Minggu, 01 April 2012

Mantera Sihir Yang Berantakan

Mantera Sihir Yang Berantakan

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 1 Maret 2011 pukul 14:57 ·
Mantera Sihir Yang Berantakan
: Penyair yang memiliki mahkota di atas kepalanya

1.

seraut wajahmu muncul dari embun
yang membasahi mimpiku tadi malam
mencumbu tidurku di tenda biru
menyetubuhi cahaya rembulan yang tertunduk malu
membungkus dinginnya tulang-tulang tubuhku
saat panah api menembus jantungku
membakarku, lalu
kabut es  membekukan taring-taring pagi
untuk ku usap-usap dalam doa

anggur yang kau hidangkan memabukkan aliran darahku
jiwa layu mengering
tergeletak menguliti rahim puisi
berteriak-teriak
mengumpat jejak wanita tua yang kesepian
dengan suara parau dan bergetar
mencabik-cabik hatimu
kemudian memenggal mahkotamu di singgasana matahari
dan ku ikat di belakang ekor rambutku

gerimis menangis,
meninabobokkanmu
memperkosamu
menarik anak-anak awan berlarian di garis depan
menyelusup di dedaunan rindang
menempel di ranting pohon
kemudian berlutut di bawah telapak kaki ibu
untuk menarikan setitik sunyi
yang menancap di rerumputan

kua-kuda liar  menyeret ruhku di padang rumput
menggantungnya di tengah alun-alun kota
samapai mati  dan hancur
tapi jendela puisimu berkedip-kedip dan terbuka
memberikan ruh baru bagi jiwaku
hidup bersama kartu-kartu poker
yang sering kau mainkan bersama bintang-bintang di langit

kau dan aku,
saling terikat takdir
terhimpit di ruang hampa
bersama-sama mabuk kejujuran
tergila-gila pada cinta yang tersembunyi
kritis melawan rezim penguasa
pada nafas tanpa spasi
pada koma tanpa jarak
menghisap racun dongeng
sirna tertiup angin imajinasi

kata-katamu menetesi hatiku yang membatu
melubangi untuk menutup perbincangan kita yang tertunda
saat sarapan pagi menjadi selarik pelangi
mewarnai sekawanan ternak domba gurun sahara
kau bunuh satu persatu gembalanya
sebelum hujan melogika kematian di sudut matamu

musim semi tertutup keriput di mukamu
terlihat kumal dan lusuh
tapi mantera sihirmu tetap hidup di hatiku
dan jika aku boleh memilih
di antara siang dan malam
laut dan daratan
kau adalah senja yang menghangatkan pantai berpasir putih
dengan cinta kasih


2.

saat melihatmu pertama kali
di musim semi bulan merindu
jantungku berdetak  tak karuan
grogi
kikuk
and so nervous
nada-nada cintaku menjadi salah kaprah
tak tentu arah

minggu ini,
udara dingin membekukan rerumputan
hujan masih  bersembunyi di balik awan
dan kau masih memakai payung di atas kepalamu
payung hitam bersulam tarian bidadari kecil
membuatmu terlihat lucu
and so cute
seperti burung hantu yang patah sayapnya
setelah jatuh dari tebing

angin yang lahir dari air ketuban ibu
membawamu mendaki gunung-gunung
menyeberangi sungai-sungai
mengarungi lautan
sampai kau  menjadi awan
yang bisa menurunkan hujan

aku sering mengintipmu dari balik jendela kamar
kamar tempat kau sering menangis sendirian
jika penyesalan menjadi bintang di langit
"hei,"kataku
"Jangan menangisi kelahiranmu," bisikku
karena cinta itu sadis dan menyusahkan
kau tersenyum simpul
sekilas kutahu gemuruh hatimu
yang meledak-ledak

di kebun belakang
para kurcaci berjoget riang
kita bermain memetik bunga peri putih
tertawa gembira
berlarian bersama kumbang madu
dan kupu-kupu terbang di atas kepalamu
hinggap di hidungmu
membuat pipimu merah merona
so beautiful
kita belajar  memaknai rasa
yang di garis bawahi pada tiap suku kata

masih kubaca pesanmu tadi malam
penuh cumbu rayu
memabukkan ujung nafsuku
ada percikan kecil di hatiku
ketika pada hitungan  ke 3
kau menghilang di balik ilalang
tempat kita dulu pernah bermain petak umpet
untuk menemukan cinta yang hilang

Nb : Puisimu memang  harus di mengerti

Padepokan Halimun, 1 Maret 2011

· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar