Puisi ini di karang Oleh Mbakku, Kembara Gelungan Hitam. Aku sering membacanya berulang ulang.Indah Sekali, aku berharap bisa menulis seperti ini.
Monolog Jaman
aku lahir dari fragmenfragmen purba
kisah penanggalan nabi dalam buku tua
tak mengerti apapa
tak paham apapa
yang kuyakini hanya lapar dan dahaga
lekat dengan tidur panjang
di ranjangranjang kepalsuan
seperti halnya kemakmuran
seperti halnya kesuburan
yang penuh keriangan
dan kini mulai dirindukan
sebenarnya ayah benar dengan menakar
untungrugi hasil bumi di pasar
sebetulnya ibu tak memanggul kesalahan
saat berada di sebuah pilihan
namun jalan telah memilih
tapi aku lebih suka berdalih
hingga waktu hanya meletakkan pintupintu
dengan lubang kunci yang hanya satu
kali ini kenyataan, mengajariku jadi cerdas
bukan hanya pintar yang sekedar
tak perlu nalar
sebab hidup hanya memerlukan kegilaan
yang total dan kebal
; menaklukan jaman
IG KembaRa
met milad untuk Mbakku yang cantik : Ira Ginda, KembaRa Gelungan Hitam, Tirai Keranda Salju...:-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar