Puisi Ibu ( bagian 3 )
oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 1 Juli 2011 pukul 20:55 ·
Puisi Ibu ( bagian 3 )
Mengenal Lebih Jauh Ibu Puisiku
ibuku bukan sekedar kumpulan kertas puisi yang bercerita tentang kehidupan. Ada magnet kuat yang membetot betot hati, saat membayangkan ibuku, wanita yang digambarkan dengan begitu "indah". Magnet yang membawaku ke tempat yang sulit dibayangkan, bahkan setelah dia ditulis dengan seribu pena sekalipun.
hari ini, ibuku menerima banyak sekali surat surat dari kantor pos. Aku tidak tahu dari siapa surat surat itu di kirim dan untuk apa. satu di antara surat surat itu memuat pesan singkat.
"kau adalah wanita yang paling cantik, sehingga aku dengan hati yang bergelora mengirimkan paket terlampir. Tolong dijual saja jika kamu tidak berkenan dan akan lebih bermanfaat untukmu dan anakmu ketimbang melingkar di jari manismu. Ibuku sangat takjub. terlekat dengan selotip pada selembar kertas surat itu: sepasang cincin kawin!
Ibuku merasakan tubuhnya tidak karuan. berbagai pikiran dan kebingungan mencengkeram kepalanya. Gundah gulana mengacaukan tubuhnya. Tiba tiba ia merasakan rasa nyeri mengalir di sepanjang lengan dan bagian dada. Ia sadar, tampaknya paket surat tadi mengguncang hatinya.
"kenapa kau datang lagi?" bisiknya
Untuk membiayai hidup kami, ibuku membuka usaha warung makan, Warung makan Ibu Soraya namanya, seperti nama ibuku "Soraya". Walaupun hanya berdua, biaya hidup kami lumayan tinggi. ini karena aku membutuhkan banyak biaya, tidak seperti anak normal.
Ketika aku mulai bisa berjalan, semakin sulit bagi ibuku untuk meninggalkan rumah karena aku selalu ingin berjalan. Tidak bisa diam. Karenanya, ibu minta tolong pada seorang tetangga untuk menjagaku di rumah saat ibu bekerja di warung makan. Ibu tak ingin aku tertimpa masalah.
Setelah bekerja sampai malam, ibu mengajakku bermain di pagi harinya, walaupun ia masih lelah. Jika tidak hujan, ia suka membawaku ke taman. Di sana ibu membiarkanku bermain dengan bebas. Dia tidak menolongku jika aku menabrak pohon, jatuh tersandung batu, atau menangis. Ibuku hanya mengawasiku dari jauh."kalau ibu memanjakanmu seperti ibu lain, kamu lama lama takut bertindak sendiri tanpa pertolonganku. Sedangkan ibu ingin anakku mandiri,"tuturnya. "Walaupun kamu tuna netra kamu harus bisa seperti orang biasa. Ibu yakin, Tuhan memberiku anak tuna netra bukan untuk di tangisi, tapi untuk disyukuri."
Ketika usiaku empat tahun, aku masuk TK di dekat rumah. Inilah awal hidupku bersama orang lain. Ibu harus mengantar dan menjemputku dari sekolah. Akhirnya ibu menutup warung makannya dan membuka usaha catering. Demi diriku, dia menutup warung makannya yang susah payah dia dirikan.
"Rumah makan ini dengan terpaksa kami tutup. Terima kasih banyak atas kunjungan anda selama ini.|
Tulisan ini ditempel ibuku di pintu kayu warung makan yang setiap hari dilap. Setelah menempel tulisan itu ibu mengunci pintu dan duduk di counter. sambil melihat sekeliling, air mata ibuku mengalir di pipi."maafkan aku, ini semua kulakukan karena harus mengurus anak. Aku tak ingin cahaya kesepian. Aku ingin menjaganya,"kata ibuku meminta maaf pada piring, mangkuk, gelas, panci yang selama ini telah ikut membantunya mencari nafkah. Ia pasti kesepian, karena tidak lagi bisa bertemu dengan banyak orang seperti ketika masih membuka warung makan."Suamiku, anakmu semakin besar dan aku yakin dia akan menjadi anak yang kuat dan mandiri,"bisik ibuku sambil memandang foto ayah yang terpasang di dinding. Air mata ibuku semakin deras mengucur malam itu.
Pagi itu, ibu membawaku ke rumah sakit. Sebulan sekali aku harus ke rumah sakit untuk kontrol kondisi tubuhku yang kadang kadang turun naik. Dr Rizal datang menemui dan memeriksa cahaya dengan sangat santun. Matanya yang sayu menunjukkan kekhawatiran atas tingginya tekanan darah dalam tubuh cahaya."Ibu, nasib cahaya bukan di tangan saya. Saya tidak bisa membebaskan penyakit cahaya. saya hanya bisa membantu memberi obat, agar kondisi tubuh cahaya membaik kembali," katanya perlahan.
Ibuku menarik nafas lega. Meskipun ia sedikit diliputi rasa bersalah. "Sekarang, kembalilah ke rumah. beristirahatlah, semoga semua lekas menjadi baik kembali,"kata dokter yang baik hati itu menenangkan ibuku.
"Soraya,"bisik dokter dokter rizal, setelah ibuku dan aku berlalu.
"he-eh. Apa ada yang salah? Namanya bagus kan? Orangnya juga cantik."
"oh, kau Jose,kau membuatku kaget."
"memangnya kamu sudah kenal lama?"
"Anaknya pasienku,". Dokter Rizal membuka pintu prakteknya dan mempersilahkan Dr Jose masuk.
"Omong-omong, mau ke mana kita nanti siang,"tanya Jose, sedetik setelah pantatnya menempel di sofa.
"Gordon," jawab Rizal pendek. tak ada kata lain, karena pikirannya masih tertanam pada Soraya.
"Hei, kamu mau ke mana," tanya Jose ketika melihat Rizal berdiri dari sofa.
"kantin. Kita perlu sedikit minum kopi dan mengisap rokok hitam."
"Ho-ho-ho. Pagi yang indah."
Ketika berjalan menuju kantin Dr Jose mengeluarkan sebuah foto perempuan lusuh dari dompetnya.
"kau semakin cantik soraya. Sudah lama aku tidak ketemu kamu."
Dr jose masih memandang foto ibuku, yang memakai setelan rok dan blazer buatan prancis, dari sutera hitam. Sebuah bros intan besar tersemat di kelepai bajunya. Seperti biasa. Ia selalu anggun.
Suara Suara Iblis dalam Puisiku
Jam 22.00 malam, di rumah Dr Rizal. Suara suara itu datang lagi tanpa peringatan. "Bunuh dirimu - Bakar dirimu,"kata mereka. Beberapa menit sebelumnya, dia mendengarkan kelompok musik nirvana dan guns n roses, dari sebuah CD di samping tempat tidurnya.
Suara suara itu bernada rendah dan mendesak, mengejek, dan menertawakan, terus berbicara kepadanya dari CD kaset.
"Gantung dirimu. Dunia akan menjadi lebih baik tanpamu. Tak ada yang baik padamu, tak ada kebaikkan sama sekali."
Setiap kali dia berada di dekat pesawat TV,CD Tape, radio dan HP, suara suara itu menjadi semakin keras dan kuat, dan tampaknya semakin banyak jumlahnya. Mereka seakan akan sedang menulis dan menyutradarai kisah hidupnya, menyuruhnya melakukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
dulu, ketika ayahnya bertanya tentang apa yang kami lihat di televisi, apa yang dia ketahui, bagaimana pendapatnya, dia melakukan apa yang diperintahkan suara suara itu: meletakkan kedua tangan menutupi telinganya dan berbalik memunggungi dia.
ayah marah besar. lalu apa yang di katakan suara suara itu?"anak tak tahu terima kasih, lihat apa yang telah kamu lakukan. Kamu telah mengecewakan ayahmu. Orang tuamu layak mendapatkan anak yang lebih baik darimu."
lalu, ketika ayah dan ibunya memberitahuku bahwa mereka sedang menantikan seorang bayi, suara suara itu lebih dulu tahu. Mereka telah memastikan bayi itu laki laki. mereka membuat seakan akan bayi itu bicara denganya.
"aku akan datang. Aku akan lahir,"calon adiknya berbisik dengan bengis dari dalam perut ibuku yang membesar.
"Kamu harus pergi!"
"Bakar dirimu. Bunuh..bunuh..buat apa kau hidup..!"
"Oke, aku akan membakar diri.....aku akan gantung diri. Ya, ya, aku akan bunuh diri." Saat itu bulan agustus. Setelah aku mendengar ibuku menjerit dan ayahku mengguncang guncang tubuhku, barulah aku sadar bahwa aku telah memuntahkan kata kata itu di ruang keluarga di depan seluruh keluargaku.
malam ini, suara suara itu datang lagi, dengan bayangan bayangan aneh: bentuk bentuk tidak jelas yang bergerak di depan mata pikiranya. terkadang, bayangan bayangan itu muncul lebih jelas , tapi hanya selama beberapa detik. bayangan bayangan visual datang dan pergi, tapi suara suara itu selalu menemaninya - kadang meraung di telinga, kadang berceloteh di latar belakang. Semakin lama dia semakin cenderung mematuhi perintah perintah mereka.
Suara suara itu membesarkan volumenya dan mengejeknya.
"ibu dan ayahmu ingin kau lenyap dari kehidupan mereka."
"Semua orang membencimu..Buat apa kau hidup lagi.Tidak berguna!"
Pelan pelan dia mulai mempercayai pesan suara itu bahwa semua orang mengingkan dia mati - Semua orang!"
Dia pun lari dari rumah. Dia lari ke jalanan. malam itu, dia melakukan dua percobaan untuk mengakhiri hidupnya. Pertama dia berdiri di atas kursi, lalu mengikat tali itu ke lahernya . namun, dia tak berhasil menendang kursi itu supaya jatuh. Dia gagal.Dia turun dari kursi. Dengan air mata bercucuran di wajah, dia mencari cairan bahan bakar dan menuangkan ke kepala. Dia tak sanggup menyalakan korek dan membakar dirinya.
Bersambung....
Padepokan Halimun, 1 Juli 2011
Mengenal Lebih Jauh Ibu Puisiku
ibuku bukan sekedar kumpulan kertas puisi yang bercerita tentang kehidupan. Ada magnet kuat yang membetot betot hati, saat membayangkan ibuku, wanita yang digambarkan dengan begitu "indah". Magnet yang membawaku ke tempat yang sulit dibayangkan, bahkan setelah dia ditulis dengan seribu pena sekalipun.
hari ini, ibuku menerima banyak sekali surat surat dari kantor pos. Aku tidak tahu dari siapa surat surat itu di kirim dan untuk apa. satu di antara surat surat itu memuat pesan singkat.
"kau adalah wanita yang paling cantik, sehingga aku dengan hati yang bergelora mengirimkan paket terlampir. Tolong dijual saja jika kamu tidak berkenan dan akan lebih bermanfaat untukmu dan anakmu ketimbang melingkar di jari manismu. Ibuku sangat takjub. terlekat dengan selotip pada selembar kertas surat itu: sepasang cincin kawin!
Ibuku merasakan tubuhnya tidak karuan. berbagai pikiran dan kebingungan mencengkeram kepalanya. Gundah gulana mengacaukan tubuhnya. Tiba tiba ia merasakan rasa nyeri mengalir di sepanjang lengan dan bagian dada. Ia sadar, tampaknya paket surat tadi mengguncang hatinya.
"kenapa kau datang lagi?" bisiknya
Untuk membiayai hidup kami, ibuku membuka usaha warung makan, Warung makan Ibu Soraya namanya, seperti nama ibuku "Soraya". Walaupun hanya berdua, biaya hidup kami lumayan tinggi. ini karena aku membutuhkan banyak biaya, tidak seperti anak normal.
Ketika aku mulai bisa berjalan, semakin sulit bagi ibuku untuk meninggalkan rumah karena aku selalu ingin berjalan. Tidak bisa diam. Karenanya, ibu minta tolong pada seorang tetangga untuk menjagaku di rumah saat ibu bekerja di warung makan. Ibu tak ingin aku tertimpa masalah.
Setelah bekerja sampai malam, ibu mengajakku bermain di pagi harinya, walaupun ia masih lelah. Jika tidak hujan, ia suka membawaku ke taman. Di sana ibu membiarkanku bermain dengan bebas. Dia tidak menolongku jika aku menabrak pohon, jatuh tersandung batu, atau menangis. Ibuku hanya mengawasiku dari jauh."kalau ibu memanjakanmu seperti ibu lain, kamu lama lama takut bertindak sendiri tanpa pertolonganku. Sedangkan ibu ingin anakku mandiri,"tuturnya. "Walaupun kamu tuna netra kamu harus bisa seperti orang biasa. Ibu yakin, Tuhan memberiku anak tuna netra bukan untuk di tangisi, tapi untuk disyukuri."
Ketika usiaku empat tahun, aku masuk TK di dekat rumah. Inilah awal hidupku bersama orang lain. Ibu harus mengantar dan menjemputku dari sekolah. Akhirnya ibu menutup warung makannya dan membuka usaha catering. Demi diriku, dia menutup warung makannya yang susah payah dia dirikan.
"Rumah makan ini dengan terpaksa kami tutup. Terima kasih banyak atas kunjungan anda selama ini.|
Tulisan ini ditempel ibuku di pintu kayu warung makan yang setiap hari dilap. Setelah menempel tulisan itu ibu mengunci pintu dan duduk di counter. sambil melihat sekeliling, air mata ibuku mengalir di pipi."maafkan aku, ini semua kulakukan karena harus mengurus anak. Aku tak ingin cahaya kesepian. Aku ingin menjaganya,"kata ibuku meminta maaf pada piring, mangkuk, gelas, panci yang selama ini telah ikut membantunya mencari nafkah. Ia pasti kesepian, karena tidak lagi bisa bertemu dengan banyak orang seperti ketika masih membuka warung makan."Suamiku, anakmu semakin besar dan aku yakin dia akan menjadi anak yang kuat dan mandiri,"bisik ibuku sambil memandang foto ayah yang terpasang di dinding. Air mata ibuku semakin deras mengucur malam itu.
Pagi itu, ibu membawaku ke rumah sakit. Sebulan sekali aku harus ke rumah sakit untuk kontrol kondisi tubuhku yang kadang kadang turun naik. Dr Rizal datang menemui dan memeriksa cahaya dengan sangat santun. Matanya yang sayu menunjukkan kekhawatiran atas tingginya tekanan darah dalam tubuh cahaya."Ibu, nasib cahaya bukan di tangan saya. Saya tidak bisa membebaskan penyakit cahaya. saya hanya bisa membantu memberi obat, agar kondisi tubuh cahaya membaik kembali," katanya perlahan.
Ibuku menarik nafas lega. Meskipun ia sedikit diliputi rasa bersalah. "Sekarang, kembalilah ke rumah. beristirahatlah, semoga semua lekas menjadi baik kembali,"kata dokter yang baik hati itu menenangkan ibuku.
"Soraya,"bisik dokter dokter rizal, setelah ibuku dan aku berlalu.
"he-eh. Apa ada yang salah? Namanya bagus kan? Orangnya juga cantik."
"oh, kau Jose,kau membuatku kaget."
"memangnya kamu sudah kenal lama?"
"Anaknya pasienku,". Dokter Rizal membuka pintu prakteknya dan mempersilahkan Dr Jose masuk.
"Omong-omong, mau ke mana kita nanti siang,"tanya Jose, sedetik setelah pantatnya menempel di sofa.
"Gordon," jawab Rizal pendek. tak ada kata lain, karena pikirannya masih tertanam pada Soraya.
"Hei, kamu mau ke mana," tanya Jose ketika melihat Rizal berdiri dari sofa.
"kantin. Kita perlu sedikit minum kopi dan mengisap rokok hitam."
"Ho-ho-ho. Pagi yang indah."
Ketika berjalan menuju kantin Dr Jose mengeluarkan sebuah foto perempuan lusuh dari dompetnya.
"kau semakin cantik soraya. Sudah lama aku tidak ketemu kamu."
Dr jose masih memandang foto ibuku, yang memakai setelan rok dan blazer buatan prancis, dari sutera hitam. Sebuah bros intan besar tersemat di kelepai bajunya. Seperti biasa. Ia selalu anggun.
Suara Suara Iblis dalam Puisiku
Jam 22.00 malam, di rumah Dr Rizal. Suara suara itu datang lagi tanpa peringatan. "Bunuh dirimu - Bakar dirimu,"kata mereka. Beberapa menit sebelumnya, dia mendengarkan kelompok musik nirvana dan guns n roses, dari sebuah CD di samping tempat tidurnya.
Suara suara itu bernada rendah dan mendesak, mengejek, dan menertawakan, terus berbicara kepadanya dari CD kaset.
"Gantung dirimu. Dunia akan menjadi lebih baik tanpamu. Tak ada yang baik padamu, tak ada kebaikkan sama sekali."
Setiap kali dia berada di dekat pesawat TV,CD Tape, radio dan HP, suara suara itu menjadi semakin keras dan kuat, dan tampaknya semakin banyak jumlahnya. Mereka seakan akan sedang menulis dan menyutradarai kisah hidupnya, menyuruhnya melakukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
dulu, ketika ayahnya bertanya tentang apa yang kami lihat di televisi, apa yang dia ketahui, bagaimana pendapatnya, dia melakukan apa yang diperintahkan suara suara itu: meletakkan kedua tangan menutupi telinganya dan berbalik memunggungi dia.
ayah marah besar. lalu apa yang di katakan suara suara itu?"anak tak tahu terima kasih, lihat apa yang telah kamu lakukan. Kamu telah mengecewakan ayahmu. Orang tuamu layak mendapatkan anak yang lebih baik darimu."
lalu, ketika ayah dan ibunya memberitahuku bahwa mereka sedang menantikan seorang bayi, suara suara itu lebih dulu tahu. Mereka telah memastikan bayi itu laki laki. mereka membuat seakan akan bayi itu bicara denganya.
"aku akan datang. Aku akan lahir,"calon adiknya berbisik dengan bengis dari dalam perut ibuku yang membesar.
"Kamu harus pergi!"
"Bakar dirimu. Bunuh..bunuh..buat apa kau hidup..!"
"Oke, aku akan membakar diri.....aku akan gantung diri. Ya, ya, aku akan bunuh diri." Saat itu bulan agustus. Setelah aku mendengar ibuku menjerit dan ayahku mengguncang guncang tubuhku, barulah aku sadar bahwa aku telah memuntahkan kata kata itu di ruang keluarga di depan seluruh keluargaku.
malam ini, suara suara itu datang lagi, dengan bayangan bayangan aneh: bentuk bentuk tidak jelas yang bergerak di depan mata pikiranya. terkadang, bayangan bayangan itu muncul lebih jelas , tapi hanya selama beberapa detik. bayangan bayangan visual datang dan pergi, tapi suara suara itu selalu menemaninya - kadang meraung di telinga, kadang berceloteh di latar belakang. Semakin lama dia semakin cenderung mematuhi perintah perintah mereka.
Suara suara itu membesarkan volumenya dan mengejeknya.
"ibu dan ayahmu ingin kau lenyap dari kehidupan mereka."
"Semua orang membencimu..Buat apa kau hidup lagi.Tidak berguna!"
Pelan pelan dia mulai mempercayai pesan suara itu bahwa semua orang mengingkan dia mati - Semua orang!"
Dia pun lari dari rumah. Dia lari ke jalanan. malam itu, dia melakukan dua percobaan untuk mengakhiri hidupnya. Pertama dia berdiri di atas kursi, lalu mengikat tali itu ke lahernya . namun, dia tak berhasil menendang kursi itu supaya jatuh. Dia gagal.Dia turun dari kursi. Dengan air mata bercucuran di wajah, dia mencari cairan bahan bakar dan menuangkan ke kepala. Dia tak sanggup menyalakan korek dan membakar dirinya.
Bersambung....
Padepokan Halimun, 1 Juli 2011
- Delbin Clyte ya, benar sekali, Ibu kita memang perempuan yang paling indah.
duh, alur ceritanya menjadi tegang dan getir begini. ayo bro, dilanjut, penasaran jadinya. :) - Nabila Dewi Gayatri setia menunggu bersambungnya adikku.. dan aku bangga menjadi ibu.. terus berkarya ya, semakin matang saja dikau.. lv u n GBU!
- Dee Wijayanti haadohhh.....gubraaaaaxxxx
......sambung lg.....haaaaaaaaah...... - Muhammad Yazid Musyafa ihiiiiiiiiiiirr, ada yg lagi eksplorasi lahan baruu..
amin ya Awooh... - Malika Hasan panggil aku ibu ya andrie. percayalah aku hebat dalam peranku itu...hahaha. teruslah bersambung ya. semakin menukik nih...
- Ezzyla Fi suarasuara iblisnya jadi merasuk nch bro...
penasaran euy...jadi pengen tahu akhirnya gimana...:)
Salam hangat brother..~,*.. - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
ya bro Delbin Clyte
bentar, lagi nyari inspirasi lagi nih
hiks - Andrie Enrique Ayyas Camarena kwkwkwkwkwkwkwkw
kira kira kelanjutannya gimana ya mas Nu Arur?
hehehehehe - Andrie Enrique Ayyas Camarena makasih mbak Nabila Dewi Gayatri
ibu adalah segalanya ya
hehehehehe
bagus mbak, met pagi ya - Andrie Enrique Ayyas Camarena bu dokter Ratna Dewi Barrie,hehehehehehe
waahh....!!!..:)
xixixixixi - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe
halo sis Zai Rania
xixixixixixi
met pagi ya, pagi yang indah ya..
ho ho ho ho - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahahaha
kwkwkwkwkwkw
bentar ya my sweet sis Dee Wijayanti
lagi bertapa dulu ya
melihat burung burung yang lagi terbang nih
met pagi sis - Andrie Enrique Ayyas Camarena amien..amien ya Awoohh..
xixixixixi
met pagi mas Yazid Musyafa
semoga selalu bahagia dan sehat selalu ya, amien
qiqiqiqiqi - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehea
met pagi my sis Dian Aza
cerita selanjutnya kadang kadang aku curi dari notemu
xixixixixixixi - Andrie Enrique Ayyas Camarena xixixixixixi
halo, met pagi ibu Malika Hasan
kau makin cantik saja nih
qiqiqiqiqi
yuk, kita berjoget riang pagi ini
heheheheh - Andrie Enrique Ayyas Camarena ya mas Tosa Poetra
hehehehehe
aku banyak belajar darimu mas
aku sering membaca notemu diam diam
qiqiqiqiqi - Andrie Enrique Ayyas Camarena ahaay..qiqiqiqiqiqi
apgi yang indah ya my sweet sista Ezzyla Fi
hati hati dengan suara iblis itu
kadang dia bisa mencumbu kita
hehehehehe
met pagi sis - Aras Sandi pelari jarak jauh tenan masku siji iki kok..wiiihhh jian nyoto tenan imajine
- Erny Susanty masih bersambung juga...tetap sabar menunggu ya drieee....keren..keren...i
majimu tumpah ruah di sini yakk :) - SusyAyu Dua penyampaian yang mengalir,mas....aku mengikuti sampai tercekat.....:)
- >>
astaganagaaaaa..Andrie Enrique Ayyas Camarena..km smakin menjadi2..membwt aq g mau nunggu lama lanjutannya..
tokoh2nya smkn membwt jantung"ku berdentam sprti kecepatan F1..
Lanjuuuuutkaaaaaan..ho ho hoo - Dinda Clyte wah bikin tanda tanya besar nich.. ada apakah diepisode selanjutnya heheh.. ditunggu bangeeettt kk :)
- Deena Buditomo andrie, aku suka ibu.. ada cinta, perjuangan, endurance, dan airmata..so humane.. masih nebak endingnya... gak sabaaaarrr
- Cepi Sabre semakin seru. jangan lupa untuk tetap menjaga bahasanya, mas andrie. bagian pertama sanagt-sangat puitis soalnya.
- Ditha Lastcocaine Arts wah, ini cihui,... aku seperti terjerembah dalam luapan perasaanmu dan itu menakjubkan,... karyamu luar biasa brader, saya menikmatinya
- Arther Panther Olii idem bro Cepi, makin seru dan mencekam. wah, berdebardebar nih nanti lanjutannya.
sip dan salamku mas Andrie. :) - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
sebenaryaaku udah ngos ngosan mas Aras Sandi
wes megap megap tenan ki
makasih ya mas
met pagi - Andrie Enrique Ayyas Camarena makasih ya my sweet sista Erny Susanty
semoga ini tidak cepat membosankan bagimu
met pagi sis - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe
aku banyak belajar darimu note notemu mbak SusyAyu Dua
makasih sekali atas ilmunya ya
met pagi mbak - Andrie Enrique Ayyas Camarena sama sama mas Hadi Napster
mohon maaf jika belum sempat memenuhi undanganmu di diskusi sastra online
mohon maaf sekali mas>
soalnya lagi banyak kerjaan mas,hehehe - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahahaha
aduuh mommie Sue Munggaran
kalo terlalu cepat aku bisa terjungkal mom
makasih ya mom
sipp - Hadi Napster :::::::
Andrie Enrique Ayyas Camarena
Oh iya Kang Mas, tidak masalah.
Dahulukanlah aktivitas rutin, lain kali kan masih ada, hehe....
Salam, - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
bentar ya sis Dinda Clyte
lagi mencari inspirasi dulu nih
met pagi ya
makasih sekali - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahahah
waaahhh, aku bisa jatuh nih sis Dalasari Pera
bagiku kau juga sangat hebat sekali
siipp..:) - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
bentar ya mbak Deena Buditomo
lagi berpikir untuk menambah ceritanya nih
makasih sekali mbak - Andrie Enrique Ayyas Camarena terima kasih sekali mas Cepi Sabre
mohon saran dan masukannya terus
siipp mas..:) - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
aah, aku terlalu memuji mas Last Coccaine Dark Poetry
aku baru belajar nih
met pagi ya - Andrie Enrique Ayyas Camarena terima kasih mas Arther Panther Olii
mohon saran dan masukannya ya
met pagi mas - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe
aduuuh, senangnya punya teman yang baik hati dan pengertian kayak kamu mas Hadi Napster
tapi aku sering juga mencuri dan membaca karya karya teman kita
di diskusi
meski belum memberikan komentar
hehehehe - Andrie Enrique Ayyas Camarena hehehehehe
mbak Betari Durga Mahisashuramardini
udah di baca bener nih?
xixixixixixi
makasih ya mbak - Elly Dharmawanti aq kok agak2 kesuliyan ya memcerna beberapa alinea dlm sambungan tulisanmu kali ini ya ayyas,kok spertinya terlalu melompat2 dr pragraf ke pragrap lainnya hehe
- Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahaha
makasih sis Elly Dharmawanti, atas masukkan
hiks
eh, yang ke 4 udah aku buat malam ini
bisa kau lihat di noteku jika kamu tidak keberatan
hehehehehehe - Marsya Aqilla aku suka part dr.Rizal..konflik baru sepertinya..wuihhh..makain
penasaran....go to #4# - Andrie Enrique Ayyas Camarena hahahahahaha
waahhh..mbak Seroja White ini memang pinter banget
makasih ya mbak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar