Puisi Ibu ( bagian 4 )
oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 4 Juli 2011 pukul 21:55 ·
Puisi Ibu ( bagian 4 )
Utusan Iblis Yang Tertidur dalam Puisiku
Setengah berlari, dalam kebingungan Dr Rizal menyeret tubuhnya sepanjang satu mil menuju rute 70, sebuah jalan padat lalu lintas. Rencananya, melompat ke depan sebuah mobil. Dia berdiri di sisi jalan. Namun, dia melihat lampu sorot di atas mobil. Bagaimana jika itu mobil polisi? Bagaimana jika polisi itu datang untuk menahannya? Dengan panik dia kembali berlari dari jalan. Rizal belum menyadari bahwa sepasang taring kecil telah tumbuh di giginya dan bola matanya berwarna merah. malam itu daun daun membeku dan angin tertidur, membungkus dirinya menemani cahaya bulan yang purnama di langit.
Besok malamnya, Dr Rizal menemui temannya, seoprang psikiater, Dr Antonio, yang merupakan sahabat dekat Dr Rizal, selain dengan Dr Jose. Mereka merupakan tiga sahabat kental. Sebenarnya ada lima orang tapi yang dua orang sudah meninggal. Dengan Dr antoniolah biasanya rizal berkonsultasi tiap saat.
"Hanya suara suara itulah yang kumiliki. Mereka mendesakku untuk melarikan diri. Kadang kadang aku melihat suara suara itu. Penampakkan itu nyata dan mengerikan. Si penguasa, yang suaranya paling dominan, adalah iblis, bukan setan dengan wajah merah dan bertanduk, melainkan seekor serigala yang lebih besar daripada serigala betulan, berdiri tegak dengan dua kaki. Suara suara lain, setan setan yang lebih kecil, adalah sekawanan anjing liar, tapi juga manusia, kata Rizal."
Dia merebahkan tubuhnya di kursi, desah nafasnya selaras dengan angin yang berhembus di ruangan itu. Asap rokok Rizal menggantung tipis di atas kepalanya dan wangi pengharum ruangan menggenangi udara."kamu tahu nggak Antonio, kalau suara suara itu semakin sering terdengar sejak kematian Hilda dan Isaac di lautan siberia, katanya pelan."
Hilda dan Issac, adalah sepasang kekasih, mereka berdua mati tenggelam ke dasar lautan siberia ketika kapal yang mereka tumpangi tenggelam. Rizal yang waktu itu lagi sakit, tidak bisa berenang, dan pelampung hanya ada 3 buah. Hilda dan Issac tenggelam ke dasar lautan karena menolong Rizal dan jasad mereka masih utuh tersimpan dalam kapal. Mungkin laut menjaga tubuh mereka untuk menghormatinya. Rizal, Jose dan Antonio selamat setelah ditolong sebuah kapal yang melintas di lautan siberia, setelah terombang ambing selama 3 hari.
"Ada kesenangan menjadi gila yang tak dapat dirasakan oleh orang lain kecuali orang gila, kata antonio."
"kau benar antonio, dan suara suara itu telah mengisi tempat khusus dalam hidupku. Tanpa mereka, aku merasa sendirian, tapi aku merasa tersiksa dengan suara suara itu. Mereka sering mempengaruhiku hingga aku harus membuang diri masuk ke alam mereka."
"Dulu, orang tuaku mengajakku menemui ayahmu, Dr Timothy. Setelah berbicara denganku, dokter Timothy bicara dengan ayah. Wajah ayah berubah. Setiba di rumah, aku bertanya padanya tentang penyakitku. Ayah memberi selembar kertas, bertuliskan:Skizofrenia, kenang Rizal."
"Pukul 10.00 keesokkan harinya, aku pergi ke perpustakaan, mencari arti kata itu di kamus kedokteran. Ternyata, Penyakit Jiwa!"
Aku Mencintai Ibu Puisiku
Setiap hari, ibuku bangun pukul 03.00 untuk memasak makanan. Dia melakukannya sendirian. Dia tidak pernah mengeluh capek meskipun harus menyiapkan 50 - 70 boks makanan, kadang bisa 100 boks lebih malahan. Bisa kubayangkan saat itu pasti ibu lelah sekali. Setelah itu, dia membangunkanku, mengajakku makan pagi bersama, dan mengantarku ke sekolah. Cahaya pagi menyiram atap atap rumah, yang dibiaskan lembut oleh celotehan anak anak yang berangkat sekolah.
Selama aku berada di sekolah, ibu mengantarkan makanan ke pelanggan. Mereka bilang masakan ibu sangat enak. Jika jam sekolah telah usai dan ibu belum menjemputku, aku biasanya duduk di koridor sekolah, menunggu ibu.
Sepulang mengantar semua makanan, ibu mengajakku makan siang. Saat makan siang itu ibu bercerita tentang pertemuannya dengan pelanggannya. kalau ada pemesan yang ternyata tak bisa ditemui, ia akan menawarkan makanan itu ke orang lain. Kasihan ibu ibu, harus ke sana ke mari menawarkan makanan. Selesai makan, ibu akan mengajakku bermain.
Menjelang sore, ibu pergi berbelanja bahan makanan untuk esok hari. Ibuku biasanya berbelanja sambil menggendongku. tapi biasa pula, aku sendirian menjaga rumah selama ibu tidak ada di rumah, aku akan tidur dan setelah bangun berusaha membantu ibu.
Ibu pernah bercerita, "Sepulang sekolah kamu pernah bertanya,"Ibu, Cahaya itu tidak bisa melihat ya?" Ibu terkejut sekali.
"Memang kenapa?"
"Habis waktu aku bilang mau main ayunan, teman teman bilang bahaya, soalnya Cahaya tidak bisa melihat."
Aku tunanetra. tetapi aku sendiri tidak tahu bagaimanakah tidak dapat melihat itu dan seperti apakah melihat itu. Waktu aku tanyakan hal itu kepada ibu, "Cahaya, matamu tidak bisa melihat, tetapi kamu bisa melakukan hal hal yang bisa di lakukan teman temanmu. Makanya, kamu jauh lebih hebat daripada mereka, "jawab ibuku membesarkanku hatiku.
Suatu ketika ada perlombaan olah raga di sekolah. Suatu perlombaan yang mengharuskan seorang ayah berlari dengan menggendong anaknya di punggung. waktu itu ibu bilang,"Biar ibu saja yang menggendongmu."Tapi aku menjawab sambil menangis,"aku mau ayah yang menggendongku."
hati ibu sedih sekali mendengarnya. Ibu memang pernah bercerita bahwa ayah sedang tugas, bekerja di tempat yang sangat jauh. Ibu berbohong karena waktu itu aku masih kecil dan tidak mengerti apa itu kematian.
Tanah Kelahiran Ibu Puisiku
Keluarga ibuku berasal dari Shanghai, yang masa itu di juluki "Paris dari Timur". Ibuku sebenarnya masih keturunan Cina Perancis, dia memang cantik sekali. nenekku buyutku Ay Lan, menikah dengan laki laki perancis, tapi kakek buyutku itu tewas di bunuh tentara jepang yang menjajah cina pada waktu itu. tapi ibuku tidak pernah mengetahui wajah Ay Lan, karena semua fotonya sudah dimusnahkan. Setelah suaminya terbunuh, ia bertahan hidup di tanah air yang dia cintai dan membesarkan kedua anaknya Fai (11 ) dan Liem Swie Sian ( 9 ), atau nenekku. Ayah Ay Lan, David Jun Tse adalah pemilik perusahaan eksport import terbesar di Tianjin. Dan terus bertambah maju.Kalau perlu tambahan modal, David Jun Tse meminta bantuan bibinya. Bibinya itu pendiri dan pemilik Bank Perempuan Shanghai. Ia selalu siap memberi bantuan dengan imbalan bagi hasil.
David Jun Tse dikarunia seorang anak perempuan dan tiga laki laki:Lanny Xiao Zheng, yang sering sakit sakitan, Tsung Dao Lee, Gao Xingjian, Shing Thung Yau, dan nenek buyutku, Ay Lan, lahir sebagai anak ke lima. Ayah buyutku juga memberi kami nama Eropa: Monica, Lewis, James, Edgar dan nenek buyutku dipanggil Clara.
Pukul 06.00, cahaya mentari telah duduk di bibir pagi, sinarnya bertepuk tangan menutupi kabut kabut tipis, dan Ay Lan bergegas ke salah satu kantornya. sebuah percetakkan dan Koran Harian kecil di Shanghai. Pagi hari merupakan waktu tersibuk di perusahaan, apalagi hari sebelumnya ia menerima begitu banyak pesanan, jadi ia tahu hari itu bakal menjadi hari yang sangat sibuk.
Ketika pertama kali menjalani usaha ini setahun sebelumnya, Ay lan telah mempersiapkan dengan sangat cermat. Ia membeli mesin cetak terbaik di Shanghai, karena berharap dapat bersaing dengan perusahaan lain. hasilnya, Ay Lan menjadi sangat sibuk gara gara pesanan yang terus mengalir.
Ia menerima berbagai jenis pesanan, merancang logo dan teks untuk kemasan susu dalam karton, botol, dan kardus. Ia juga mencetak buku, asalkan buku itu telah mendapat izin dari penjajah jepang.
Di kantornya ia melihat karyawannya, Zi Lin, Joseph Cung, dan Lao Jun sudah sibuk di mesin cetak. Jun Pei, sekretarisnya, tengah sibuk membuat kopi di dapur. sambil menyisip kopinya, Ay lan berdiskusi dengan Robert Ye Tsi dan Niang Bun tentang rancangan grafis untuk sebuah proyek baru. Ketika tiba tiba pintu depan kantornya di dobrak, dan masuklah 15 laki laki dengan sikap kaku. Seorang lelaki bertubuh jangkung berteriak," Apakah namamu Ay Lan Ling Hong atau Clara?"
Pertanyaan itu sungguh mengejutkan, karena hanya dalam hitunang jari saja jumlah orang yang tahu nama lengkapnya.
"Ya, jawabnya lirih."
"Saya Letnan Kolonel Ichiro Tanaka dan 14 orang ini rekan saya. kami akan memeriksa tempat ini."
"Apa yang ingin anda cari?" tanya Ay Lan memberanikan diri.
"kamu yang seharusnya memberitahukan kepada kami,"jawab sang Letkol.
Seluruh sudut kantornya kemudian di obrak abrik. tempat sampah ditumpahkan, pesawat telepon di bongkar, kursi dijungkir balikkan,semua data data kantor diambil paksa. Mesin cetak menjadi sasaran berikutnya. Bukannya di cek satu persatu, mesin cetaknya malah dibongkar, terus di bawa pergi dengan truk. Ay Lan tercenung. Ia tidak bisa lagi membeli mesin cetak itu lagi. Angin pagi saat itu menikam tulang, mimpi buruk menggerimis menyapu pepohonan dan desir angin menjadi balok balok es yang menghunjam nafasnya.
Namun, lamunannya buyar, ketika sang Letkol memaksanya masuk ke mobil. Yang membuatnya kalut, ia tidak diizinkan memberitahu kedua anaknya ke mana ia akan pergi.
bersambung......
Padepokan Halimun, 04 Juli 2011
Utusan Iblis Yang Tertidur dalam Puisiku
Setengah berlari, dalam kebingungan Dr Rizal menyeret tubuhnya sepanjang satu mil menuju rute 70, sebuah jalan padat lalu lintas. Rencananya, melompat ke depan sebuah mobil. Dia berdiri di sisi jalan. Namun, dia melihat lampu sorot di atas mobil. Bagaimana jika itu mobil polisi? Bagaimana jika polisi itu datang untuk menahannya? Dengan panik dia kembali berlari dari jalan. Rizal belum menyadari bahwa sepasang taring kecil telah tumbuh di giginya dan bola matanya berwarna merah. malam itu daun daun membeku dan angin tertidur, membungkus dirinya menemani cahaya bulan yang purnama di langit.
Besok malamnya, Dr Rizal menemui temannya, seoprang psikiater, Dr Antonio, yang merupakan sahabat dekat Dr Rizal, selain dengan Dr Jose. Mereka merupakan tiga sahabat kental. Sebenarnya ada lima orang tapi yang dua orang sudah meninggal. Dengan Dr antoniolah biasanya rizal berkonsultasi tiap saat.
"Hanya suara suara itulah yang kumiliki. Mereka mendesakku untuk melarikan diri. Kadang kadang aku melihat suara suara itu. Penampakkan itu nyata dan mengerikan. Si penguasa, yang suaranya paling dominan, adalah iblis, bukan setan dengan wajah merah dan bertanduk, melainkan seekor serigala yang lebih besar daripada serigala betulan, berdiri tegak dengan dua kaki. Suara suara lain, setan setan yang lebih kecil, adalah sekawanan anjing liar, tapi juga manusia, kata Rizal."
Dia merebahkan tubuhnya di kursi, desah nafasnya selaras dengan angin yang berhembus di ruangan itu. Asap rokok Rizal menggantung tipis di atas kepalanya dan wangi pengharum ruangan menggenangi udara."kamu tahu nggak Antonio, kalau suara suara itu semakin sering terdengar sejak kematian Hilda dan Isaac di lautan siberia, katanya pelan."
Hilda dan Issac, adalah sepasang kekasih, mereka berdua mati tenggelam ke dasar lautan siberia ketika kapal yang mereka tumpangi tenggelam. Rizal yang waktu itu lagi sakit, tidak bisa berenang, dan pelampung hanya ada 3 buah. Hilda dan Issac tenggelam ke dasar lautan karena menolong Rizal dan jasad mereka masih utuh tersimpan dalam kapal. Mungkin laut menjaga tubuh mereka untuk menghormatinya. Rizal, Jose dan Antonio selamat setelah ditolong sebuah kapal yang melintas di lautan siberia, setelah terombang ambing selama 3 hari.
"Ada kesenangan menjadi gila yang tak dapat dirasakan oleh orang lain kecuali orang gila, kata antonio."
"kau benar antonio, dan suara suara itu telah mengisi tempat khusus dalam hidupku. Tanpa mereka, aku merasa sendirian, tapi aku merasa tersiksa dengan suara suara itu. Mereka sering mempengaruhiku hingga aku harus membuang diri masuk ke alam mereka."
"Dulu, orang tuaku mengajakku menemui ayahmu, Dr Timothy. Setelah berbicara denganku, dokter Timothy bicara dengan ayah. Wajah ayah berubah. Setiba di rumah, aku bertanya padanya tentang penyakitku. Ayah memberi selembar kertas, bertuliskan:Skizofrenia, kenang Rizal."
"Pukul 10.00 keesokkan harinya, aku pergi ke perpustakaan, mencari arti kata itu di kamus kedokteran. Ternyata, Penyakit Jiwa!"
Aku Mencintai Ibu Puisiku
Setiap hari, ibuku bangun pukul 03.00 untuk memasak makanan. Dia melakukannya sendirian. Dia tidak pernah mengeluh capek meskipun harus menyiapkan 50 - 70 boks makanan, kadang bisa 100 boks lebih malahan. Bisa kubayangkan saat itu pasti ibu lelah sekali. Setelah itu, dia membangunkanku, mengajakku makan pagi bersama, dan mengantarku ke sekolah. Cahaya pagi menyiram atap atap rumah, yang dibiaskan lembut oleh celotehan anak anak yang berangkat sekolah.
Selama aku berada di sekolah, ibu mengantarkan makanan ke pelanggan. Mereka bilang masakan ibu sangat enak. Jika jam sekolah telah usai dan ibu belum menjemputku, aku biasanya duduk di koridor sekolah, menunggu ibu.
Sepulang mengantar semua makanan, ibu mengajakku makan siang. Saat makan siang itu ibu bercerita tentang pertemuannya dengan pelanggannya. kalau ada pemesan yang ternyata tak bisa ditemui, ia akan menawarkan makanan itu ke orang lain. Kasihan ibu ibu, harus ke sana ke mari menawarkan makanan. Selesai makan, ibu akan mengajakku bermain.
Menjelang sore, ibu pergi berbelanja bahan makanan untuk esok hari. Ibuku biasanya berbelanja sambil menggendongku. tapi biasa pula, aku sendirian menjaga rumah selama ibu tidak ada di rumah, aku akan tidur dan setelah bangun berusaha membantu ibu.
Ibu pernah bercerita, "Sepulang sekolah kamu pernah bertanya,"Ibu, Cahaya itu tidak bisa melihat ya?" Ibu terkejut sekali.
"Memang kenapa?"
"Habis waktu aku bilang mau main ayunan, teman teman bilang bahaya, soalnya Cahaya tidak bisa melihat."
Aku tunanetra. tetapi aku sendiri tidak tahu bagaimanakah tidak dapat melihat itu dan seperti apakah melihat itu. Waktu aku tanyakan hal itu kepada ibu, "Cahaya, matamu tidak bisa melihat, tetapi kamu bisa melakukan hal hal yang bisa di lakukan teman temanmu. Makanya, kamu jauh lebih hebat daripada mereka, "jawab ibuku membesarkanku hatiku.
Suatu ketika ada perlombaan olah raga di sekolah. Suatu perlombaan yang mengharuskan seorang ayah berlari dengan menggendong anaknya di punggung. waktu itu ibu bilang,"Biar ibu saja yang menggendongmu."Tapi aku menjawab sambil menangis,"aku mau ayah yang menggendongku."
hati ibu sedih sekali mendengarnya. Ibu memang pernah bercerita bahwa ayah sedang tugas, bekerja di tempat yang sangat jauh. Ibu berbohong karena waktu itu aku masih kecil dan tidak mengerti apa itu kematian.
Tanah Kelahiran Ibu Puisiku
Keluarga ibuku berasal dari Shanghai, yang masa itu di juluki "Paris dari Timur". Ibuku sebenarnya masih keturunan Cina Perancis, dia memang cantik sekali. nenekku buyutku Ay Lan, menikah dengan laki laki perancis, tapi kakek buyutku itu tewas di bunuh tentara jepang yang menjajah cina pada waktu itu. tapi ibuku tidak pernah mengetahui wajah Ay Lan, karena semua fotonya sudah dimusnahkan. Setelah suaminya terbunuh, ia bertahan hidup di tanah air yang dia cintai dan membesarkan kedua anaknya Fai (11 ) dan Liem Swie Sian ( 9 ), atau nenekku. Ayah Ay Lan, David Jun Tse adalah pemilik perusahaan eksport import terbesar di Tianjin. Dan terus bertambah maju.Kalau perlu tambahan modal, David Jun Tse meminta bantuan bibinya. Bibinya itu pendiri dan pemilik Bank Perempuan Shanghai. Ia selalu siap memberi bantuan dengan imbalan bagi hasil.
David Jun Tse dikarunia seorang anak perempuan dan tiga laki laki:Lanny Xiao Zheng, yang sering sakit sakitan, Tsung Dao Lee, Gao Xingjian, Shing Thung Yau, dan nenek buyutku, Ay Lan, lahir sebagai anak ke lima. Ayah buyutku juga memberi kami nama Eropa: Monica, Lewis, James, Edgar dan nenek buyutku dipanggil Clara.
Pukul 06.00, cahaya mentari telah duduk di bibir pagi, sinarnya bertepuk tangan menutupi kabut kabut tipis, dan Ay Lan bergegas ke salah satu kantornya. sebuah percetakkan dan Koran Harian kecil di Shanghai. Pagi hari merupakan waktu tersibuk di perusahaan, apalagi hari sebelumnya ia menerima begitu banyak pesanan, jadi ia tahu hari itu bakal menjadi hari yang sangat sibuk.
Ketika pertama kali menjalani usaha ini setahun sebelumnya, Ay lan telah mempersiapkan dengan sangat cermat. Ia membeli mesin cetak terbaik di Shanghai, karena berharap dapat bersaing dengan perusahaan lain. hasilnya, Ay Lan menjadi sangat sibuk gara gara pesanan yang terus mengalir.
Ia menerima berbagai jenis pesanan, merancang logo dan teks untuk kemasan susu dalam karton, botol, dan kardus. Ia juga mencetak buku, asalkan buku itu telah mendapat izin dari penjajah jepang.
Di kantornya ia melihat karyawannya, Zi Lin, Joseph Cung, dan Lao Jun sudah sibuk di mesin cetak. Jun Pei, sekretarisnya, tengah sibuk membuat kopi di dapur. sambil menyisip kopinya, Ay lan berdiskusi dengan Robert Ye Tsi dan Niang Bun tentang rancangan grafis untuk sebuah proyek baru. Ketika tiba tiba pintu depan kantornya di dobrak, dan masuklah 15 laki laki dengan sikap kaku. Seorang lelaki bertubuh jangkung berteriak," Apakah namamu Ay Lan Ling Hong atau Clara?"
Pertanyaan itu sungguh mengejutkan, karena hanya dalam hitunang jari saja jumlah orang yang tahu nama lengkapnya.
"Ya, jawabnya lirih."
"Saya Letnan Kolonel Ichiro Tanaka dan 14 orang ini rekan saya. kami akan memeriksa tempat ini."
"Apa yang ingin anda cari?" tanya Ay Lan memberanikan diri.
"kamu yang seharusnya memberitahukan kepada kami,"jawab sang Letkol.
Seluruh sudut kantornya kemudian di obrak abrik. tempat sampah ditumpahkan, pesawat telepon di bongkar, kursi dijungkir balikkan,semua data data kantor diambil paksa. Mesin cetak menjadi sasaran berikutnya. Bukannya di cek satu persatu, mesin cetaknya malah dibongkar, terus di bawa pergi dengan truk. Ay Lan tercenung. Ia tidak bisa lagi membeli mesin cetak itu lagi. Angin pagi saat itu menikam tulang, mimpi buruk menggerimis menyapu pepohonan dan desir angin menjadi balok balok es yang menghunjam nafasnya.
Namun, lamunannya buyar, ketika sang Letkol memaksanya masuk ke mobil. Yang membuatnya kalut, ia tidak diizinkan memberitahu kedua anaknya ke mana ia akan pergi.
bersambung......
Padepokan Halimun, 04 Juli 2011
- KembaRa Gelungan Hitam ibu adalah puisi yang selalu pagi tak mengenal kata benci dan tak pernah berhenti bermimpi
- Andrie Enrique Ayyas Camarena waaahhh. ada apa mbak Deena Buditomo?
bikin kaget wae
hiks - Andrie Enrique Ayyas Camarena makasih atas nasehatnya ya mbak Betari Durga Mahisashuramardini
akan kuingat selalu
hiks - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
waahhh ya bu dokter Ratna Dewi Barrie
xixixixixixi
makasih ya - Roro Senja Saga YgTerpasung .
IBU adalah puisi terindah bagi hidupku... - Andrie Enrique Ayyas Camarena kau benar sis Senja Saga YgTerpasung
ibu adalah sebuah puisi yang terindah
hiks - Deena Buditomo andrie, soale jadi inget ibuku neeeh... baru sebulan lalu kita2 selamatan 1 thn beliau gak ada...
- Andrie Enrique Ayyas Camarena oohhh, maaf ya mbak Deena Buditomo
saya tidak tahu
mohon maaf sekali..:) - Deena Buditomo andrie, it's okay, gak papa... memang udah harusnya spt itu kok, kan semua yg hidup suatu saat pasti mati to... yg penting selama hidup itu bisa share yg baik2 lah... tenan
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe
makasih ya mbak Deena Buditomo
duuh, kamu itu selain cantik juga baik hati ya
dan juga bijaksana sekali..:) - Deena Buditomo andrie, whalaaaaah, kepalaku jadi mekar... ntar mbledos kalo dipuji, hehehe... pastinya ya karena wis tuwek, jadi kudu nuwani, hehehe... wis ah... kaburrrrr
- Gloria Gantina met malam makasih ya kirimannya ...duh menghela nafas dulu huffffffffff perlu minum yang segar dulu nih baru komen, Ibu kaulah pelitaku penyegar sukma raga sepanjang hidupku,tak ketemi ditempat lain selain padamu O Ibuku,kunyaman dalam gendonganmu,kudamai dalam hatimu,kucinta dalam cintamu,kaulah segala yang terindah yang kumiliki,tak terbalaskan curahan kasihmu,cinta mu sepanjang hidupmu untukku.Ibu cintamu sedalam perasaanmu,salamku GG
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe
duuh, mbak Deena Buditomo
sae sanget ki
hehehehehehehe
makasih ya mbak - Andrie Enrique Ayyas Camarena met malam sis Gloria Gantina
hehehehehe
ibu adalah sebuah puisi tentang kehidupan
cinta dan derita yang tersimpan akan menjadi satu nyawa
menjadi desah nafas yang menjiwa dan menggula dalam kopi pagiku
dengan cahaya mentari yang lembut di ujung pelangi
xixixixixixi
makasih ya sis - Cepi Sabre kalau redaksionalnya diperbaiki, pasti lebih sip, mas andrie. hehehe ...
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
nah itu yang lagi aku pelajari mas Cepi Sabre
xixixixixi
kadang kadang aku bingung sendiri
hehehehehehe
kasih saran dan masukan lagi ya
siipp..:) - Cepi Sabre sebenarnya cuma hal sederhana kok, huruf besar misalnya. coba deh. sekalian membaca ulang, mas andrie. siapa tahu menemukan ide baru waktu membaca ulang. hehehe ...
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
terus apalagi mas Cepi Sabre
sip..siipp..
ini yang kutunggu
hiks - Cepi Sabre ah, jangan gitu. saya gak bisa kasih saran yang luar biasa. saya cuma bisa ngasih saran untuk membaca ulang, kadang bisa nemu ide baru dari sana, mas. seperti mau ke solo, siapa tahu di tengah jalan ketemu bakul soto yang seksi. masak mau dilewatkan? hehehe ...
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahahaha
tapi saran saran manis sekali mas Cepi Sabre
dan akan menggula dalam kopiku
xixixixixi
makasih ya mas - Marsya Aqilla ada lagi....ada lagi?....part 5,6, atau 7...masukan dikit nih mas, setting kultur bangsanya melompat2, eropa ke cinaa, setting aslinya di mana seh? indonesia-kan? sedikit membingungkan tp tetep asyik...ditunggu kelanjutannya
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
aku yang nulis juga bingung koq mbak Seroja White
hahahahaha
sebenarnya aku lagi buat sejarahnya dulu, lah nanti terus perjalanan ke indonesia menyusul mbak
xixixixixixi - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
dilarang tidur mas Nu Arur
aku tidur duluan ya, kau gantiin jaga
hahahahaha - Marsya Aqilla beuhh..dia bingung sendiri! set latar belakang boleh, asyik2 aza kok tp jg gk perlu berlebihan pada part 4, silsilah tokoh Soraya sepertinya cukup sampai pada kedua orang tuanya..hihihi, tp cuma pendapat sy loh mas, dalami lagi karakter para tokoh utama..kayaknya lebih seppp....salam kreatif.
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
ya udah kalo gitu kita tidur bareng yuks....|
zzzzzzzzzzzzzz..zzzzzzz..zzzzzzzzzzzzzzzzzzz.... - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe
itu yang kusuka mbak Seroja White
, masukan yang bagus sekali..
sebenarnya aku tidak bingung..hehehehehe
aku cuma buat cerita yang beda dri cerita cerita yang lain
tapi aku suka masukan dari mbak
ssiipp..siippp
bagus itu mbak
eh, nanti aku minta saran dan kritikan lagi ya
xixixixixixi - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
zzzz..zzz...zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz..zzzzz zzzzzzzzzzz - Marsya Aqilla moga berkenan mas..cuma masukan kok, selebihnya kau lebih handal...cakep dah..hahaha
- Andrie Enrique Ayyas Camarena loohhh..mbak Seroja White ini gimana to?
hiks, padahal aku banyak belajar dari kamu mbak
piye to ki
hiks - Daenk Dan Perikecil good job.
Imajinatif, kreatif.
Lanjutkan lebih dalam lg. - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
makasih mas Daenk Dan Perikecil
kita ngopi dulu yuks
xixixixxi - Andrie Enrique Ayyas Camarena gubraakkss lagii..!!!
waah, mbakku Seroja White
ini malah begitu, hiks
yunior harus belajar sama seniornya atuh mbak
xixixixixixi - Marsya Aqilla lah benar mas, sy pernah cob buat cerbung.ternyata ndak mudah part 1 lancar. part 2 sempoyongan, part 3 tumbang deh,,,,hehehe. kisahnya hampir mirip ttg seorang gadis bisu dan kakak lakilakinya berjuang dikerasnya kehidupan..nih makanya ku sdng bekajar drmu ttg konsistenitas dalam bercerita.
- Andrie Enrique Ayyas Camarena oohhh..hahahahahahaha
waahhh, kalo yang ini kau membuat pipiku memerah mbak Seroja White
xixixixixi
kalo soal konssitensi itu juga repot ya?
aku nggak bisa menjawabnya
qiqiqiqiqiqi - Marsya Aqilla makanya izinkan sy menyimak hingga akhirnya...*cihuii..lumaya
n belajar gratisss* - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
pipiku tambah merah nih mbak Seroja White
duuh, gimana ya?
hehehehehe
jadi malu nih - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe
mumpung malam semakin rindu pada bantal bantal
habis ngopi terus tidur ya mas Daenk Dan Perikecil
qiqiqiqiqi - Daenk Dan Perikecil hehe...
Iyah, fffuuhh..!!
Padamkan bara, tanggalkan lelah. - Ando Bolang :
Wadooohh, makasih banget udah diajak membacanya mas Andrie,,, itung-itung menambah selera mengaduk kopi lagi nih,,, XoXoXoXo - Erny Susanty Andrie Enrique Ayyas Camarena my brotha...dikau membuat daku membaca ini sambil menahan nafas ya...semakin penuh misteri aku bilang ceritanya dan membuat menebak-nebak kemana selanjutnya...tetap menunggu lanjutannya ya bro... :)
- Tuditea Masditok bradaaa ... besok aku tolong dibuatin cd nya yuaaaa ... :DDD ... makasiyy ... makasiyyyy .... makasiyyyyyy ...;p
- Delbin Clyte aje gileee, masih bersambung. lanjuuut bro. lebih panjang lagi bro biar lebih asyik. hehehe.
- >>
aq setuju dgn komen nya Ummi Hasfa..
Skizofrenia..
dsini Andrie mulai memasukkan unsur2 sbuah pemicu khayalan..kegilaan..
aq suka banget..
...Lihat Selengkapnya - SusyAyu Dua wah..semakin luas...makin membawa menjelajah....keren, Andrie Enrique Ayyas Camarena!!
- Dalasari Pera woowwww...rupanya masih bersambung.
ckckkckk...hebat..hebat. - Malika Hasan bergairah kali kau Andrie. antusasme yang luar biasa. salut! suadaraku...
- Dinda Clyte makiinn seruuu... bikin deg2an soalnya.. ditunggu sambungannya, gk pake lama tapi :D
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehehe
aku suka sesuatu yang gia mbak Ummi Hasfa
met malam ya - Andrie Enrique Ayyas Camarena sama sama sis Dian Aza
aku juga beruntung mempunyai teman sepertimu
met malam ya..:) - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
mari bro Daenk Dan Perikecil
hari akan semakin indah dan nikmat dala seduhan kopi kita
siipp..:) - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahahaha
kayaknya kopimu nikmat sekali mas Ando Bolang
aku minta seteguk ya..:)
cleguks - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
kau juga mencekat mas Arif Fitra Kurniawan
aku suka pinokiomu..hahahahaha - Andrie Enrique Ayyas Camarena xixixixixixi
benarkah my sweet sista Tat Twam Asi
kau juga wanita yang menarik sekali sis..:) - Andrie Enrique Ayyas Camarena hhahahahahahaha
nopi dulu sis Dee Wijayanti
sambil menikmati malam ya..:) - Andrie Enrique Ayyas Camarena qiqiqiqiqi
note notemu lebih dari misteri menurutku sis Erny Susanty
lembut dan halus sekali,hehehehe - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
waah, CDnya udah habis tuh sis Tuditea Masditok
diambil ama yang punya mangga kemarin
hiks - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
seleramu memang sulit diikuti my bro Delbin Clyte
tapi aku suka itu
hahahahaha - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
aduuuhhh, mommie Sue Munggaran
nanti tokoh tokohnya takut sama kamu atuh
hiks
hahahahaha
met malam mom - Andrie Enrique Ayyas Camarena aku banyak belajar darimu mbak SusyAyu Dua
senangnya bisa dapat ilmu dari para senior
xixixixixi
makasih sekali ya mbak
met malam..:) - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
kau lebih henat sis Dalasari Pera
dan mantab sekali
met malam ya - Andrie Enrique Ayyas Camarena mbak Malika Hasan yang cantik dan manis
kan kau yang ngasih semangat untuk membakar langit
hahahahahahaha
met malam mbak! - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe
bentar sis Dinda Clyte
minum kopi dulu yuks
qiqiqiqiqi
nyari inspirasi ya..:) - Andrie Enrique Ayyas Camarena jempolers :makasih sekali ya
salam hangat dariku - SusyAyu Dua Andrie Enrique Ayyas Camarena yang baik...sama sama belajar ya? dgn kerendahan hati maafin nih aku ingin berbagi tulisan, tapi tagg ku penuh dan terbatas..kalo sempet silakan mampir ke sini ya? http://www.facebook.com/
notes/susyayu-dua/ keumala-cuplikan-sebuah-nov el-susy-ayu/ 250314068319365?ref=notif&n otif_t=note_comment - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehehe
sama sama mbak SusyAyu Dua
nanti aku meluncur ke sana
hehehe - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahahaha
soalnya kalo aku membaca puisimu aku sering terpesona sis Dalasari
Pera
hatiku jadi dag dig dug
qiqiqiqiqi - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
loh koq tahu sis?
xixixixixixi
ngopi bareng yuks..?
hehehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar