Senin, 02 April 2012

Takdir Waktu Kematianku Di Atlantis

Takdir Waktu Kematianku Di Atlantis

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 11 Februari 2011 pukul 22:00 ·
Takdir Waktu Kematianku Di Atlantis

senja di tikungan malam
menangis menggigil rindu
air matanya hitam di luruhnya kunangkunang
seperti anggur kematian

anggur yang tertelan waktu
mengaliri takdirku
mengembara di rimba
menyisiri jiwa puisi
memabukkan gelombang di laut
membekukan puncak gunung

malam semakin pekat
suara seruling sang pengembala bersahutan
tertawa dan berlompatan di rerumputan
hati sunyiku berjatuhan
keajaiban bermunculan
liar berlarian

takdir tersenyum
dengan pedang terhunus
jantung pelangi memudar
di lingkaran waktu yang tercuri

perjanjian waktu dengan tinta darah
tergores di pesisir pantai
sampai ujung atlantis
membuat waktu mabuk sempoyongan
dan takdir memalingkan mukanya

usiaku berhenti dan membusuk
mati di gerbang keabadian
sulit  kumasuki
serta kudobrak pintunya

aku mati
tanpa bisa ku baca
ku mengerti
dan kupahami

ketika dewa neptunus mencengkeram samudera
anakanak air atlantis menyembunyikan jasadku
meniup ruhku ke langit
menjadi awan yang berarak
untuk meneteskan hujan
ke seluruh alam semesta

Padepokan Halimun, 11 Februari 2011


· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar