Jumat, 30 Maret 2012

Para Monyet Urban yang Gelisah tanpa Arah Di jalanan Kota

Para Monyet Urban yang Gelisah tanpa Arah Di jalanan Kota

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 1 Mei 2011 pukul 21:00 ·
Para Monyet Urban yang Gelisah tanpa Arah Di jalanan Kota

kotakota mode berdandan tanpa wujud,
menjadi ikon urban yang tersesat
jutaan monyet berpakaian mantel modis
bersepatu bot, topi, dan pernakpernik kalung etnik
menjadi trend, berjalan beriringan
melintas di jalanjalan kota
disesaki papan rambu lalu lintas
merah, kuning, hijau
mencoba keluar dari pengotakan
antara normal dan abnormal

monyetmonyet itu tampak transparan
dalam arsiran bolpoint hitam jalanan
menampakan seluruh bidang tubuhnya
berselubung garis rapat, jarum jam dinding berdetak
tanpa terlihat mata
jarum jam tak bernama dan
berdialog berdasarkan nomor urut para monyet
menjadi kabut polusi udara perkotaan
berwajah suram, dalam satu warna datar
gelap tanpa ekspresi
kontras dengan gemerlap bangunan kota
memanggungkan berbagai kisah
pelanggaran hak asasi monyet
yang pernah  terjadi

antrean monyetmonyet, di sela  jalanan kota
tak berpohon, terkungkung tembok dan mesin pabrik
memburu waktu untuk bekerja
memburu waktu untuk pulang
simbol refleksi kehidupan kutubkutub urban

sloganslogan makanan cepat saji
mencuci otak di ruang kosong
menjadi kelinci percobaan  para kapitalis
bagi mereka, uang hanyalah tempelan posterposter usang
mengelupas di temboktembok
tembok yang menjadi mural
berkaleng cat semprot:
melukis monyet dengan rasa pedas

lapaklapak pedagang kaki lima
memasang bendera "peace"
pada gerombolan serdadu monyet berpentungan kayu
di depan anak monyet, di temani seekor anjing kecil
yang mempunyai senyuman monalisa
senyum yang mulai tua dan rapuh
terduduk di trotoar jalanan
untuk memprovokasi kesenjangan monyetmonyet urban

para monyet larut dalam gaya hidup urban
ada yang jadi pemain utama
ada yang jadi penonton
memanggungkan sisi paradoks satir kehidupan
menjebak para monyet di persimpangan
antara hasrat dan ketidak berdayaan
tidak lagi mampu menghentikan laju kehidupan
yang tanpa arah

mereka tidak pernah tahu
kemana arah kehidupan akan membawa
semua terseret arus tanpa tahu
kemana semua akan bermuara

saat rasi bintang penunjuk arah para nenek moyang
tertutup kabut polusi dan gemerlap lampu kota
hanya kegelisahan, yang bisa memutus
arus liar urban tanpa arah

mungkin suatu hari nanti
semua manusia urban akan bangun
sebagai monyetmonyet urban atau
manusia tembus pandang tanpa eksistensi
jika hal itu belum terjadi

karena monyet hanya mendaur ulang pikirannya
lalu meresponnya,
dengan konteks dan teknik berbeda
dengan  rasa suka
ataupun tidak suka


Padepokan Halimun, 01 Mei 2011

· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar