usai hujan berbisik,
membawa bait bait gerimis
kau masih berteduh di dadaku,
mengikat janji yang mengaliri hati
dan senja yang terbang melintas
melarut di pipi
ada sepasang rindu menggeliat lewat puisi
kemudian jatuh berserak, menemani
mendung yang meleleh di mata
“Aku mencintaimu,” katamu, menunduk
membuang tatap yang mengisak
di wajahmu, kerinduan melahirkan sejuta kenang
saat menanti telponku, dan
percakapan pelan pelan pindah ke ranjang:
nafasku terengah mencium bibirmu
Padepokkan Halimun, 13 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar