Senin, 02 April 2012

Mungkin malam mengetahui maksudku

usai hujan berbisik,
membawa bait bait gerimis
kau masih berteduh di dadaku,
mengikat janji yang mengaliri hati
dan senja yang terbang melintas
melarut di pipi

ada sepasang rindu menggeliat lewat puisi
kemudian jatuh berserak, menemani
mendung yang meleleh di mata

“Aku mencintaimu,” katamu, menunduk
membuang tatap yang mengisak

di wajahmu, kerinduan melahirkan sejuta kenang
saat menanti telponku, dan
percakapan pelan pelan pindah ke ranjang:

nafasku terengah mencium bibirmu



Padepokkan Halimun, 13 Desember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar