Minggu, 01 April 2012

Jurnal Untuk Sang Maestro

Jurnal Untuk Sang Maestro

oleh Andrie Enrique Ayyas Camarena pada 19 Februari 2011 pukul 15:22 ·
Jurnal Untuk Sang Maestro
: Jurnal Sastra Tuhan Hudan
( salam hangat dan hormatku Bang Hu Hi )


1.
selamat pagi jurnalku

mentari pagi menggantungkan long dress putih
mengorgasme kabut di rerumputan
membebaskan expresiku dalam 3 detik
mengatur nafasku yang berbau alkohol
dari sebotol martini tadi malam
yang kita minum di balik selimut kata-kata

jendela kamarmu bersenandung memanggil burung-burung
menjerat kumbang malam
mengikat gerimis pagi
dengan sayap-sayap kesunyian

vocal dan konsonan menjadi absurb
samar-samar dan tak jelas tertiup  angin
membungkus embun yang menggantung di ranting pohon
pohon buah apel merah tua
yang biasa kuletakkan di atas kepalamu
jika ingin memanah cintamu
karena aku adalah anak kecil bersayap awan
menggilai nada-nada sumbang dari mulutmu

puisi cintamu membutakan akal  sehatku
puisi yang kau tulis sebelum pagi menggantikan subuh
penuh huruf-huruf bermake up tebal
berlipstik merah beralis bulan  sabit
kau adalah puisi wanita setengah telanjang
tersimpan di ruangan berkaca
tanpa bisa kesentuh dan kuraba

sarapan pagi ini
you look so cool
tapi tak banyak bicara
seperti orang asing
tidak mengenal bahasa keseharian kita
seperti aku rumania kau indonesia
tak saling menyapa dan mengerti

menikahi ide-ide gilamu, berarti
memonogami puisiku seumur hidup
diriku masih bocah yang menjadi budak kecil
bertelanjang dada
berlarian di padang ilalalng
untuk mengejar punggungmu
yang tertutup cahaya rembulan

pikiranku terbang tak tentu arah
pintu hatiku terkunci
sisa-sisa  cemburuku tertidur pulas
piring melankoliaku kosong
untuk menerima hidangan  utama yang kau sajikan
di ujung aksara yang mempunyai ingatan ruh

dinding tidak  mempunyai mata
mengawasi polah tingkah si petualang kata
menyelinap ke kamar tidurmu
menggerayangi lalu mencuri huruf-huruf  vitalmu
tapi cinta kita bukan cerita sitkom tv
dengan rating iklan tinggi, sayang
karena cinta akan terasa lebih dekat
jika nurani dan akal sehat lebih banyak berbicara

hhuuaaa............
menjadi pengantin sastramu membuatku lebih sunyi 180 derajat
sedikit nakal seperti pencuri kecil
"aku belum pernah bertemu pencuri kecil itu,"bisikmu
"well, come to your little thief," i said
matahari tenggelam di barat laut
langit senja membakarku ruhku
menjadi lelaki ikan di lautan para perompak
yang ingin meminangmu menjadi pasangan puisiku



2.
selamat malam jurnalku

malam ini
senyummu manis sekali
menggemeskan
mungkin aku jatuh cinta padamu

pada saat kau ulang tahun
aku ingin memberimu hadiah
dan kecupan kecil di ruh sunyimu

tunggu, rasa cintaku tak bisa di hitung dengan jari
karena cintaku belum siap untuk mengungkapkan isi hati

sebelum musim hujan tahun kemarin
dalam ingatanku,
kau adalah lelaki yang paling suka ku rayu
sedikit glamor
heboh
dan memabukkan!


Padepokan Halimun 19 Februari 2011
· · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar