini.....lg penasaran disuruh minum kopi n ngobroll....ahhh....ditung
gu yah sambungannya....huuhh... - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahahaha
kamu keliatan cantik dan manis kalo lagi sebel loh my sweet sista Dee Wijayanti
qiqiqiqiqi - Dee Wijayanti hakhakhakhakhak......pake ngerayu....basi..basi....h
akhakhakhak....:p - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
kwkwkwkwkwkw
eh, kemarin di dapur masih ada nasi basi satu piring sis Dee Wijayanti
hahahaha
malah belum sempat kemakan nih
hiks - Dee Wijayanti ya udah mkn dulu gih nasi basinya hakkahkahkahkah.....hadooh
hhh....dah ahh....cabut dulu....mo ngeteh hehehe....tataahh brad..thks ya notenya...jgn lupa sambungannya cpt dibikin...PENASARAN....heh e...Ting !! - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
kwkwkwkwkwkw
waah, punya saudari satu ini koq habis nyuruh makan nasi basi terus ditinggal pergi
hiks..
teganya dikau sis Dee Wijayanti - Dinda Clyte aahh kk, koq ada tempat penyiksaan segala siihh.. ngerii bayanginnya hiks.. tp gk di bc sayang bangeettt.. duh mkin penasaran nich.. lanjuuttt.. gk pake lamaa yaaa heheh :D
- Andrie Enrique Ayyas Camarena gubraks....!!!
eh, sis Dinda Clyte,
nanti kalo takut, bacanya di pelukan my bro Delbin Clyte saja ya
qiqiqiqiqi
biar hangat dan aman..
xixixixixi - Dinda Clyte ihhh kk, belom boleh kan bukn muhrim xixixi, ceritanya jngn serem2 ya, kesian tokohnya jg,, jd ngebayangin supir taksinya juga, hiks kesiaaan kaann.. :D
- Deena Buditomo tambah penasaran, mau dibawa kemana ni yaaa... hayyu nunggu lagi lanjutannya ah...
- Delbin Clyte eaaa bersambung lagi. hihihi. TOP bro, semakin menarik nih. lumayan, bacaan yang menarik disimak petang-petang. selamat petang ya bro. :)
- Nabila Dewi Gayatri bismillah.. sabar menunggu karya cerlang adikku.. lv u n GBU!
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehehe
eh sis Dinda Clyte, cepetan atuh, jadiin si my bro Delbin Clyte jadi muhrimmu
xixixixixixixi
iya..ya, kasian si pak ali
hhmmm..hwheehehhehehee - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
bentar ya mbak Deena Buditomo
nanti aku bawa menuju ke langit
xixixixixi - Andrie Enrique Ayyas Camarena aku banyak belajar darimu my bro Delbin Clyte
met malam ya..:) - Andrie Enrique Ayyas Camarena qiqiqiqiqiqi, makasih ya mbak Nabila Dewi Gayatri
met malam mbak...GBU - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
eh, bukan atuh sis Tuditea Masditok
soalnya kamu juga suka bikin aku penasaran
qiqiqiqi - Andrie Enrique Ayyas Camarena siaappp..!!!
kayak iklan SBY mommie Sue Munggaran
hahahahahaha
lanjuttkaannn..!!! - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
siap mbak Ummi Hasfa
laksanakan
qiqiqiqiqi - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
waah, ketahuan ih ama bu dokter Ratna Dewi Barrie
sembunyi dulu ah..:) - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahahaha
tenang mbak, kan ada Mbak Deena Buditomo
yang siap menahan tubuhku
xixixixi - Deena Buditomo walaaah, mesakno tenan, mosok aku dianggep spring bed, haduuuh... kudu sama superman tuuu
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
ya udah, aku pake spring bedmu saja ya mbak Deena Buditomo
qiqiqiqiqiqi - Deena Buditomo whaaahahaha... mending minjem sayap gatotkaca aja... bisa terbang sembari nulis lanjutan cerita ini... ngonoooo
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
aku pengennya nulis sambil tiduran di spring bed Mbak Deena Buditomo
soale sayap gatot kacanya udah di curi maling tadi malam
hiks - Malika Hasan Allahu Akbar, nafasnya harum nih Andrie. Lanjuuuuutt! Sebuku ya! Awas kalo nggak....ku kutuk jadi lumba-lumba...hehe. mantap sob!
- Dalasari Pera hadduuuuhh....puyeng aku memikirkannya. ah, cerdas sekali mas andrie mengaduk-aduk otak pembaca.
- Elly Dharmawanti hhmmm makin asiikk aja membacanya n makin buat penasanan akan akhirnya..aq tunggu..
- Erny Susanty duh...duh drieeeeee...senang aku ya ada yg selalu kutunggu2 di fb sekarang,,ya ini crita bersambungmu ini...walo penasaran uda mpe ubun2 tp kesabaranku buatmu banyak ko driee buat menunggu lanjutannya..lanjutttttttt
ttttt.....^.^ - Ksatria Obong auwfh.. pas nyampe breeeppp nya langsung ngilu deh, mabro
hehehe
iya wis, sambil aku seduh kopi agi nih nunggu sambungannya
nyimak sembari ngemil kacang rebus deh, maknyus - Marsya Aqilla semakin memanassssss...hahaha....r
equest bolehh..sisipkan lebih byk kisah cinta segitiga soraya, jhos dan rizal..biar gimana gitu, hihihihi..... - Ezzyla Fi waduh semakin menarik aja nch isinya brother,
nama2 chines na kayak zy gie baca serial ko ping ho..hehehe:)
lanjutkan brother...penasaran nch..:)
Salam Hangat..~,*.. - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
doain ya mbak Malika Hasan yang cantik dan manis
hhmmmm, sebuku untuk jadi novel
qiqiqiqiqi - Andrie Enrique Ayyas Camarena makasih my sista Dian Aza
kerumitannya seperti pikiranku yang juga sering rumit
hahahahahaha - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
habis puyeng koq bisa cerdas sish sis Dalasari Pera
kwkwkwkwkwkwkw
gubrakks..!! - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe
met pagi sis Elly Dharmawanti
semoga nanti tidak membosankan ya
hehehehehe - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahahaha
waahh, jadi kayak mimpi atuh di tunggu sama my sweet sists Erny
Susanty
xixixixixixi
makasih ya sis - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
koq bisa linu to my bro Ksatria Anoman Obong
gimana kalo pake obat gosok biar kagak linu tuh
qiqiqiqiqi
kopi dan kacang rebusnya jangan di habisiin ya
hehehehe - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
aadduuhh, request di terima mbakku Seroja White yang cantik,
xixixixixixixixi
met pagi mbak - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
amien mas Cepi Sabre
semoga saja ya
siippp, eh tolong beri masukan lagi ya
xixixixixi - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
aku dulu suka baca serial kho ping ho sis Ezzyla Fi
tapi sekarang bukunya udah hilang semuanya
hiks
udah lama sih,aku suka tokoh tokohnya dan cara asmaraman kho ping ho meramu ceritanya
mantabb... - KembaRa Gelungan Hitam membaca judul aku kira sebuah puisi hehe,,, ternyata prosa
- Ezzyla Fi memang mantab...zy dulu tergila2 ama serial ko ping ho...qiiqiiqi...:)
- Andrie Enrique Ayyas Camarenahahahahahaha
qiqiqiqiqi
duuh mbak KembaRa Gelungan Hitamku yang manis
aku hanya ingin membuat sesuatu yang beda dan gila
xixixixixixi
...Lihat Selengkapnya - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
waah, kita satu hati atuh sis Ezzyla Fi
xixixixixixixi
kangen sama Kho ping Ho lagi nih
hiks - Arther Panther Olii pemilihan angka 50 itu mencengangkan, mas Andrie. oia, sepertinya aku ketinggalan di bagian empat yah, mas ? aku merasa ada bagian yang hilang. hehe... :)
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe
mas Arther Panther Olii, yang bagian 4 kemarin kamu udah aku tag
mungkin kena yang di hack itu ya mas?
kalo mas ate berkenan bisa baca yang bagian 4 di noteku..:)
makasih ya mas - Senandung Peri Harpamas wouw,,,sory sob,sa'at ini komenku dicancel dlu ya,,
maklum sibuk,persiapan mau kesemarang ni,,,
mksh ya,,,,~_* - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
mau ketemu sama sang ksatria ya sis Angel Ofthesea
qiqiqiqi
siipppp - Ditha Lastcocaine Arts wah, nyesel aku baru baca... ini luar biasa, walau sedikit ngos - ngosan bacanya,... saya mengagumi karyamu bang
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
kau selalu memujiku mas Last Coccaine Dark Poetry
kau itu lebih luar biasa dariku mas,qiqiqiqiqi
salam hangat ya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar