Cerpen : Pisau Pembunuh
oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 9 November 2011 pukul 19:18 ·
Cerpen:
Pisau Pembunuh
Upaya keras pembela seolah pupus, saat Isabel Quirk menjadi saksi untuk penuntut. Posisinya begitu dilematis bagi Joe Hart, pembela Isabel karena penuntut dapat melakukan pemeriksaan silang. Seperti tak ingin melepaskan buruannya, Jeft Gordon, penuntut pengadilan tak menyiakan-nyiakan kesempatan itu. Isabel diperlakukan bak anak kijang di sarang singa.
“Menurut keterangan Anda kemarin, peristiwa pembunuhan terjadi di sekitar Gold Royal Park. Tapi pada malam pembunuhan, keterangan Anda pada polisi, peristiwa terjadi di lokasi berbeda. Apakah Anda mengubah cerita? Berarti ini penipuan berencana?”
“Tidak,” sanggah Isabel yang tidak bisa menyembunyikan keterjutannya. “Aaaa…aku hanya kurang yakin saat itu.”
Jeft Gordon tersenyum. Ia mengungkap kejanggalan menyangkut waktu pembunuhan. Mobil Sam Fendley terlihat di Gold Royal Park antara pukul 22.28 sampai 22.32. Sedangkan saksi pertama melihat mayat korban di jalan pukul 22.50. Ada selang waktu 17 menit antara kematian Sam dan saksi meninggalkan rumah menuju mobilnya.
“Menurut keteranganmu, setidaknya peristiwa itu berlangsung sepuluh menit.” Jeft berhenti sejenak. “Bagaimana Anda menjelaskan soal jeda tujuh menit setelah orang itu pergi dan sebelum saksi itu datang?”
“Tidak bisa.”
“Lalu apa yang Anda lakukan selama 15, 16, 17 menit? Selama 17 menit tidak berusaha untuk minta pertolongan dari rumah di sekitar?”
“Memang tidak, sampai aku lihat cahaya dari sebuah rumah dan memungkinkan saya untuk minta tolong. Sam saat itu terbaring di tanah, aku tidak mau meninggalkannya.”
“kalau tidak mau meninggalkannya, mengapa Anda tidak membunyikan klakson?” Alis Jeft berkerut.
“Aku tidak tahu.”
“Atau setidaknya berusaha berteriak?”
“Tidak. Lelaki itu memukulku keras. Semuanya seperti mimpi. Seharusnya aku berbuat sesuatu, tapi aku Shock.”
“Tapi bukankah cukup waktu sebelum saksi datang melihat Anda?”
“Tidak.”
“Kalau Anda merasa tidak bersalah, Anda dapat pergi secepatnya ke rumah itu?”
“Bagaimana orang tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti itu?” balas Isabel.
Dalam argumentasi Jeft, baju Isabel yang berlumuran darah menunjukkan, setidaknya ia dalam posisi menempel saat korban ditusuk di lehernya. “Jika tidak bagaimana darah itu bisa muncrat ke blusmu?”
“Aku tidak dapat menjawabnya. Aku tidak tahu.”
Jeft mencoba mengingatkan Isabel tentang pertengkaran pasangan itu, yaitu saat Isabel menggigit sam. Jeft menyatakan keheranannya, seorang perempuan normal bisa-bisanya menggigit leher.
“Apa yang Anda rasakan?” kejar Jeft
“Aku marah. Toh, banyak orang melakukan tindakkan seperti itu. Sam juga pernah melakukan itu.”
“Pasti butuh niat yang besar untuk menaruh gigimu di leher seseorang. Dalam kondisi yang kurang lebih sama, kamu juga dapat menaruh pisau di lehernya, kan?”
“Tidak.”
Menurut argumentasi penuntut setelah melakukan pembunuhan, Isabel langsung mematikan lampu mobil untuk berpikir. “Dalam pernyataan Anda, lampu dalam keadaan menyala, tapi keterangan dari polisi dan saksi setempat menyatakan lampunya padam.” Jeft sejenak melirik Isabel.
“Jejak darah Sam Fendley ditemukan di tepi pintu mobil, yaitu ketika Anda membukanya untuk mematikan lampu. Jika lampunya dinyalakan, maka akan ada yang meilhatnya. Begitu kan?”
Isabel lagi-lagi diam.
Sebelum mengakhiri sesi pertanyaannya, penuntut menambahkan, dalam cerita pembunuhan karangan terdakwa, alasan Isabel memilih mobil Hummer 4WD sebagai mobil pembuntut, besar kemungkinan berdasarkan pengalaman pribadinya. Isabel dan Sam sesungguhnya ingin memiliki mobil dengan merek dan warna serupa. “ Anda mengarang cerita dan menggabungkannya dengan pengalaman pribadi,” kata Jeft.
“Itu hanya situasional,” kata pembela, meyatakan keberatan dengan penilaian itu.
****
Setelah vonis dijatuhkan, setidaknya tiga kali pembela Isabel mencoba mengajukan peninjauan kembali kasus itu dengan menyodorkan saksi-saksi baru. Meski upaya itu kandas, banyak orang tetap percaya Isabel tidak bersalah. Mereka menganggap vonis majelis hakim selama 20 tahun kepada Isabel terlalu berlebihan, lebih berat hukumannya daripada hukuman para koruptor yang hanya dihukum 3, 4 atau 5 tahun saja. Isabel dipenjara sejak 2007, hingga November 2011, Isabel membuat pengakuan yang mengejutkan.
Lewat sebuah surat yang dikirim dari penjara , Isabel mengaku telah menusuk Sam Fendley dalam sebuah pertengkaran yang disebutnya lepas control. Surat yang dimuat Metro Daily itu menyatakan, pada malam pembunuhan keduanya bermaksud pulang ke rumah. Di tengah jalan terjadi pertengkaran. Sam mengeluarkan pisau dan mengancam akan menyayat wajahku atau akan menusuk,” tulis Isabel. Masalahnya, Sam cemburu kepada Richard, mantan pacar Isabel.
Isabel lalu berteriak. Keluar dari mobil dan mencoba lari, tapi Sam berhasil mengejarnya dan menjambak rambut kekasihnya itu. Sam mengancam dengan pisau,” Lihat saja jika Richard mendekatimu lagi. Kubunuh kalian berdua.”
Isabel mengaku saat itu ketakutan setengah mati. Tapi kemudian ia sempat menjegal Sam hingga terjatuh. Sam ternyata sempat menarik tubuhnya, sehingga keduanya terjatuh ke rumput. Sam memukulnya lagi. Isabel berteriak minta tolong, tapi suaranya hilang di telan kegelapan malam.
Isabel berusaha berdiri. Keduanya sempat saling memaki. Saat itulah Isabel melihat ada pisau di tanah yang segera diambilnya. Saat Sam ingin bertindak kasar lagi, Isabel segera bereaksi dengan pisau.
“Aku harus menusuknya. Jika tidak, ia akan terus memukuliku, bahkan bisa membunuhku. Aku sempet mundur. Yang kuingat, aku menjadi gelap mata. Aku marah, gemetar, dan kehilangan control. Belum pernah aku mengalami kehilangan control seperti malam itu,” aku Isabel.
Sejenak Sam berusaha membalas, sebelum akhirnya terjatuh. Isabel menghampiri Sam dan mencoba mengajaknya berbicara. Ia mengguncang tubuh Sam. Bunyi nafasnya berat dan matanya mendelik. “Aku merasa ngeri. Tanganku terasa basah.”
Sewaktu meraih mayat kekasihnya, tulis Isabel, muncul perasaan sangat sedih dan bersalah. Terlebih saat menyadari Sam telah tewas. Ia merasa seluruh hidupnya sudah berakhir. Saat itu yang ada hanya kebingungan dan ketakutan. Sampai akhirnya, ia memutuskan untuk mengarang cerita bahwa mereka diserang seseorang. Pisau itu kemudian, disembunyikan di celananya, dan saat di rumah sakit, dihanyutkan di toilet.
“Aku merasa seharusnya dihukum untuk pembunuhan tak disengaja. Aku memang seharusnya jujur pada kesempatan pertama,”tulis Isabel.
****
Usia Isabel Quirk baru 28 tahun. Ibu seorang seorang putri berusia lima tahun itu masih cantik, meski guratan-guratan kedewasaan tetap mudah ditangkap dari sorot matanya. Sebelum bertemu Sam Fendley, Isabel pernah menikah dengans seorang pria selama tujuh tahun. Tapi setelah satu tahun setelah putrinya lahir, ia bercerai. Isabel tinggal di rumah kontrakkan kecil dan bekerja sebagai Sales Promotion Girl untuk produk kecantikan.
Sedangkan Sam Fendley, sehari-harinya bekerja sebagai sopir taksi. Sebagaimana kekasihnya, Sam telah memiliki seorang seorang putra hasil pernikahan sebelumnya.Dan hubungan Sam dengan mantan istri dan anaknya tetap baik. Sam termasuk pria pekerja keras dan berwajah tampan. Pada akhir pekan, ia sering menghabiskan malam di café atau diskotik. Karena ketampanannya, Sam diketahui punya beberapa teman wanita. Meski sebenarnya, justru iayangsering dikerjain oleh para wanita itu. Jauh di dalam hatinya, Sam sedang mencari seorang wanita untuk dijadikan istri. Saat bertemu Isabel, ia berpikir sudah menemukannya. Sejak pertemuannya yang romantis di Café Burcott pada tahun 2005, mereka memutuskan tinggal bersama di kontrakkan Isabel.
Namun, sejak kebersamaan tanpa ikatan ini, keduanya sering bertengkar. Meski berulang kali rujuk kembali, tak jarang pertengkaran itu membuahkan kerusakkan pada perabotan rumah kontrakan mereka. Isabel pernah melapor ke polisi bahwa Sam telah melempar Televisi dan VCD kepadanya. Puing-puingnya tampak berserakan di depan rumah. Saat itu polisi hanya menasehati mereka.
Sebenarnya, perangai Isabel tak kalah kasar dibandingkan Sam. Dalam penyelidikan polisi, saat masih menikah dengan suami pertamanya dulu, Isabel sering mengacungkan pisau saat bertengkar. Polisi mengonfirmasi kabar ini dan dibenarkan mantan suaminya. Suatu kali keduanya bertengkar karena Isabel menuduh suaminya menyetir sambil mabuk.
“Padahal sudah dijelaskan baik-baik, tapi Isabekl nekat lari ke dapur dan mengacungkan pisau. Dia hampir lepas kontrol, untunglah aku segera merebutnya. Saat marah, matanya liar sekali,” jelas mantan suaminya Isabel kepada polisi.
*****
Semua sudah ditulis Isabel ke Koran Metro Daily, dan orang-orang masih bertanya-tanya:
Benarkah itu semua pernyataan jujur Isabel?
Sam Fendley, menurut teman-temannya, tidak pernah membawa pisau. Mereka yakin, Isabel sengaja membawanya dari rumah malam itu. Entah untuk apa.
Padepokan Halimun, 09 November 2011
Pisau Pembunuh
Upaya keras pembela seolah pupus, saat Isabel Quirk menjadi saksi untuk penuntut. Posisinya begitu dilematis bagi Joe Hart, pembela Isabel karena penuntut dapat melakukan pemeriksaan silang. Seperti tak ingin melepaskan buruannya, Jeft Gordon, penuntut pengadilan tak menyiakan-nyiakan kesempatan itu. Isabel diperlakukan bak anak kijang di sarang singa.
“Menurut keterangan Anda kemarin, peristiwa pembunuhan terjadi di sekitar Gold Royal Park. Tapi pada malam pembunuhan, keterangan Anda pada polisi, peristiwa terjadi di lokasi berbeda. Apakah Anda mengubah cerita? Berarti ini penipuan berencana?”
“Tidak,” sanggah Isabel yang tidak bisa menyembunyikan keterjutannya. “Aaaa…aku hanya kurang yakin saat itu.”
Jeft Gordon tersenyum. Ia mengungkap kejanggalan menyangkut waktu pembunuhan. Mobil Sam Fendley terlihat di Gold Royal Park antara pukul 22.28 sampai 22.32. Sedangkan saksi pertama melihat mayat korban di jalan pukul 22.50. Ada selang waktu 17 menit antara kematian Sam dan saksi meninggalkan rumah menuju mobilnya.
“Menurut keteranganmu, setidaknya peristiwa itu berlangsung sepuluh menit.” Jeft berhenti sejenak. “Bagaimana Anda menjelaskan soal jeda tujuh menit setelah orang itu pergi dan sebelum saksi itu datang?”
“Tidak bisa.”
“Lalu apa yang Anda lakukan selama 15, 16, 17 menit? Selama 17 menit tidak berusaha untuk minta pertolongan dari rumah di sekitar?”
“Memang tidak, sampai aku lihat cahaya dari sebuah rumah dan memungkinkan saya untuk minta tolong. Sam saat itu terbaring di tanah, aku tidak mau meninggalkannya.”
“kalau tidak mau meninggalkannya, mengapa Anda tidak membunyikan klakson?” Alis Jeft berkerut.
“Aku tidak tahu.”
“Atau setidaknya berusaha berteriak?”
“Tidak. Lelaki itu memukulku keras. Semuanya seperti mimpi. Seharusnya aku berbuat sesuatu, tapi aku Shock.”
“Tapi bukankah cukup waktu sebelum saksi datang melihat Anda?”
“Tidak.”
“Kalau Anda merasa tidak bersalah, Anda dapat pergi secepatnya ke rumah itu?”
“Bagaimana orang tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti itu?” balas Isabel.
Dalam argumentasi Jeft, baju Isabel yang berlumuran darah menunjukkan, setidaknya ia dalam posisi menempel saat korban ditusuk di lehernya. “Jika tidak bagaimana darah itu bisa muncrat ke blusmu?”
“Aku tidak dapat menjawabnya. Aku tidak tahu.”
Jeft mencoba mengingatkan Isabel tentang pertengkaran pasangan itu, yaitu saat Isabel menggigit sam. Jeft menyatakan keheranannya, seorang perempuan normal bisa-bisanya menggigit leher.
“Apa yang Anda rasakan?” kejar Jeft
“Aku marah. Toh, banyak orang melakukan tindakkan seperti itu. Sam juga pernah melakukan itu.”
“Pasti butuh niat yang besar untuk menaruh gigimu di leher seseorang. Dalam kondisi yang kurang lebih sama, kamu juga dapat menaruh pisau di lehernya, kan?”
“Tidak.”
Menurut argumentasi penuntut setelah melakukan pembunuhan, Isabel langsung mematikan lampu mobil untuk berpikir. “Dalam pernyataan Anda, lampu dalam keadaan menyala, tapi keterangan dari polisi dan saksi setempat menyatakan lampunya padam.” Jeft sejenak melirik Isabel.
“Jejak darah Sam Fendley ditemukan di tepi pintu mobil, yaitu ketika Anda membukanya untuk mematikan lampu. Jika lampunya dinyalakan, maka akan ada yang meilhatnya. Begitu kan?”
Isabel lagi-lagi diam.
Sebelum mengakhiri sesi pertanyaannya, penuntut menambahkan, dalam cerita pembunuhan karangan terdakwa, alasan Isabel memilih mobil Hummer 4WD sebagai mobil pembuntut, besar kemungkinan berdasarkan pengalaman pribadinya. Isabel dan Sam sesungguhnya ingin memiliki mobil dengan merek dan warna serupa. “ Anda mengarang cerita dan menggabungkannya dengan pengalaman pribadi,” kata Jeft.
“Itu hanya situasional,” kata pembela, meyatakan keberatan dengan penilaian itu.
****
Setelah vonis dijatuhkan, setidaknya tiga kali pembela Isabel mencoba mengajukan peninjauan kembali kasus itu dengan menyodorkan saksi-saksi baru. Meski upaya itu kandas, banyak orang tetap percaya Isabel tidak bersalah. Mereka menganggap vonis majelis hakim selama 20 tahun kepada Isabel terlalu berlebihan, lebih berat hukumannya daripada hukuman para koruptor yang hanya dihukum 3, 4 atau 5 tahun saja. Isabel dipenjara sejak 2007, hingga November 2011, Isabel membuat pengakuan yang mengejutkan.
Lewat sebuah surat yang dikirim dari penjara , Isabel mengaku telah menusuk Sam Fendley dalam sebuah pertengkaran yang disebutnya lepas control. Surat yang dimuat Metro Daily itu menyatakan, pada malam pembunuhan keduanya bermaksud pulang ke rumah. Di tengah jalan terjadi pertengkaran. Sam mengeluarkan pisau dan mengancam akan menyayat wajahku atau akan menusuk,” tulis Isabel. Masalahnya, Sam cemburu kepada Richard, mantan pacar Isabel.
Isabel lalu berteriak. Keluar dari mobil dan mencoba lari, tapi Sam berhasil mengejarnya dan menjambak rambut kekasihnya itu. Sam mengancam dengan pisau,” Lihat saja jika Richard mendekatimu lagi. Kubunuh kalian berdua.”
Isabel mengaku saat itu ketakutan setengah mati. Tapi kemudian ia sempat menjegal Sam hingga terjatuh. Sam ternyata sempat menarik tubuhnya, sehingga keduanya terjatuh ke rumput. Sam memukulnya lagi. Isabel berteriak minta tolong, tapi suaranya hilang di telan kegelapan malam.
Isabel berusaha berdiri. Keduanya sempat saling memaki. Saat itulah Isabel melihat ada pisau di tanah yang segera diambilnya. Saat Sam ingin bertindak kasar lagi, Isabel segera bereaksi dengan pisau.
“Aku harus menusuknya. Jika tidak, ia akan terus memukuliku, bahkan bisa membunuhku. Aku sempet mundur. Yang kuingat, aku menjadi gelap mata. Aku marah, gemetar, dan kehilangan control. Belum pernah aku mengalami kehilangan control seperti malam itu,” aku Isabel.
Sejenak Sam berusaha membalas, sebelum akhirnya terjatuh. Isabel menghampiri Sam dan mencoba mengajaknya berbicara. Ia mengguncang tubuh Sam. Bunyi nafasnya berat dan matanya mendelik. “Aku merasa ngeri. Tanganku terasa basah.”
Sewaktu meraih mayat kekasihnya, tulis Isabel, muncul perasaan sangat sedih dan bersalah. Terlebih saat menyadari Sam telah tewas. Ia merasa seluruh hidupnya sudah berakhir. Saat itu yang ada hanya kebingungan dan ketakutan. Sampai akhirnya, ia memutuskan untuk mengarang cerita bahwa mereka diserang seseorang. Pisau itu kemudian, disembunyikan di celananya, dan saat di rumah sakit, dihanyutkan di toilet.
“Aku merasa seharusnya dihukum untuk pembunuhan tak disengaja. Aku memang seharusnya jujur pada kesempatan pertama,”tulis Isabel.
****
Usia Isabel Quirk baru 28 tahun. Ibu seorang seorang putri berusia lima tahun itu masih cantik, meski guratan-guratan kedewasaan tetap mudah ditangkap dari sorot matanya. Sebelum bertemu Sam Fendley, Isabel pernah menikah dengans seorang pria selama tujuh tahun. Tapi setelah satu tahun setelah putrinya lahir, ia bercerai. Isabel tinggal di rumah kontrakkan kecil dan bekerja sebagai Sales Promotion Girl untuk produk kecantikan.
Sedangkan Sam Fendley, sehari-harinya bekerja sebagai sopir taksi. Sebagaimana kekasihnya, Sam telah memiliki seorang seorang putra hasil pernikahan sebelumnya.Dan hubungan Sam dengan mantan istri dan anaknya tetap baik. Sam termasuk pria pekerja keras dan berwajah tampan. Pada akhir pekan, ia sering menghabiskan malam di café atau diskotik. Karena ketampanannya, Sam diketahui punya beberapa teman wanita. Meski sebenarnya, justru iayangsering dikerjain oleh para wanita itu. Jauh di dalam hatinya, Sam sedang mencari seorang wanita untuk dijadikan istri. Saat bertemu Isabel, ia berpikir sudah menemukannya. Sejak pertemuannya yang romantis di Café Burcott pada tahun 2005, mereka memutuskan tinggal bersama di kontrakkan Isabel.
Namun, sejak kebersamaan tanpa ikatan ini, keduanya sering bertengkar. Meski berulang kali rujuk kembali, tak jarang pertengkaran itu membuahkan kerusakkan pada perabotan rumah kontrakan mereka. Isabel pernah melapor ke polisi bahwa Sam telah melempar Televisi dan VCD kepadanya. Puing-puingnya tampak berserakan di depan rumah. Saat itu polisi hanya menasehati mereka.
Sebenarnya, perangai Isabel tak kalah kasar dibandingkan Sam. Dalam penyelidikan polisi, saat masih menikah dengan suami pertamanya dulu, Isabel sering mengacungkan pisau saat bertengkar. Polisi mengonfirmasi kabar ini dan dibenarkan mantan suaminya. Suatu kali keduanya bertengkar karena Isabel menuduh suaminya menyetir sambil mabuk.
“Padahal sudah dijelaskan baik-baik, tapi Isabekl nekat lari ke dapur dan mengacungkan pisau. Dia hampir lepas kontrol, untunglah aku segera merebutnya. Saat marah, matanya liar sekali,” jelas mantan suaminya Isabel kepada polisi.
*****
Semua sudah ditulis Isabel ke Koran Metro Daily, dan orang-orang masih bertanya-tanya:
Benarkah itu semua pernyataan jujur Isabel?
Sam Fendley, menurut teman-temannya, tidak pernah membawa pisau. Mereka yakin, Isabel sengaja membawanya dari rumah malam itu. Entah untuk apa.
Padepokan Halimun, 09 November 2011
- Leliana Lesmana Persis seperti membaca karya Sandra Brown...hehehe..tapi ini versi Andrie Enrique Ayyas Camarena...mantap...9 November 2011 pukul 19:42 · · 2
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehe, kau penggemar sandra Brown juga ya mbak Leliana
Lesmana?
wah, kita satu penggemar atuh mbak,hihihihi
baru belajar menulis cerpen nih mbak..:-)
kasih saran dong...9 November 2011 pukul 19:46 · - Leliana Lesmana Ya belajar sama SB hahaha....saya mana bisa..hanya sekedar pembaca saja....kalau aku suka baca Tin Tin saja..hahaha..ringan dan lucu..9 November 2011 pukul 19:50 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe, makasih mbak Ratna,atas sarannya.
mohon doanya ya..:-)9 November 2011 pukul 19:53 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehe, aku tergilagila pada cerita misteri mbak Leliana,
mau ditambah komedi malah nggak bisa,hehehe
aku juga suka tin tin mbak..
asyyiikkk..membaca bareng yuk..:)9 November 2011 pukul 19:54 · - Ratu Ayu idem dgn mba Ratna Dewi Barrie, trima kasih tagnya, saya suka cerpen2 seperti ini bukan saja hanya membaca tapi ikut juga menerka2 apa yang terjadi sebenarnya.9 November 2011 pukul 19:56 · · 1
- Gendhis Yg Bersenandung *
wow !!
(mlongo)
sukaaaaaa....^_^
(SSYT pindah sini yak...hwe he he)9 November 2011 pukul 19:58 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena makasih mbak Ratu Ayu..:-)
semoga bisa bisa tercapai ya,amien
salam..salam hangat dariku..:-)9 November 2011 pukul 19:58 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena woow...apresiasi yang membuat melongo juga gendhis..:-)
apaan tuh SSYT mbak?hehehehe
makasih ya mbak,hihihihi9 November 2011 pukul 20:02 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehe, semoga misteri juga ikut tersibak bersama dirimu sis Ezzyla..:-)
makasih udah hadir ya..:-)
salam hangat buat keluarga besar ya9 November 2011 pukul 20:07 · · 1 - Marbuth Sastragila alhamdulillah tag ku nomer 1 hahahag ^^ nih tak jempol. bentar ya tak baca dulu :)9 November 2011 pukul 20:22 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha,
alhamdulillah ada jempol dari kang Marbuth,hehehehe9 November 2011 pukul 20:36 · · 1 - Malika Hasan Kang Marbuth senengnya dapat kehormatan...hahahahaha. Aku juga ya, Andrie. Bentar aku baca dulu....hihihi...9 November 2011 pukul 21:20 · · 1
- Malika Hasan Kang Marbuth udah kelar baca belom Kang? Aku udah....hahahha...9 November 2011 pukul 21:22 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hihihihihi, makasih ya mbakku yang cantik Malika Hasan..9 November 2011 pukul 21:22 ·
- Andrie Enrique Ayyas Camarena kang Marbuth , kayaknya belum kelar membacanya mbak Malika Hasan..
eh, mbak,kamu membacanya koq cepet banget mbak?
aku buatnya ampe ngos ngosan nih
hahahaha9 November 2011 pukul 21:23 · - Malika Hasan Aku sebelum like dah baca dulu, Andrie Enrique Ayyas Camarena yang aku sayangi. Komen di atas itu pengen becanda aja sama kang Marbuth Sastragila...*ngeles*...hahahha9 November 2011 pukul 21:25 · · 1
- Marbuth Sastragila mungkin perlu saya luruskan pertanyaan Malika, udah baca apa belum? nah kujawab: belum ... hehehe ^^9 November 2011 pukul 21:25 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha, makasih mbakku yang cantik Malika Hasan
hehehehehe, sip..sipp..9 November 2011 pukul 21:27 · - Malika Hasan Tentu aku menyukai tulisanmu ini, Andrie Enrique Ayyas Camarena. Aku berpikir memang sebaiknya kamu menulis novel. Ide2 ceritamu selalu keren. Penokohannya juga hidup. Sayang kalo cuma sependek ini. Eksplooorrr.....9 November 2011 pukul 21:28 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena kang Marbuth edan koq
hahahahahaha
tapi aku suka dengan gayamu itu kang, semakin edan aku semakin seneng
hehehehe
makasih ya kang9 November 2011 pukul 21:28 · · 1 - Malika Hasan Kang Marbuth gendeeeennggg...hahhahha. Pa kabarmu Kaaangg...9 November 2011 pukul 21:29 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehe, semoha kesampian ya mbak Malika,amien
kau juga semoga bisa berhasil dengan ideidemu yang aneh aneh itu
hahahahahaha9 November 2011 pukul 21:29 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehe, bener kang Marbuth, apa kabarmu sekarang?
hahahaha9 November 2011 pukul 21:30 · - Malika Hasan Amin..amin...amin. Ide-ideku yang aneh apaan?...*pura-pura lupa*9 November 2011 pukul 21:31 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha, apa ya?
aku juga lupa koq mbak Malika?
**pura-pura lupa***
hehehe9 November 2011 pukul 21:32 · - Marbuth Sastragila saya hadir di sini karena ada 2 hal, pertama karena tag saya ditempatkan nomer 1 oleh Andrie, kedua tentu saja karena ada si cantik ehem Malika, soal apakah isi tagnya bagiku nomer kesekian xixixi. tapi menurutku cerpen asal panjangnya sudah lebih dari selembar kuarto sudah bagus, kan sulit tuh bikinnya xixixi. tapi kalau puisi menurutku yang paling bagus adalah yang hanya terdiri dari 3 kata, karena itu juga sulit haha9 November 2011 pukul 21:35 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
oh, gitu ya kang Marbuth?
***sambil garuk garuk rambut, baru mengerti sekarang**hahahaha
kalo menyebut mbak Malika Hasan cantik, gimana dengan Alin Da kang?
ceritanya kemarin mbok ojo di putus kang...
rame soale
hehehehe9 November 2011 pukul 21:38 · - Marbuth Sastragila menurutku sih begitu, walaupun aku sendiri gak yakin haha ^^ menurutku dua duanya sama cantiknya kok (.. ssstt .. jangan bilang bilang ya ndrie, sebetulnya lebih cantik malika ) .....9 November 2011 pukul 21:42 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena beres..beres kang Marbuth..
aku siap tutup mulut nih
hahahahahaha
memang lebih cantik mbak Malika ya..
hhmmm...hihihihi9 November 2011 pukul 21:43 · - Malika Hasan Jiahahahhahha......sak karepmu Kaangg. Andrie, sebenrnya Kang Marbuth itu aslinya lagi kangen aku....hahhaha9 November 2011 pukul 21:44 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena ooohhhh..hahahahahaha
rupanya kang Marbuth itu ngefans berat sama mbak Malika ya?
hehehehehe9 November 2011 pukul 21:45 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena makasih mbak Nona..:-)
salam hangat dan hormatku ya.hehehehehe
met malam ya mbak..:DDD9 November 2011 pukul 21:46 · · 1 - Marbuth Sastragila gaaak. enggak kok. siapa yg kangen ? siapa yg ngefans ? .... (jangan bilang bilang ya ndrie, aku sedang berbohong) ......9 November 2011 pukul 21:49 · · 1
- Malika Hasan Hloh gimana Andrie yooo. Baru tahu ta?...hahahaha. Tapi yang bener itu arek Suroboyo ya ngefansnya sesama arek Suroboyo....hihihi. Wes ah, bye Andrieeeee.......:)9 November 2011 pukul 21:50 · · 1
- Malika Hasan Hahahhahaa.....tak pikir wes tepar. Udaaahhh...aku mo lanjut nuliis.9 November 2011 pukul 21:51 ·
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
beres kang Marbuth, beres..
aku percaya koq
hihihihi9 November 2011 pukul 21:51 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha, bener juga nih mbak Malika,
arek suroboyo VS arek suroboyo,hahahaha
mantab..
bye..bye mbak malika
makasih ya..:-)9 November 2011 pukul 21:52 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
kwkwkwkwkwkw
siipp..siipppp
aku kayaknya mulai ketularan edan nih
hehehe9 November 2011 pukul 21:54 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena mbak Malika dan kang Marbuth , edan kabeh
hahahaha9 November 2011 pukul 21:55 · · 1 - Si Mene Wes Tobat Namun, sejak kebersamaan tanpa ikatan ini, keduanya sering bertengkar. Meski berulang kali rujuk kembali, tak jarang pertengkaran itu membuahkan kerusakkan pada perabotan rumah kontrakan mereka.
jadi teringat sama pasangan gila kebo edyanku...hahahahaha9 November 2011 pukul 21:59 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahahaha
pasti si gebe ya mas mene?
hahahaha9 November 2011 pukul 22:00 · - Si Mene Wes Tobat sssssssssssssttt...sekarsn
g dia uadah terbunuh belalang..wkwkwkwwkk 9 November 2011 pukul 22:01 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahahaha
belalang dari mana mas?
rumahnya si elly?
hahaha9 November 2011 pukul 22:01 · - Si Mene Wes Tobat wuiih elly lagi..ckckckck
Di rumahnya Elly gak ada belalang Mas, yang ada cuman tokek..hahahahaha9 November 2011 pukul 22:02 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
tokek belang ya mas?
gimana jabar gemblunger mas?9 November 2011 pukul 22:03 · - Si Mene Wes Tobat pasti Mas Andrie Enrique Ayyas Camarena seorang peramal Y?
kabar Gemblungers melempem, orang gemblungnya ngilang..hahaha9 November 2011 pukul 22:06 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha, aku bukan peramal, tapi aku di sihir mommie Sue jadi ikut gila
hahahahaha9 November 2011 pukul 22:08 · - Si Mene Wes Tobat jiahahahahaha...pantesan mataku sering dibuat muter2 kalo baca karyamu mas..heuheu
sampe2 aku jatuh cinta...aih, aiih..haha9 November 2011 pukul 22:09 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena waduh bahaya tuh mas, untung karyaku bukan cewek mas
hahahahaha
aman.,.hufftt9 November 2011 pukul 22:10 · · 1 - Si Mene Wes Tobat duh kayak gini deh kalo gebe udah gak ada bawaanya laper melulu..hahaha9 November 2011 pukul 22:11 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
kasian..kasian..kasian..
makan dulu geh mas9 November 2011 pukul 22:13 · · 1 - Si Mene Wes Tobat hu'uh kebetulan aku baru nagkepin kelabang sama belalang nih, mau ikut masak ? heu9 November 2011 pukul 22:13 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha, buat kamu saja mas
aku udah kenyang nih
hwehehehehehe9 November 2011 pukul 22:14 · · 1 - Si Mene Wes Tobat Bueh aku masakin spesial mas khusus buat mas. ini juga aku potong belalangnya pake pisau isabel..hahaha9 November 2011 pukul 22:20 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
waaah, bahaya tuh mas
isabelnya sudah bobok, jadi aman malam ini
hahahahaha9 November 2011 pukul 22:26 · · 1 - Si Mene Wes Tobat Aq ngambil pisaunya pas Isabel lagi di WC mas..hahaha
dengan mengendap-ngendap, hap, hap lalu di tangkap..hahaha9 November 2011 pukul 22:28 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha, pisaunya udah aku curi duluan koq mas
hahahahahaha9 November 2011 pukul 22:29 · · 1 - Seroja White hemmm..style baru nih, openingnya seru penuh dialog, Aku suka Isabel..karakternya kuat.9 November 2011 pukul 22:29 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena loh mbak Seroja, langsung pindah ke sini
hehehehehehe
sakti bener nih
isabel..isabel..hhmmm..hehehehe 9 November 2011 pukul 22:31 · - Si Mene Wes Tobat Loh ? terus yang aku ambil punya siapa ?? jangan2 punya Jeft Gordon..??9 November 2011 pukul 22:31 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha, punya diambil guru Senja Saga YgTerpasung tuh
hehehehehe9 November 2011 pukul 22:31 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena Seroja White:hahahahahahaha
wah bahaya
kabbuurrr..
pisaunya jangan di bawa ya mbak
hehehe9 November 2011 pukul 22:33 · - Seroja White welah..aku ndak pake pisau untuk membunuh mas, pake puisi cinta saja..hahahaha9 November 2011 pukul 22:34 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena Si Mene Ketehe:hahahahahahaah
awas, semoga guru senja tidak datang ke sini9 November 2011 pukul 22:34 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena Seroja White:hehehehehehe
puisi cintamu memang bagus mbak, bikin yang baca klefek klefek
hehehehe9 November 2011 pukul 22:35 · - Si Mene Wes Tobat ups...please jangan bilang2 sama guru senja saga akikah abis dari sindang ya ? hahaha9 November 2011 pukul 22:37 · · 1
- Seroja White hehehehe...nh, klu besok terlambat siapkan aja surat cinta, trus palingan di balas pake surat PHK..hakhakhak9 November 2011 pukul 22:37 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe, aku banyak belajar darimu mbak Anggie,
cerpen cerpenmu bagus banget.hehehehe9 November 2011 pukul 22:37 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha,benarkah mas Si Mene Ketehe, guru senja udah?ehem
hehehehe9 November 2011 pukul 22:38 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha, wah mbak Seroja memang pinter mencari alasan
hehehehe9 November 2011 pukul 22:39 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena mengawasi diam diam mbak Anggie D. Widowati
lalu belajar dari situ
hehehehe9 November 2011 pukul 22:39 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena Si Mene Ketehe:hahahahahaha
udah apa ya?
wah, aku lupa mas..
hehehehe9 November 2011 pukul 22:40 · · 1 - Anggie D. Widowati Wah, jangan gitu, "bukan orang sembarangan yang bisa nulis sebagus itu... B)9 November 2011 pukul 22:40 · · 1
- Si Mene Wes Tobat berartiiiiiiiiii...Udah...
.deh jangn di ingat lagi, dia mah emang kayak gitu...wkwkwkwikwk 9 November 2011 pukul 22:40 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe, kan gurunya juga bukan orang sembarangan
guru Anggie D. Widowati.hehehehehe9 November 2011 pukul 22:41 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha, eh mas Si Mene Ketehe..
kabar kamu sekarang gimana?
sehat kan?9 November 2011 pukul 22:42 · · 1 - Si Mene Wes Tobat Alhamdulillah makin gemblung..wkwkwkwkwkwk
Gimana kabarmu mas ?? semoga udah baikan..hahaha9 November 2011 pukul 22:42 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha..alhamdulillah jiika udah sehat mas Si Mene Ketehe
hehehehe
aku sehat, semoga kita semua sehat ya..amien9 November 2011 pukul 22:44 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena kalo tersesat tinggal telepon guru Anggie D. Widowati
hahahaha
mudahkan?9 November 2011 pukul 22:45 · · 1 - Delbin ClytePendapatku begini: Pemaparan ceritanya bagus, dengan tema yang menarik. Hanya saja cerpen ini terlalu singkat, sehingga alurnya tanggung sekali. Untuk hal detail, ada beberapa kata yang kurang pas, juga pemilihan nama tokoh aku rasa kurang ...Lihat Selengkapnya9 November 2011 pukul 22:46 · · 3
- Andrie Enrique Ayyas Camarena sama sama mbak Anggie D. Widowati,hehehehe
aku juga menunggu cerpen cerpenmu ya
hehehehe9 November 2011 pukul 22:48 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe, kau memang brilliant mas Delbin,
|itulah yang kusuka darimu
teliti dan cermat sekali
makasih atas sarannya ya..:-)
bagus..bagus..hehehehe
met malam juga mas9 November 2011 pukul 22:49 · · 1 - Si Mene Wes Tobat Mbak Anggi, jangan lupa tag aku kalo kiirim makanan eh catatan..hehe9 November 2011 pukul 22:50 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena mas Si Mene Ketehe dan mbak Anggie D. Widowati.hehehehehe
semoga silaturahmi ini bisa terus berjalan baik ya
amien9 November 2011 pukul 22:50 · · 1 - Si Mene Wes Tobat Mas Andrie Enrique Ayyas Camarena, amiin semoga panjang umurnya..hehehe9 November 2011 pukul 22:51 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena tag aku juga ya mbak Anggie D. Widowati,hehehehe
eh mas Si Mene Ketehe, jangan lupa tag aku juga ya
hahahaha9 November 2011 pukul 22:51 · · 2 - Si Mene Wes Tobat Mas Andrie Enrique Ayyas Camarena, ho'oh nanti aku tag BOM rakitan didinding sampeyan...wkwkwkwkwk9 November 2011 pukul 22:52 · · 1
- Si Mene Wes Tobat Mas Aku pamit mau makan siang dulu ya ??
bye..muach..haha9 November 2011 pukul 22:53 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahahaha
aku jugapamit mau bobok dulu ya
hehehehehe
met malam mas dan semuanya
makasih sekali9 November 2011 pukul 22:54 · · 1 - Dee Wijayanti Woww....ceritanya seru i like it brad, weleh2 km jgn2 main2 sama aku ya brad ntar aku todong pisau jg loh hkahkahkahkahkahkah......:
p 10 November 2011 pukul 4:06 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha, pisau apaan tuh sis Tuditea?
tajam nggak?
hihihihi10 November 2011 pukul 4:28 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena wah, ini juga mau ngancam mau mengacungkan pisau juga
hihihihi, silahkan sis Dee Wijayanti..
silahkan tusuk bagian tubuhku yang kau suka
hehehehe10 November 2011 pukul 4:29 · - Tuditea Masditok heee pisau nya 'Barbie' . mau ajak kamu main rumah-rumahan. :D ;p10 November 2011 pukul 4:29 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena yuks, main rumah rumahan ya..
sis Tuditea jadi apa?
terus aku juga jadi apa ya?
hehehe, pisaunya disimpan dulu ya..10 November 2011 pukul 4:30 · - Dee Wijayanti brad km pasti lom mndi neh hakhakhkahkahak.....bau ilerr dwueehh hakhakhakhkahkhak....:p10 November 2011 pukul 4:31 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahaha, loh koq kamu tahu sis Dee Wijayanti?
bentar lagi aku mau mandi dulu nih
hahahahaha10 November 2011 pukul 4:32 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena hihihihihi..waaahhhh. aku senang jadi sam,dan kau my sweet sista Tuditea , kamu jadi Isabel ya..
tapi nggak boleh nusuk,
nusuknya pake hatimu saja ya..:DDD10 November 2011 pukul 4:33 · · 1 - Dee Wijayanti Sono gih sambil nodongin pisau..sanaaa....bauuuuu..
..hakhakhakhkahakhka.... 10 November 2011 pukul 4:33 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha, sis Dee, kamu sekarang galak banget..
kabbuurr..10 November 2011 pukul 4:34 · · 1 - Poncowae Lou ini karyamu dik? seandai benar, cantumkan namamu agar pembaca tahu bahwa apa yang ditampilkan disini cerita rekaanmu.10 November 2011 pukul 8:57 · · 1
- Erny Susanty Andrieeeee...cerpenmu ini keren lagi ya...uda kayak novel2 agatha cristhi,sandra brown ato dektektif holmes..bisa dikembangin lagi kayaknya nih kayak cerpen2mu yang bersambung kemarin2 itu..imajimu luar biasa ya...salut! :)10 November 2011 pukul 9:29 · · 1
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehe, om Poncowae Lou, aku jarang mencantumkan namaku ketika membuat karya sastra.
ya, nanti di karya selanjutnya akan kucantumkan namaku ya
makasih sarannya ya Omku yang ngganteng..:-)11 November 2011 pukul 4:35 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe, makasih ya sis Erny Susanty,
apresiasi yang bagus sekali..
salam hangat dariku..:-)11 November 2011 pukul 4:36 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena jempolers:salam hangat dan makasih ya..:-)11 November 2011 pukul 4:37 ·
- Ditha Lastcocaine Arts Cerdas... tema-tema bang Andrie Enrique Ayyas Camarena slalu segar dan luar biasa... saya cuma bisah thumb up satu, klo fb gak batesin, saya kasih 100 jempol buat cerpen ini11 November 2011 pukul 13:51 · · 1
- 11 November 2011 pukul 15:22 · · 1
- Cepi Sabre setuju dengan erny: agatha christie. keren.
sedikit perbaikan redaksional akan menjadikannya sempurna, mas andrie.11 November 2011 pukul 19:56 · · 1 - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehe, makasih mas Ditha, baru belajar membuat cerpen nih.
salam hangatdariku ya..:-)11 November 2011 pukul 20:45 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena saran yang bagus mommie Sue,
mohon doanya ya..:-)
salam hangat dariku mom,hehehe11 November 2011 pukul 20:46 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena makasih..makasih mas Cepi,
semoga kesampaian ya..:-)..amien.
salam salam hangat dariku,hehehe11 November 2011 pukul 20:47 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena mbak KembaRa, kau lebih ciamik mbak
makasih bimbingannya ya,hehehehe11 November 2011 pukul 20:47 · - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe met malam mas Husni Hamisi yang cakep
salam hangat dariku ya..:-)17 November 2011 pukul 20:34 ·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar